Masih bisa Terinfeksi, Ini Gejala COVID-19 setelah Vaksin Lengkap
“COVID-19 masih menjadi pandemi. Sejauh ini, salah satu cara yang dilakukan untuk memutus penularan virus penyebab penyakit ini adalah dengan vaksinasi. Namun, ternyata orang yang sudah divaksin masih berisiko terinfeksi virus. Mengapa demikian?“
Halodoc, Jakarta – COVID-19 masih bisa menyerang orang yang sudah melakukan vaksinasi. Bahkan, virus corona masih sangat mungkin menginfeksi orang yang sudah mendapatkan vaksin lengkap, yaitu dua dosis vaksin COVID-19. Sebenarnya, mengapa hal ini bisa terjadi? Apa saja gejala yang bisa muncul pada orang yang terinfeksi virus setelah mendapatkan vaksin lengkap?
Ada sejumlah faktor yang bisa menyebabkan infeksi virus corona, termasuk pada orang yang sudah mendapatkan vaksin. Secara umum, hal ini bisa terjadi akibat paparan virus sebelum atau setelah mendapatkan vaksin. Perlu dipahami, virus memiliki masa inkubasi sehingga mungkin saja belum terdeteksi di awal.
Sementara itu, vaksin membutuhkan waktu beberapa hari hingga minggu untuk membangun kekebalan tubuh. Jika virus corona menyerang pada rentang waktu tersebut, risiko infeksi tentu menjadi nyata. Selain itu, meski vaksin COVID-19 sudah membentuk kekebalan tubuh, risiko terinfeksi COVID-19 juga masih mungkin terjadi. Hanya saja umumnya gejala yang dialami pasien tidak berat.
Baca juga: Mencuci Hidung Bisa Cegah COVID-19, Benarkah?
Gejala COVID-19, Meski Telah Vaksin Lengkap
Kabar baiknya, sejauh ini vaksin terbukti efektif dalam melindungi tubuh. Memang masih ada risiko terjadinya infeksi, terutama jika ada paparan virus. Meski belum ada penelitian yang membuktikannya, tapi ada dugaan bahwa perlindungan yang diberikan vaksin tidak berlangsung selamanya. Kamu mungkin harus mendapatkan vaksin kembali dalam jangka waktu tertentu, tujuannya untuk kembali merangsang pembentukan antibodi untuk melawan virus.
Kendati begitu, gejala COVID-19 pada orang yang sudah mendapatkan vaksinasi lengkap disebut lebih ringan karena sistem kekebalan tubuh telah terbentuk. Risiko munculnya komplikasi, bahkan kematian akibat infeksi virus juga menurun. Ada sejumlah gejala yang bisa muncul pada orang yang terinfeksi virus setelah mendapatkan vaksin, di antaranya:
- Keluar cairan atau ingus dari hidung,
- Mata terasa gatal,
- Mudah merasa lelah,
- Hilang penciuman (anosmia),
- Sakit tenggorokan,
- Sakit kepala.
Gejala-gejala tersebut mungkin muncul, akan tetapi bersifat ringan. Pada beberapa kasus, infeksi virus pada orang yang sudah divaksin bahkan tidak menunjukkan gejala sama sekali. Namun, perlu diingat kewaspadaan tetap harus dijaga dan sebaiknya selalu berhati-hati. Menerapkan gaya hidup sehat dan disiplin menjalankan protokol kesehatan yang tepat, bisa membantu memutus rantai penularan virus penyebab COVID-19.
Baca juga: Bagaimana Cara Mengatasi Stres Akibat Bosan di Masa Pandemi?
Lakukan Hal Ini Saat Terinfeksi
Boleh saja berharap untuk terhindar dari infeksi virus setelah divaksin. Namun, penting untuk menyadari bahwa kemungkinan selalu ada. Vaksin bisa bekerja secara efektif, tapi bukan berarti bisa secara langsung menggagalkan infeksi virus. Lantas, apa yang perlu dilakukan jika terinfeksi virus corona meskipun sudah mendapat vaksinasi lengkap?
Jawabannya isolasi mandiri. Terutama jika gejala yang muncul ringan, atau bahkan tidak ada sama sekali. Saat terkonfirmasi mengidap COVID-19, penting untuk segera melakukan isolasi mandiri di rumah selama 10 hari. Segera pisahkan diri dengan orang sekitar, misalnya orang yang tinggal satu rumah. Hal ini bertujuan untuk mencegah penularan virus ke orang lain.
Untuk gejala ringan, isolasi mandiri dikatakan selesai ketika pasien melakukan isolasi mandiri minimal 10 hari, ditambah 3 hari tanpa gejala, terhitung sejak gejala pertama kali muncul. Hal yang perlu ditegaskan, pasien tidak boleh memutuskan selesai isolasi mandiri tanpa persetujuan dari dokter atau fasilitas kesehatan terdekat.
Pada dasarnya, prosedur isolasi mandiri yang perlu dilakukan tidak jauh berbeda dengan yang selama ini diketahui. Pada pengidap COVID-19 yang sudah divaksin maupun belum, tata cara isolasi tetap sama.
Baca juga: Belum Bisa Divaksin, Ini Cara Jaga Kesehatan Anak Dibawah 12 Tahun
Jika butuh saran ahli selama menjalani isolasi mandiri, kamu bisa menghubungi dokter melalui aplikasi Halodoc. Sampaikan gejala atau pertanyaan seputar COVID-19 melalui Video/Voice Call atau Chat. Dapatkan tips isolasi mandiri dan rekomendasi hidup sehat dari dokter terpercaya. Download aplikasi Halodoc sekarang di App Store atau Google Play!