Melatih Penciuman Bantu Percepat Pemulihan Kehilangan Penciuman karena COVID-19
“Pada COVID-19 kehilangan penciuman muncul sebagai gejala awal dan bisa jadi berkepanjangan. Melatih penciuman dengan membaui aroma-aroma tertentu seperti rebusan air jahe, rebusan mint, atau minyak kayu putih dapat membantu mengingatkan kembali indra penciuman akan kemampuannya membaui sesuatu.”
Halodoc, Jakarta – Salah satu gejala COVID-19 adalah kehilangan penciuman. Terkadang pengidap COVID-19 bisa mengalami kehilangan penciuman yang berkepanjangan. Selama ini pengobatan steroid disinyalir dapat membantu proses pemulihan kehilangan penciuman. Namun, para ahli menilai menjalani pelatihan penciuman bisa membuatnya jauh lebih baik.
Latihan penciuman yang dimaksud adalah adalah proses yang melibatkan mengendus bebauan yang berbeda selama beberapa bulan untuk melatih otak mengenali bau yang berbeda. Metode ini termasuk metode murah, sederhana, dan tidak memiliki efek samping.
Melatih Jalur Penciuman Mengenali Kembali Aroma Berbeda
Kehilangan penciuman adalah salah satu gejala utama infeksi virus corona, bersamaan dengan demam dan batuk yang terus-menerus. Dalam kebanyakan kasus, kehilangan penciuman akan kembali dengan sendirinya setelah sembuh.
Namun, tidak semua seberuntung itu. Ada beberapa penyintas COVID-19 yang masih kehilangan penciuman dua bulan setelah sakit. Salah satu pengobatan yang telah diresepkan oleh dokter adalah rangkaian obat yang dikenal sebagai kortikosteroid, yang menurunkan peradangan dalam tubuh, dan sudah digunakan untuk mengobati kondisi seperti asma.
Baca juga: Ketahui Segala Hal Mengenai COVID-19
Kortikosteroid memiliki efek samping, sehingga tidak direkomendasikan untuk diberikan kepada penyintas yang mengalami efek samping kehilangan penciuman. Adapun efek samping steroid adalah retensi cairan, tekanan darah tinggi, dan masalah dengan perubahan suasana hati dan perilaku.
Itulah sebabnya terapi penciuman atau melatih penciuman lebih disarankan untuk dilakukan. Menurut International Forum of Allergy & Rhinology, melatih penciuman dengan membaui sesuatu yang familiar dapat mempercepat pemulihan penciuman setelah infeksi COVID-19.
Jeruk, aroma mint, bawang putih, atau kopi adalah bebauan khas yang direkomendasikan untuk dihirup. Membaui ini selama dua kali sehari dapat mempercepat pemulihan indra penciuman dengan cara melatih jalur penciuman otak untuk mengenali bau yang berbeda.
Baca juga: Inilah yang Terjadi saat Indra Penciuman Hilang
Terapi ini bertujuan bekerja berdasarkan kemampuan otak untuk mengatur ulang dirinya sendiri untuk mengkompensasi perubahan atau cedera. Selain bebauan yang sudah disebutkan tadi, rebusan air jahe, minyak kayu putih, atau cengkeh dapat membantu merangsang indra penciuman.
Kalau kamu punya pertanyaan mengenai pemulihan setelah infeksi corona bisa ditanyakan langsung ke dokter di Halodoc. Kamu juga bisa buat janji untuk pemeriksaan kesehatan lewat Halodoc.
Kenapa COVID-19 Bisa Memicu Gangguan Kehilangan Penciuman?
Cara kamu bisa membaui sesuatu adalah hasil kerja sekelompok sel saraf yang disebut neuron sensorik penciuman. Sel saraf ini terletak di bagian belakang hidung dalam struktur yang disebut bulbus olfaktori. Neuron-neuron ini memiliki proyeksi seperti rambut kecil yang memanjang ke dalam lapisan hidung yang tertutup lendir dan akan merespons molekul bau yang dihirup melalui hidung.
COVID-19 menginfeksi neuron penciuman ini sehingga membuat pengidap ataupun penyintas COVID-19 kehilangan kemampuan untuk membaui dan merasakan. Sebenarnya kehilangan indra penciuman setelah mengalami infeksi pernapasan virus bukanlah sesuatu yang baru.
Baca juga: Tidak Dapat Mencium Ini Gejala dari Anosmia
Kamu juga mengalaminya saat pilek. Hal yang sama tidak terjadi ketika terinfeksi COVID-19. Hilangnya penciuman dan pengecapan sering kali merupakan gejala awal. Virus COVID-19 dapat dengan cepat menempel pada sistem saraf.
Virus dengan mudah naik ke hidung dan menempel pada saraf penciuman, yang berada di bagian atas hidung yang bertanggung jawab untuk menyampaikan informasi sensorik yang berkaitan dengan penciuman ke otak.
Namun, seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, kamu tidak perlu terlalu khawatir. Waktu pemulihan bervariasi dari orang ke orang. Ada penyintas yang bisa pulih penciumannya dalam beberapa hari, tapi ada juga yang membutuhkan waktu berbulan-bulan.
Orang yang mengalami gangguan penciuman setelah COVID-19 mungkin memiliki efek samping parosmia, di mana indra penciuman mereka kembali tetapi menjadi lebih sensitif. Latih saja indra penciumanmu secara intens dan pelan-pelan, sembari memulihkan kesehatan dengan konsumsi makanan sehat, bergerak aktif, berjemur di pagi hari dan pastinya hindari stres berlebih.