Mana yang Lebih Buruk, PMS atau PMDD?
Halodoc, Jakarta – Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD) adalah perpanjangan sindrom pramenstruasi (PMS) yang parah bahkan terkadang melumpuhkan. Meskipun PMS dan PMDD biasanya memiliki gejala fisik dan emosional, PMDD menyebabkan perubahan suasana hati yang ekstrem yang dapat mengganggu pekerjaan dan merusak relasi.
Pada PMDD dan PMS, gejala biasanya dimulai tujuh hingga 10 hari sebelum menstruasi dimulai dan berlanjut selama beberapa hari pertama menstruasi. PMDD dan PMS juga dapat menyebabkan kembung, nyeri payudara, kelelahan, dan perubahan kebiasaan tidur dan makan. Namun, dalam PMDD, setidaknya satu dari gejala emosional dan perilaku ini menonjol:
1. Kesedihan atau keputusasaan.
2. Kecemasan atau ketegangan.
3. Kemurungan yang ekstrem.
4. Mudah tersinggung atau marah.
Penanganan PMS dan PMDD
Penyebab PMDD tidak jelas. Ada kemungkinan perubahan hormonal yang memicu periode menstruasi memperburuk gejala gangguan mood pada PMDD. Perawatan PMDD diarahkan untuk mencegah atau meminimalkan gejala dan mungkin termasuk:
Baca juga: Siapa Saja yang Berisiko Mengalami PMDD?
1. Antidepresan
Penghambat reuptake serotonin selektif (SSRI), seperti fluoxetine (Prozac, Sarafem, lainnya) dan sertraline (Zoloft) yang dapat mengurangi gejala seperti gejala emosional, kelelahan, mengidam makanan, dan masalah tidur. Kamu dapat mengurangi gejala PMDD dengan mengonsumsi SSRI sepanjang bulan atau hanya dalam interval antara ovulasi dan awal menstruasi.
2. Pil KB
Minum pil KB tanpa interval bebas pil atau dengan interval bebas pil yang diperpendek dapat mengurangi gejala PMS dan PMDD bagi sebagian wanita.
3. Suplemen Nutrisi
Mengonsumsi 1.200 miligram makanan dan kalsium tambahan setiap hari mungkin dapat mengurangi gejala PMS dan PMDD pada beberapa wanita. Vitamin B-6, magnesium dan L-triptofan juga dapat membantu, tetapi konsultasikan dengan dokter untuk meminta nasihat sebelum mengonsumsi suplemen apa pun.
Baca juga: Ini yang Membedakan Gangguan Disforik Pramenstruasi dan PMS
4. Pengobatan Herbal
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa chasteberry (Vitex agnus-castus) mungkin dapat mengurangi iritabilitas, perubahan suasana hati, nyeri payudara, pembengkakan, kram dan mengidam makanan yang terkait dengan PMDD, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan.
5. Perubahan Pola Makan dan Gaya Hidup
Olahraga teratur sering kali mengurangi gejala pramenstruasi. Mengurangi kafein, menghindari alkohol, dan berhenti merokok juga dapat meredakan gejala. Tidur yang cukup dan menggunakan teknik relaksasi, seperti perhatian, meditasi, dan yoga, juga dapat membantu. Hindari pemicu stres dan emosional, seperti pertengkaran tentang masalah keuangan atau masalah hubungan, jika memungkinkan.
Tinjau gejala dengan dokter untuk mendapatkan evaluasi medis menyeluruh. Jika kamu didiagnosis dengan PMDD, dokter dapat merekomendasikan perawatan khusus untuk membantu meminimalkan gejala.
Lebih Buruk PMDD
Sindrom pramenstruasi (PMS) mencakup gejala fisik dan emosional yang terjadi berulang kali setiap bulan selama paruh kedua siklus menstruasi dan yang mengganggu kehidupan sehari-hari. Gejala biasanya sembuh dengan dimulainya aliran menstruasi atau tidak lama kemudian.
Baca juga: 5 Cara Mengatasi Perut Kembung Saat Menstruasi
Sebaliknya, gangguan disforik pramenstruasi (PMDD) adalah bentuk PMS yang lebih parah di mana gejala kemarahan, lekas marah, dan ketegangan internal cukup signifikan untuk mengganggu hubungan pribadi dan kehidupan sehari-hari.
Wanita dengan PMDD mengalami perubahan suasana hati yang cepat, kemarahan, keputusasaan, ketegangan dan kecemasan, kesulitan berkonsentrasi, penurunan energi, dan perasaan tidak terkendali.
PMS terjadi pada 3-8 persen wanita sementara PMDD memengaruhi 2 persen wanita di dunia. Baik PMS maupun PMDD terjadi karena neurotransmiter otak yang berubah, termasuk hormon serotonin dan ovarium, estrogen dan progesteron.
Informasi selengkapnya mengenai PMDD dan PMS bisa ditanyakan langsung ke Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.