Makan Telur Mentah, Apakah Sehat atau Justru Bahaya?
Halodoc, Jakarta – Telur adalah salah satu bahan pokok makanan yang wajib tersedia di rumah. Selain mudah diolah menjadi berbagai menu masakan, kandungan nutrisinya yang tinggi memberikan manfaat kesehatan yang luar biasa untuk tubuh. Namun, ada sebagian orang yang gemar mengonsumsi telur mentah.
Di Indonesia, telur mentah kerap dicampur dengan jamu sebagai obat herbal. Para atlet juga kerap makan telur mentah untuk mendapatkan kandungan proteinnya yang cukup tinggi. Lantas, apakah makan telur mentah menyehatkan atau membahayakan kesehatan?
Baca Juga: Suka Mengonsumsi Telur? Berikut 5 Kesalahan dalam Memasak Telur
Bahaya Makan Telur Mentah
Meskipun manfaat telur mentah sama dengan telur yang dimasak, memakan telur mentah dikhawatirkan bisa menyebabkan infeksi Salmonella. Melansir dari Healthline, ternyata mengonsumsi telur mentah juga meningkatkan sejumlah risiko, yaitu:
- Menghambat Penyerapan Protein
Telur adalah salah satu sumber protein terbaik dan asam amino. Sayangnya, mengonsumsi telur mentah dapat mengurangi penyerapan protein berkualitas ini. Protein di dalam telur yang dimasak lebih mudah dicerna. Meskipun protein lebih baik diserap dari telur yang dimasak, beberapa nutrisi lain mungkin sedikit berkurang dengan memasak, termasuk vitamin A, vitamin B5, fosfor, dan kalium.
- Menghambat Penyerapan Biotin
Biotin adalah vitamin B yang dikenal sebagai vitamin B7 merupakan jenis vitamin larut dalam air. Vitamin ini terlibat dalam produksi glukosa dan asam lemak tubuh. Vitamin B juga penting dipenuhi selama masa kehamilan. Kuning telur menyediakan sumber biotin yang baik, sedangkan putih telur mengandung protein yang disebut avidin.
Ketika telur dikonsumsi dalam keadaan mentah, maka penyerapan biotin akan terhambat karena avidin dan biotin saling mengikat satu sama lain. Ketika telur dipanaskan, avidin memang akan rusak. Namun, hal ini bukan masalah yang besar. Ketika avidin rusak, maka sistem pencernaan dapat menyerap biotin dengan baik.
Baca juga: 6 Manfaat Kuning Telur untuk Kesehatan
- Risiko Kontaminasi Bakteri
Kekhawatiran tertinggi dari mengonsumsi telur mentah atau telur setengah matang adalah infeksi bakteri Salmonella. Bakteri ini dapat ditemukan pada kulit telur dan di dalam telur. Ketika masuk ke dalam tubuh, bakteri bisa menyebabkan keracunan. Gejala keracunan makanan termasuk kram perut, diare, mual, demam, dan sakit kepala. Gejala-gejala ini biasanya muncul 6 hingga 48 jam setelah makan dan bisa berlangsung 3 sampai 7 hari.
Bahaya Kontaminasi Bakteri dari Telur Mentah
Infeksi Salmonella kerap kali diabaikan karena dapat membaik dengan sendirinya. Namun, pada orang dengan kondisi tertentu, infeksi Salmonella bisa berakibat fatal. Berikut kelompok-kelompok individu yang berisiko jika mengalami infeksi Salmonella, yaitu:
- Bayi dan anak kecil. Kelompok usia termuda rentan terhadap infeksi karena sistem kekebalan tubuh yang belum matang.
- Ibu hamil. Pada kasus yang jarang, Salmonella menyebabkan kram pada rahim yang dapat menyebabkan kelahiran prematur atau lahir mati.
- Lansia. Orang yang berusia di atas 65 tahun berisiko mengalami masalah serius ketika terinfeksi Salmonella yang ditularkan melalui makanan. Faktor yang berkontribusi termasuk malnutrisi dan perubahan dalam sistem pencernaan karena faktor usia.
- Individu dengan imunitas rendah. Infeksi Salmonella rentan terhadap infeksi pada orang dengan penyakit kronis. Orang dengan diabetes, HIV, dan tumor ganas adalah sekelompok individu yang tidak boleh makan telur menta.
Baca juga: Meski Menyehatkan, Bolehkah Makan Telur Setiap Hari?
Kelompok-kelompok ini harus menghindari makan telur mentah ataupun makanan yang bercampur dengan telur mentah. Makanan yang kerap mengandung telur mentah contohnya mayones, icing kue dan es krim. Jika kamu mengalami tanda-tanda keracunan, tanyakan kepada dokter melalui aplikasi Halodoc untuk mengetahui langkah perawatan yang tepat. Lewat aplikasi, kamu dapat menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call.