Melakukan Diet Karbohidrat, Adakah Efek Sampingnya?
Halodoc, Jakarta - Karbohidrat sering dianggap “musuh” oleh beberapa orang yang sedang berusaha menurunkan berat badan. Itulah sebabnya diet karbohidrat menjadi populer dan bercabang jenisnya, seperti paleo, Dukan, Atkins, dan south beach. Namun, adakah efek samping melakukan diet karbohidrat?
Sebenarnya, setiap metode diet memiliki risiko efek samping. Terlebih jika dilakukan tidak sesuai aturan dan berlebihan. Diet karbohidrat pun punya risiko efek samping. Mengingat karbohidrat merupakan salah satu nutrisi penting untuk menunjang fungsi tubuh.
Baca juga: Rahasia Bentuk Tubuh Ideal dengan Diet Golongan Darah
Berbagai Risiko Efek Samping Diet Karbohidrat
Prinsip yang digunakan diet karbohidrat untuk menurunkan berat badan yaitu mengurangi asupan karbohidrat dari makanan. Misalnya, nasi, pasta, roti, sereal, termasuk juga buah dan sayur yang mengandung karbohidrat. Pola makan yang ditetapkan biasanya tinggi protein dan lemak.
Bagi beberapa orang yang terbiasa mengonsumsi nasi atau sumber karbohidrat lain, diet ini tentu sulit dilakukan. Sebab, karbohidrat merupakan sumber utama energi tubuh. Jika asupan karbohidrat tiba-tiba dikurangi secara drastis, akan ada berbagai efek samping yang terjadi, seperti kelelahan, sakit kepala, bau mulut, lelah, sembelit, atau diare.
Tak hanya itu, jika dilakukan dalam jangka panjang, diet karbohidrat menyebabkan tubuh kekurangan vitamin dan mineral, pengeroposan tulang, gangguan pencernaan, dan berbagai penyakit kronis. Diet karbohidrat juga tidak boleh dilakukan oleh ibu hamil, karena dikhawatirkan bisa membahayakan janin.
Baca juga: Begini Cara Diet Mediterania Bisa Turunkan Berat Badan
Soal efektivitas penurunan berat badan, diet karbohidrat mungkin ampuh pada tahun pertama, dibanding diet rendah lemak. Namun, setelah satu tahun, penurunan berat badan kedua jenis diet tersebut bisa dibilang sama. Karena kebanyakan penelitian terhadap diet karbohidrat hanya berlangsung kurang dari satu tahun, masih belum jelas apakah diet ini aman dilakukan jangka panjang.
Meski begitu, para ahli meyakini penggantian kalori dari karbohidrat ke lemak dan protein hewani dalam jumlah besar bisa meningkatkan risiko berbagai penyakit. Terlebih, asupan protein dalam jumlah tinggi juga tidak disarankan bagi pengidap penyakit ginjal.
Tips Melakukan Diet Karbohidrat
Ada beberapa aturan dalam menjalani diet karbohidrat untuk meminimalisir risiko efek samping yang tidak diinginkan, yaitu:
- Ketimbang membatasi karbohidrat, sebaiknya lebih kurangi makanan manis, seperti permen, cokelat, biskuit, kue, dan minuman ringan dengan tambahan gula. Sebab, makanan dan minuman tinggi gula tersebut dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan meningkatkan risiko kerusakan gigi.
- Tetap konsumsi karbohidrat sekitar 0 – 30 gram dari total porsi makan. Beri tambahan asupan protein dan lemak baik seperti minyak zaitun dan alpukat, untuk memenuhi kebutuhan energi.
- Minum air putih yang banyak.
- Konsumsi sumber karbohidrat yang lebih sehat, seperti biji-bijian utuh, kentang, mi shirataki, sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan produk susu rendah lemak. Serat yang terkandung dalam makanan tersebut dapat membantu menjaga pencernaan tetap sehat dan membuat kenyang lebih lama.
Baca juga: Buah Segar atau Kering, Mana yang Lebih Tinggi Gula?
Hal terpenting yang perlu diingat adalah kebutuhan kalori dan energi setiap orang bisa berbeda-beda, tergantung jenis kelamin, usia, aktivitas sehari-hari, dan kondisi kesehatan yang dimiliki.
Jika ingin melakukan diet karbohidrat, sebaiknya download aplikasi Halodoc untuk berkonsultasi pada dokter gizi, agar bisa melihat melihat apakah pola makan ini cocok atau tidak bagi kamu.
Referensi:
The British Journal of Nutrition. Diakses pada 2020. Effects of low-carbohydrate diets v. low-fat diets on body weight and cardiovascular risk factors: a meta-analysis of randomised controlled trials.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Low-carb diet: Can it help you lose weight?
NHS Choices UK. Diakses pada 2020. The truth about carbs.
WebMD. Diakses pada 2020. Living Low-Carb.
MedicineNet. Diakses pada 2020. Eat the Right Type of Carbs.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan