Mati Rasa pada Wajah Jadi Gejala Stroke, Benarkah?
Halodoc, Jakarta - Mau tahu betapa seriusnya penyakit stroke secara global? Menurut The World Stroke Organization, sekitar 80 juta orang mesti berhadapan dengan penyakit ini. Tak cuma itu saja, ada lebih dari 13,7 juta kasus stroke baru tiap tahunnya. Sebanyak 60 persen kasusnya menyerang orang-orang di bawah usia 70 tahun.
Stroke bukanlah penyakit yang bisa dipandang sebelah mata. Terlambat sedikit saja untuk menanganinya, taruhannya amat fatal. Nah, pertanyaannya seperti apa sih gejala stroke? Benarkah mati rasa pada wajah bisa menandai penyakit ini?
Baca juga: 7 Penyebab Stroke Menyerang Usia Muda
Keluhan pada Wajah dan Organ Lainnya
Ketika stroke menyerang maka pengidapnya bisa mengalami beragam gejala atau keluhan pada tubuhnya. Di samping itu, gejala yang dialami tiap pengidapnya bisa berbeda-beda. Hal ini bergantung pada bagian otak yang terserang dan tingkat kerusakannya. Hal yang perlu diingat, gejala stroke bisa secara tiba-tiba.
Lalu, seperti apa gejalanya? Benarkah mati rasa pada wajah bisa menandai stroke? Umumnya, ada tiga gejala utama stroke yang mudah untuk diingat, salah satunya keluhan pada wajah. Di sini wajah akan terlihat menurun pada satu sisi dan tak mampu tersenyum karena mulut atau mata terkulai. Dengan kata lain, wajah tak hanya mengalami mati rasa saja.
Selain wajah, ada pula keluhan lainnya seperti mati rasa atau kelemahan pada lengan, kaki, dan terutama pada satu sisi tubuh. Gejala umum yang terakhir, yaitu perubahan cara bicara. Di sini pengidapnya akan mengalami masalah cara bicara, seperti ucapan yang tidak jelas, kacau, bahkan tak mampu berbicara sama sekali. Namun, ada pula gejala-gejala lainnya yang bisa menyertai, seperti:
-
Penglihatan menjadi buram. Stroke bisa menyebabkan penglihatan menjadi kabur, ganda, hingga hilangnya penglihatan pada satu mata.
-
Pusing atau kehilangan keseimbangan. Stroke bisa menimbulkan masalah saat berjalan, pusing, atau mual.
-
Rasa sakit. Rasa sakit sebenarnya bukanlah gejala khas dari penyakit ini. Akan tetapi, menurut sebuah studi sekitar 62 persen wanita lebih sering mengalami stroke nontradisional daripada pria. Salah satu yang gejala yang paling umum adalah rasa sakit.
-
Mual dan muntah.
-
Sulit menelan atau disfagia.
Nah, andaikan dirimu atau melihat seseorang yang mengalami gejala-gejala di atas, segeralah temui dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Baca juga: 5 Fakta Tentang Stroke yang Harus Diketahui
Pasokan Darah ke Otak Terganggu
Stroke juga dikenal sebagai the silent killer, lantaran penyakit ini sangat berbahaya dan bisa membunuh secara diam-diam akibat kelumpuhan otak. Kalau tak menyebabkan kematian, stroke masih bisa membawa dampak kecacatan bagi pengidapnya. Mengerikan, bukan?
Stroke merupakan kondisi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).
Kedua kondisi ini bisa menyebabkan kematian pada sel-sel otak. Sebab tanpa asupan oksigen dan nutrisi, sel-sel otak tak akan bisa hidup untuk menjalankan fungsinya. Ingat, stroke merupakan keadaan darurat medis, sebab sel-sel otak bisa mati hanya dalam hitungan menit.
Tuh, sangat mengkhawatirkan bukan?
Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Referensi:
NHS Choices UK. Diakses pada 2020. Stroke.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Diseases & Conditions. Stroke.
Healthline. Diakses pada 2020. Symptoms of Stroke in Women: How to Identify a Stroke and Seek Help.
Healthline. Diakses pada 2020. Everything You Need to Know About Stroke.
The World Stroke Organization. Diakses pada 2020. Global Stroke Fact Sheet.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan