Manfaat Penggunaan Obat Lithium pada Pengidap Bipolar
“Manfaat lithium dalam mengobati bipolar adalah untuk mengurangi keparahan episode mania dan depresi. Obat ini bekerja dengan cara menstabilkan suasana hati pengidap.”
Halodoc, Jakarta – Lithium adalah salah satu obat yang paling banyak digunakan untuk mengobati gangguan bipolar. Obat ini bisa membantu mengurangi keparahan dan frekuensi episode mania, serta membantu mencegah depresi.
Pada sebagian besar gangguan mental yang menyebabkan depresi, hanya ada satu suasana hati yang ekstrem, yaitu depresi. Namun, orang dengan gangguan bipolar juga bisa mengalami suasana hati ekstrem yang kedua, yang disebut mania.
Episode mania bisa sama mengganggunya seperti halnya depresi. Oleh karena itu, pada pengobatan bipolar, mengobati depresi dan mania sama pentingnya. Nah, lithium adalah obat yang paling efektif dan sudah lama digunakan untuk mengobati kedua episode bipolar tersebut.
Manfaat Lithium untuk Gangguan Bipolar
Lithium adalah bahan kimia yang ditemukan di alam yang terkadang digunakan dalam obat-obatan untuk mengobati penyakit mental tertentu, terutama gangguan bipolar. Obat ini bertindak sebagai penstabil suasana hati dalam mengobati gangguan bipolar I jangka panjang. Penstabil suasana hati biasanya merupakan terapi lini pertama untuk gangguan mental tersebut.
Mau tahu apa saja obat-obatan untuk mengatasi bipolar yang biasa diresepkan oleh dokter? Baca di artikel ini: Ini Jenis-Jenis Obat Bipolar yang Biasa Diresepkan Dokter.
Lithium bekerja pada sistem saraf pusat seseorang (otak dan sumsum tulang belakang). Para ahli tidak tahu persis bagaimana lithium bekerja untuk menstabilkan suasana hati seseorang. Namun, obat tersebut diduga bisa membantu memperkuat koneksi sel saraf, di daerah otak yang terlibat dalam mengatur suasana hati, pemikiran dan perilaku.
Berikut manfaat lithium untuk mengobati gangguan bipolar:
- Mengurangi Keparahan dan Frekuensi Episode Mania
Lithium membantu mengurangi keparahan dan frekuensi episode mania, yaitu peningkatan skala suasana hati yang euforia. Pada episode mania, pengidap bisa menunjukkan gejala, seperti sangat bersemangat, atau gelisah dan mudah tersinggung, sulit tidur, memiliki pikiran yang berpacu, dan kehilangan nafsu makan.
- Mengatasi Depresi Bipolar
Bahan kimia ini juga bisa mengurangi keparahan gejala depresi bipolar. Bila pengidap berisiko untuk bunuh diri, lithium juga bisa membantu mengurangi perasaan ini. Obat ini juga membantu mencegah depresi terjadi di kemudian hari.
Lithium merupakan obat bipolar yang sangat efektif. Namun, bila obat ini dikonsumsi secara berlebihan, maka bisa menjadi racun bagi tubuh pengidap dan menyebabkan toksisitas lithium. Jadi, sangat penting untuk mengonsumsi lithium persis seperti yang dianjurkan oleh dokter.
Dokter mungkin akan mengubah dosis obat tersebut secara perlahan, saat pengidap mulai mengonsumsinya untuk menghindari toksisitas lithium. Dokter juga akan sering memantau kadar lithium dalam darah pengidap.
Efek Samping yang Perlu Diketahui
Sama seperti obat pada umumnya, lithium juga bisa menyebabkan efek samping. Pengidap mungkin akan mengalami beberapa efek samping jangka pendek saat baru mulai mengonsumsi obat tersebut atau saat dosisnya diubah. Berikut beberapa efek samping lithium jangka pendek yang umum terjadi:
- Gemetar.
- Merasa sangat lelah.
- Kelelahan.
- Diare.
- Haus.
- Sering buang air kecil.
- Mual
- Muntah.
- Sakit kepala.
Efek samping tersebut biasanya akan menghilang setelah beberapa hari. Namun, bila efek samping terus berlanjut atau mengkhawatirkan, segera hubungi dokter. Efek samping yang memburuk juga bisa menjadi pertanda toksisitas lithium. Oleh karena itu, segera temui dokter bila hal itu terjadi. Kamu bisa berobat ke dokter dengan buat janji di rumah sakit pilihan kamu melalui aplikasi Halodoc.
Pengidap bipolar juga perlu berhati-hati, karena mengonsumsi lithium dalam waktu yang lama bisa berdampak pada fungsi ginjal dan tiroid. Obat ini juga bisa menyebabkan rasa kantuk.
Dokter akan melakukan tes darah secara teratur untuk memantau berapa banyak kadar lithium dalam darah pengidap. Tenaga ahli medis tersebut juga akan memantau fungsi ginjal, kelenjar tiroid, dan kelenjar paratiroid pengidap.
Selain itu, beberapa orang yang menggunakan lithium untuk waktu yang lama juga bisa mengalami peningkatan berat badan. Menerapkan diet yang sehat dan olahraga teratur bisa membantu pengidap menjaga berat badan tetap terkendali.
Tips Mengonsumsi Lithium
Lithium hadir dalam bentuk tablet, kapsul, dan larutan oral. Obat ini juga cukup murah karena tersedia sebagai obat generik. Dosis lithium bisa bervariasi pada tiap pengidap dan seiring perubahan fase penyakit mereka.
Jadi, penting untuk mengonsumsi obat ini sesuai anjuran dokter. Biasanya, dibutuhkan beberapa minggu untuk lithium mulai bekerja. Dokter mungkin juga akan menyarankan pengidap untuk minum 8-12 gelas air sehari selama mengonsumsi obat ini, dan membatasi jumlah garam dalam makanan. Hal itu agar kadar lithium dalam darah tetap normal.
Itulah penjelasan mengenai lithium untuk mengobati bipolar. Jangan lupa download aplikasi Halodoc sekarang juga ya di Apps Store dan Google Play untuk membantu kamu mendapatkan solusi kesehatan terlengkap dengan mudah.
Referensi:
Health Direct. Diakses pada 2022. Lithium.
WebMD. Diakses pada 2022. Lithium for Bipolar Disorder.
Healthline. Diakses pada 2022. Using Lithium to Treat Bipolar Disorder
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan