Mata Mudah Merah dan Keluarkan Kotoran, Waspada Tanda Mata Kering
Halodoc, Jakarta – Sindrom mata kering merupakan kondisi kronis dan biasanya progresif. Jika kamu memiliki sindrom mata kering, mata tidak bisa menghasilkan cukup air mata atau tidak dapat mempertahankan lapisan air mata normal untuk melapisi mata.
Akibatnya, mata tidak bisa menghilangkan debu dan iritasi lainnya. Ini dapat menyebabkan gejala mata pedas, mata terasa terbakar, rasa sakit, dan mengalami kemerahan
Membaca dalam jangka waktu panjang, bekerja di depan komputer, atau menghabiskan berjam-jam di lingkungan yang kering dapat semakin memperburuk kondisi mata kering. Jika kamu memiliki sindrom mata kering, mata mungkin juga rentan terhadap infeksi bakteri atau permukaan mata bisa meradang yang menyebabkan jaringan parut pada kornea. Meskipun tidak nyaman, sindrom mata kering hampir tidak pernah menyebabkan kehilangan penglihatan permanen.
Baca juga: 6 Cara Alami Atasi Sindrom Mata Kering
Gejala lainnya, termasuk robekan berair atau lendir di mata. Kamu mungkin menemukan bahwa mata menjadi cepat lelah daripada sebelumnya atau mengalami kesulitan membaca atau duduk di depan komputer dalam waktu lama. Perasaan memiliki pasir di mata dan penglihatan kabur adalah gejala yang umum.
Air mata memiliki tiga lapisan. Ada lapisan luar berminyak, lapisan tengah berair, dan lapisan lendir dalam. Jika kelenjar yang menghasilkan berbagai elemen air mata meradang atau tidak menghasilkan cukup air, minyak, atau lendir, maka dapat menyebabkan sindrom mata kering. Ketika minyak hilang dari air mata, mereka dengan cepat menguap dan mata tidak dapat mempertahankan pasokan air yang stabil.
Penyebab sindrom mata kering, meliputi:
-
Terapi penggantian hormon
-
Terpapar angin atau udara kering, seperti paparan konstan ke pemanas selama musim dingin
-
Alergi
-
Operasi mata LASIK
-
Beberapa obat, termasuk antihistamin, dekongestan hidung, pil KB, dan antidepresan
-
Penuaan
-
Pemakaian lensa kontak jangka panjang
-
Menatap komputer selama berjam-jam
-
Tidak cukup berkedip
Sindrom mata kering lebih sering terjadi pada orang berusia 50 dan lebih tua. Diperkirakan ada 5 juta orang Amerika Serikat, dalam kelompok usia ini dengan kondisi tersebut. Mayoritas dari mereka adalah perempuan, walaupun kerap terjadi pada laki-laki juga. Perempuan yang sedang hamil, menjalani terapi penggantian hormon, atau mengalami menopause lebih berisiko terkena gangguan mata ini. Kondisi mendasar berikut ini juga dapat meningkatkan risiko kamu mengidap mata kering, yaitu:
Baca juga: 3 Kebiasaan Ini Bisa Sebabkan Mata Kering
-
Alergi kronis
-
Penyakit tiroid atau kondisi lain yang mendorong mata ke depan
-
Lupus, rheumatoid arthritis, dan gangguan sistem kekebalan tubuh lainnya
-
Keratitis, yang terjadi karena tidur dengan mata terbuka sebagian
-
Kekurangan vitamin A, yang tidak mungkin terjadi jika kamu mendapatkan nutrisi yang cukup
Jika mata kamu terasa kering dan tiba-tiba mendapati diri tidak dapat melihat sebaik dulu, kunjungi dokter spesialis mata segera. Setelah menggambarkan gejala, kemungkinan kamu akan menjalani tes yang memeriksa jumlah air mata di mata, seperti lampu cerah, atau biomikroskop, dan pemeriksaan air mata. Untuk tes ini, dokter akan menggunakan pewarna, seperti fluorescein untuk membuat lapisan air mata pada mata lebih terlihat.
Baca juga: Mata Kering Bisa Sebabkan Mata Minus, Benarkah?
Tes Schirmer juga dapat digunakan untuk mengukur seberapa cepat mata menghasilkan air mata. Ini menguji tingkat produksi air mata menggunakan sumbu kertas yang ditempatkan di tepi kelopak mata. Dokter mata mungkin juga merujuk kamu ke spesialis atau ke ahli alergi tergantung pada penyebab kondisimu.
Kalau ingin tahu lebih banyak mengenai mata kering dan cara mengatasinya, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan