Melihat Lebih Dekat Bentuk Coronavirus Penyebab COVID-19
“Virus corona merupakan keluarga virus yang menaungi SARS-CoV-2 yang terjadi saat ini. Penggunaan kata “corona” sendiri merujuk pada bahasa latin yang artinya mahkota. Lantaran bentuk selubung virus corona menyerupai mahkota atau korona matahari yang terbuat dari. Selain itu, perlu diketahui bahwa selubung virus memiliki satu untai RNA positive sense.”
Halodoc, Jakarta – Pandemi COVID-19 akibat coronavirus jenis SARS-CoV-2 masih menjadi kekhawatiran yang melanda sebagian besar wilayah di dunia. Pasalnya, virus tersebut menginfeksi dengan cara menyerang pernapasan dan berisiko mengancam keselamatan jiwa pengidapnya. Terutama kini, kemunculan beberapa Variant of Concern (VoC) juga kembali menimbulkan lonjakan kasus penularan coronavirus.
Maka dari itu, penting untuk mempelajari coronavirus lebih dalam. Hal ini bertujuan agar kesadaran mengenai COVID-19 dapat lebih ditingkatkan. Lantas, kira-kira bagaimana bentuk coronavirus penyebab COVID-19? Yuk, kenali lebih dekat bentuknya di sini!
Bentuk Coronavirus Penyebab COVID-19
Virus corona merupakan keluarga virus yang menaungi SARS-CoV-2 yang terjadi saat ini. Penggunaan kata “corona” sendiri merujuk pada bahasa latin yang artinya mahkota. Hal ini lantaran bentuk selubung virus corona menyerupai mahkota atau korona matahari. Sementara itu, penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus SARS-CoV-2 adalah COVID-19. Penyebutan COVID-19 untuk mendeskripsikan penyakit yang terjadi merupakan akronim dari “Coronavirus diseases 19”.
Berdasarkan sebuah penelitian yang diterbitkan pada Cleveland Clinic Journal of Medicine berjudul COVID-19: Coronavirus replication, pathogenesis, and therapeutic strategies, coronavirus merupakan virus berselubung sferis yang mengandung satu untai RNA positive-sense (mirip dengan mRNA inang).
Perlu diketahui bahwa RNA merupakan singkatan dari ribonukleat acid, yaitu salah satu materi genetik yang terdiri dari nukleotida. Pada tubuh manusia, RNA berperan sebagai pembawa informasi genetik dan menerjemahkannya dalam sintesis berbagai jenis protein.
Selain memiliki satu untai RNA positive sense mirip dengan mRNA inangnya, bentuknya terbuat dari protein glikosilasi bernama spike protein atau protein spike. Di samping protein spike, corona virus juga memiliki tiga jenis protein struktural lain yang bernama protein amplop, membran, dan nukleokapsid.
Bagaimana Penularan COVID-19 dapat Terjadi?
Spike protein pada virus penyebab COVID-19 merupakan penentu utama dalam masuknya virus ke dalam sel target inangnya, yakni manusia. Perlu diketahui bahwa reseptor untuk SARS-Cov dan SARS-CoV-2 adalah angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2). Angiotensin-converting enzyme 2 sendiri merupakan enzim yang berada pada permukaan sel yang berperan dalam mengontrol tekanan darah.
Sementara itu, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bukti saat ini menunjukkan bahwa penyebaran coronavirus terjadi ketika orang-orang melakukan kontak dekat satu sama lain, seperti ketika berbicara.
Nah, virus dapat menyebar dari mulut atau hidung orang yang terinfeksi dalam partikel cairan kecil atau droplet. Droplet tersebut dapat mengalir melalui udara ketika seseorang yang terinfeksi batuk, bersin, berbicara, bernyanyi atau bernapas. Alhasil, orang lain yang sehat kemudian dapat tertular virus penyebab COVID-19 ketika droplet atau partikel infeksius yang melewati udara terhirup dalam jarak dekat.
Selain melalui kontak dekat dengan seseorang yang terinfeksi, COVID-19 juga dapat menyebar melalui ruangan ramai dengan sistem ventilasi yang kurang baik. Maka dari itu, penting untuk selalu menerapkan protokol kesehatan seperti mengenakan masker, menghindari kerumunan, hingga mencuci tangan secara rutin, bilamana memang harus keluar rumah.
Itulah penjelasan mengenai bentuk coronavirus penyebab COVID-19. Secara garis besar, bentuk coronavirus memiliki beberapa ciri unik yang perlu diketahui. Misalnya seperti ciri morfologi khusus dari selubung yang memiliki bentuk seperti mahkota matahari, hingga memiliki satu untai RNA positive sense mirip dengan mRNA inangnya.
Saat ini, kemunculan Variant of Concern (VoC) dari COVID-19 seperti Delta dan Omicron kembali menyebabkan kekhawatiran. Sebab, kedua varian tersebut diketahui memiliki tingkat penyebaran yang lebih cepat. Jika kamu mengalami sejumlah gejala dari COVID-19 seperti radang tenggorokan, segeralah menghubungi dokter.
Melalui aplikasi Halodoc, kamu bisa menghubungi dokter untuk meminta saran medis terkait kondisi kesehatanmu dan kapan waktu yang tepat untuk menjalani tes pemeriksaan COVID-19. Tentunya lewat fitur chat/video call secara langsung pada aplikasinya. Jadi tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang!
Referensi:
Cleveland Clinic Journal of Medicine. Diakses pada 2022. COVID-19: Coronavirus replication, pathogenesis, and therapeutic strategies
WHO.int. Diakses pada 2022. Coronavirus disease (COVID-19)
WHO.int. Diakses pada 2022. Coronavirus disease (COVID-19): How is it transmitted?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan