Masalah Pencernaan Bisa Menjadi Gejala Omicron
“Varian omicron tidak hanya bisa memengaruhi saluran pernapasan bagian atas, melainkan juga gangguan perut. Ini bisa jadi karena omicron menginfeksi mukosa usus, sehingga mengakibatkan peradangan. Varian baru omicron ini jauh lebih menular daripada varian sebelumnya. Meskipun omicron terasa seperti gejala biasa, varian ini bisa jadi berbahaya dan menyebabkan gejala jangka panjang.”
![Masalah Pencernaan Bisa Menjadi Gejala Omicron](https://d1vbn70lmn1nqe.cloudfront.net/prod/wp-content/uploads/2022/02/09032529/Masalah-Pencernaan-Bisa-Menjadi-Gejala-Omicron_Halodoc.jpg.webp)
Halodoc, Jakarta – Jika selama ini infeksi COVID-19 identik dengan sesak napas, demam, dan gejala seperti flu, faktanya infeksi COVID-19 varian omicron dapat menyebabkan gejala berbeda termasuk di antaranya adalah masalah pencernaan.
Varian COVID-19 sebelumnya, salah satunya varian pada umumnya menyebabkan gejala suhu tinggi, batuk terus-menerus, dan kehilangan atau perubahan pada indra perasa atau penciuman. Namun, omicron dikaitkan dengan gejala yang lebih dekat dengan flu biasa dan dalam beberapa kasus dapat memunculkan efek yang lebih tidak biasa yaitu gangguan pencernaan. Informasi selengkapnya mengenai masalah pencernaan sebagai gejala omicron bisa dibaca di sini!
Omicron Menginfeksi Usus Picu Gangguan Pencernaan
Orang yang sudah divaksinasi sebelumnya juga bisa terinfeksi omicron. Jika sekarang-sekarang ini kamu mengalami muntah, mual, dan sakit perut tanpa demam, ada kemungkinan kamu terinfeksi varian omicron, dan ada baiknya untuk segera melakukan tes COVID-19.
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, varian omicron tidak hanya bisa memengaruhi saluran pernapasan bagian atas, melainkan juga gangguan perut. Ini bisa jadi karena omicron menginfeksi mukosa usus, sehingga mengakibatkan peradangan.
Varian baru omicron ini jauh lebih menular daripada varian sebelumnya. Meskipun omicron terasa seperti gejala biasa, varian ini bisa jadi berbahaya dan menyebabkan gejala jangka panjang yang mengganggu kehidupan sehari-hari. Apalagi bagi orang yang belum divaksinasi ataupun mendapatkan booster serta mereka yang memiliki daya tahan tubuh lemah.
Jangan menganggap sakit perut, mual dan kehilangan nafsu makan sebagai flu biasa, jika kamu memiliki gejala demikian, segera isolasi diri. Diskusikan dengan dokter gejala ini sembari tetap mempertahankan hidrasi yang baik, makan seperti biasa, serta konsumsi makanan kecil yang sehat dan ringan termasuk kacang-kacangan. Hindari makanan pedas dan alkohol.
Sejauh ini, orang yang terinfeksi omicron adalah mereka yang berusia muda. Namun, kelompok usia senior juga bisa mengalami peningkatkan infeksi jika terpapar orang yang terinfeksi. Selain masalah pencernaan, gejala lain yang patut diperhatikan adalah:
- Pilek.
- Sakit kepala.
- Bersin-bersin.
- Batuk terus-menerus.
- Sakit tenggorokan.
Omicron juga kerap telah dikaitkan dengan keringat malam, kelelahan, nyeri di seluruh tubuh terutama punggung bagian bawah.
Orang yang terinfeksi omicron dapat menularkan orang lainnya selama 12 hari, yaitu dua hari sebelum gejala dimulai hingga 10 hari setelahnya. Selama waktu ini kemungkinan pengidapnya masih akan tetap positif saat dites COVID-19.
Orang yang terinfeksi omicron dapat menularkan infeksi kepada orang lain, bahkan jika mereka memiliki gejala ringan atau tanpa gejala sama sekali. Itulah sebabnya perlu melakukan isolasi mandiri.
Perlu dicatat bahwa periode infeksi 12 hari ini adalah tindakan pencegahan umum karena pengalaman setiap orang bisa jadi berbeda-beda. Jendela antara infeksi dan penularan mungkin lebih pendek untuk varian omicron ketimbang delta.
Itulah informasi mengenai omicron, gejala gangguan pencernaan karena infeksi omicron yang penting untuk diketahui. Kalau kamu masih punya pertanyaan mengenai omicron dan penanganannya, tanyakan saja langsung ke dokter lewat aplikasi Halodoc. Belum punya aplikasinya? Tunggu apalagi, yuk download sekarang juga!