Halodoc, Jakarta – WC duduk dan jongkok tentu sering kamu jumpai dan gunakan. Beberapa orang lebih menyukai WC duduk, tapi ada pula yang lebih nyaman dengan WC jongkok.

Dari segi kesehatan, sebenarnya WC jenis apa yang lebih sehat? Yuk simak pembahasannya!

WC Duduk Vs Jongkok

Proses buang air besar jauh lebih rumit dari yang kamu bayangkan. Pertama, rektum berkontraksi saat terisi dengan tinja. Ini menyebabkan otot polos saluran anus di sistem pencernaan menjadi rileks.

Otot puborectalis, yang mengelilingi rektum, biasanya menarik rektum ke depan untuk menciptakan sudut yang rapat (sudut anorektal). Selama defekasi, otot puborectalis akan berelaksasi dan sudut anorektal akan melebar.

Jongkok dapat memperlebar sudut anorektal. Bahkan lebih untuk memungkinkan bagian yang lebih jelas dan lebih lurus untuk tinja melewati lubang anus.

Untuk mengetahui perbedaan antara WC duduk dan jongkok, peneliti Israel, Dov Sikirov mempelajari 28 sukarelawan sehat. Hasil penelitian ini ada di jurnal Digestive Diseases and Sciences pada 2003.

Para relawan harus mencatat berapa lama mereka buang air besar dan seberapa sulit usaha mereka. Mereka duduk di WC dengan ketinggian berbeda (tinggi 42cm dan 32cm) dan juga berjongkok di atas wadah plastik. Mereka merekam data untuk enam gerakan usus berturut-turut di setiap postur.

Waktu rata-rata untuk buang air besar saat jongkok adalah 51 detik. Daripada waktu rata-rata untuk dudukan toilet yang lebih rendah dan lebih tinggi, masing-masing 114 dan 130 detik. Peserta menemukan buang air besar lebih mudah saat jongkok daripada saat duduk.

Meskipun jongkok dapat membantu orang dengan sembelit kronis, ini tidak bisa mengobati ataupun mencegahnya. Faktor lain, seperti pola makan, olahraga, obat-obatan, dan asupan cairan, dapat memengaruhi frekuensi dan konsistensi buang air besar.

Selain itu, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa WC duduk menyebabkan risiko bahaya. Meskipun sulit untuk menarik kesimpulan pasti mengingat kurangnya studi jangka panjang, WC jongkok memiliki manfaat yang jelas. 

Namun, jika kamu hanya memiliki WC duduk di rumah dan ingin mendapatkan beberapa manfaat jongkok, gunakan dudukan toilet dan bangku  kecil untuk menyangga kaki. Ini memungkinkan melenturkan pinggul dan mendapat sudut seperti posisi jongkok.

Tips untuk Mempermudah Buang Air Besar

Selain mengubah posisi yang kamu gunakan untuk buang air besar di WC duduk, ada praktik terbaik lain yang dapat kamu gunakan untuk membuat buang air besar jadi lebih lancar. 

Berikut ini di antaranya:

• Makan Banyak Serat. Jumlah asupan serat yang cukup adalah 25 hingga 38 gram per hari. Mengonsumsi serat dapat membantu tinja melewati usus secara efisien dan keluar tanpa mengejan.
• Tetap Terhidrasi. Kandungan air dalam tinja penting saat buang air besar. Dehidrasi dapat menyebabkan tinja yang keras dan berwarna gelap yang menyebabkan sembelit.
• Olahraga. Usus besar dapat kamu rangsang dengan olahraga teratur. Olahraga juga dapat merangsang aliran darah ke area perut, memicu buang air besar yang lancar.
• BAB di Waktu yang Sama Setiap Hari. Dalam hal pencernaan, tubuh cenderung bekerja dengan autopilot. Cobalah ke kamar mandi setiap hari pada waktu yang sama dan usahakan buang air besar untuk mendapatkan jadwal yang teratur.
• Jangan Tahan Rasa Ingin BAB. Saat merasa ingin buang air besar, jangan mencoba untuk menahannya. Biasakan pergi segera setelah kamu merasa perlu.

Itulah pembahasan mengenai WC duduk dan jongkok dan tips untuk membantu buang air besar lebih lancar. Jika kamu mengalami masalah buang air besar, download Halodoc saja untuk membuat janji medis dan menjalani pemeriksaan.

Referensi:

Digestive Diseases and Sciences. Diakses pada 2022. Comparison of Straining During Defecation In Three Positions: Results And Implications For Human Health.

Healthline. Diakses pada 2022. What’s the Best Position for Pooping?

The Conversation. Diakses pada 2022. What’s The Best Way To Go To The Toilet – Squatting Or Sitting?