Manja dan Delusional, Waspada Sindrom Cinderella Complex

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   30 Maret 2020
Manja dan Delusional, Waspada Sindrom Cinderella ComplexManja dan Delusional, Waspada Sindrom Cinderella Complex

Halodoc, Jakarta - Pernah mendengar istilah Sindrom Cinderella Complex? Ya, istilah ini merujuk kepada kondisi psikologi perempuan. Istilah ini pertama kali dipopulerkan oleh Colette Dowling, terapis asal New York melalui bukunya yang berjudul “The Cinderella Complex: Women's Hidden Fear of Independence”. 

Secara sederhana, fenomena psikologis ini membuat wanita cenderung menilai diri sendiri dan hidup mereka tergantung pada kedekatan sosok pelindung yakni pasangannya. Wanita dengan sindrom ini memiliki rasa takut akan kemandirian dan menghubungkan kebahagiaan mereka dengan status emosional mereka, sehingga mereka menginginkan akan datang "pangeran menawan" yang dianggap membawa kebahagiaan untuk mereka. 

Baca juga:  Mengatasi Anak yang Terlalu Manja dengan Kakek dan Nenek

Apakah Sindrom Cinderella Complex Tergolong Gangguan Mental?

Istilah ini bukan konsep yang digunakan dalam psikologi klinis atau psikiatri. Istilah ini hanya digunakan untuk menggambarkan pola perilaku tertentu yang didorong oleh kebiasaan, stereotip tentang perbedaan antara pria dan wanita.

Namun, jika pola perilaku yang dijelaskan sangat ditekankan dan mengganggu kualitas hidup orang atau lingkungannya, itu dapat menunjukkan adanya gejala karakteristik Personality Disorder atau Dependent Personality Disorder.

Lebih Jauh Tentang Cinderella Complex

Pola psikologis wanita dengan sindrom Cinderella Complex ini memiliki tiga karakteristik dasar yaitu keinginan tidak sadar untuk dirawat, diselamatkan, dan dirawat terus-menerus oleh orang lain bahkan di luar pasangan sentimental. Jenis perilaku ini dapat dijelaskan oleh beberapa faktor.

Menurut Colette Dowling, akarnya adalah sejumlah aturan sosial tertentu dan pola asuh yang salah malah membuat wanita jadi tidak mandiri. Di sisi lain, landasan budaya juga terus memberi makan sikap dan filosofi kehidupan semacam ini yang membuat perbedaan kuat antara apa yang pantas untuk sifat feminin dan apa yang sesuai dengan maskulin.

Sifat feminin digambarkan sebagai hal yang rapuh dan harus dijaga dari luar, sementara sifat maskulin adalah kuat, tegas dan mandiri. Kombinasi peran gender yang berasal dari persepsi terpolarisasi pria dan wanita ini menciptakan kemudian menghasilkan efek sampingnya, yaitu sindrom Cinderella Complex.

Baca juga: 10 Hal Tentang Wanita yang Enggak Diketahui Pria

Beberapa karakteristik wanita dengan pola perilaku, yaitu: 

  • Tingkat percaya diri yang rendah;
  • Ketergantungan konstan;
  • Takut meninggalkan zona nyaman;
  • Mengidealkan pasangan.

Jika kamu mengidentifikasi salah satu dari gejala-gejala ini, kamu bisa coba ceritakan masalah kamu lewat chat kepada psikolog di Halodoc. Ceritakanlah keluhan kamu dan psikolog akan memberikan saran dan membantu kamu mengubah keyakinan ini dan keluar dari kebiasaan  tersebut.

Namun, metode terbaik untuk memerangi atau mengubah perilaku ini sebetulnya adalah mencoba mencari kebahagiaan sendiri dan tidak perlu bersumber dari pasangan. Lakukanlah hal-hal untuk dirimu sendiri, tanpa harus menunggu seseorang datang untuk mengubah kenyataan. 

Cara Menghindari Sindrom Cinderella Complex 

Terdapat cara untuk mencegah kemunculan sindrom ini di orang-orang terdekat kamu, antara lain:

  • Jika kamu adalah orangtua dari anak perempuan, persiapkan hal-hal baik sebelum ia beranjak dewasa seperti kemandirian, dan keberanian. Ajari mereka bahwa penting untuk mempelajari hal-hal tertentu dan memiliki pengalaman sebelum menikah atau memulai sebuah keluarga.

  • Jika kamu adalah orangtua dari anak lelaki, ajari mereka untuk membantu di sekitar rumah sehingga para wanita tidak selalu diharapkan bertanggung jawab atas pekerjaan “feminin” yang ditetapkan oleh masyarakat.

  • Besarkan anak laki-laki dan perempuan dengan baik sehingga mereka mampu mencapai tujuan mereka dan memenuhi impian mereka sehingga mereka dapat bercita-cita untuk menikmati hubungan yang sehat dan seimbang di masa depan.

Baca juga: Melindungi Anak di Era Digital dengan Pola Asuh yang Tepat

Itulah penjelasan mengenai sindrom Cinderella Complex yang disebut sebagai pola perilaku dan bukan tergolong sebagai gangguan mental. Kebanyakan kasus ini muncul akibat dari pola asuh anak yang kurang tepat.

Jadi, sebaiknya orangtua harus memahami cara mendidik anak dengan tepat. Jika kamu masih butuh saran mengenai pola asuh anak, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan psikolog di Halodoc, ya!

 

Referensi:
New York Times Magazine. Diakses pada 2020. The Cinderella Syndrome.
Exploring Your Mind. Diakses pada 2020. The Cinderella Complex.
Yes Therapy Helps. Diakses pada 2020. What Is the Cinderella Complex and Why Does It Affect Women?