Makan Sambil Tertidur, Kenali Sleep Related Eating Disorder
"Pengidap sleep related eating disorder bisa makan sambil tertidur. Kondisi ini bisa dipicu oleh banyak hal, mulai dari gangguan tidur, gangguan makan atau stres."
Halodoc, Jakarta – Sleep related eating disorder (SRED) adalah suatu gangguan yang membuat seseorang makan sembari tertidur. Kondisi ini erat kaitannya dengan gangguan tidur berjalan. Kedengarannya memang mustahil, tetapi kondisi ini benar-benar ada.
Pengidapnya bisa masuk ke dapur dan menyiapkan makanan dalam kondisi tidur. Setelah terbangun mereka sedikit mengingat atau sama sekali tidak ingat apa yang telah mereka lakukan.
Jenis dan Tanda Sleep Related Eating Disorder
Sleep related eating disorder terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
• Gangguan yang diinduksi oleh obat akibat pemakaian obat-obatan tertentu, seperti obat untuk mengatasi insomnia.
• Gangguan makan primer ketika tidur yang rentan menimpa pengidap gangguan tidur.
SRED kerap disamakan dengan night eating syndrome (NES). Padahal ini adalah kondisi yang berbeda. NES membuat seseorang terbangun beberapa kali secara sadar hanya untuk makan supaya bisa kembali tidur. Sementara pengidap SRED tidak menyadari aktivitas yang dilakukannya.
Melansir dari Cleveland Clinic, seseorang dikatakan mengalami SRED jika mendapat gejala berikut setidaknya dua bulan:
- Makan sambil tertidur hampir setiap malam atau setidaknya tiga sampai empat kali selama seminggu. Mereka juga bisa terbangun beberapa kali dalam semalam.
- Terkadang, pengidap SRED bisa memakan atau meminum yang bukan makanan, seperti ampas kopi, pemutih, atau puntung rokok. Mereka juga bisa mengonsumsi makanan beku atau mentah, yang dapat menyebabkan keracunan makanan.
- Karena tidak sadar, pengidapnya juga bisa mengalami cedera. Misalnya, memotong atau membakar diri sendiri. Pengidapnya juga bisa menyalakan api atau menyalakan oven dengan suhu yang terlalu tinggi saat memasak.
- Mengalami kenaikan berat badan, kelelahan, depresi, dan masalah kesehatan lainnya.
Sederet Faktor yang Memicu SRED
Seseorang yang mengalami gangguan tidur seperti tidur berjalan, narkolepsi dan sindrom kaki gelisah lebih rentan mengalami SRED. Kondisi medis seperti sleep apnea yang dapat mengganggu kualitas tidur juga bisa memicu SRED. Faktor risiko lainnya, meliputi:
- Sedang stres
- Kurang tidur
- Memiliki gangguan makan seperti bulimia nervosa.
- Mengalami kecemasan atau depresi.
- Minum obat tertentu, termasuk beberapa obat penenang untuk membantu tidur, obat antidepresan atau antipsikotik.
Bagaimana Menangani Kondisi Ini?
Penanganannya tergantung pada jenis SRED. Jika penyebabnya adalah induksi obat, dokter perlu menghentikan pengobatan atau mencari obat alternatif lain. Jika penyebabnya adalah gangguan tidur, pengidapnya perlu mengubah gaya hidup dan menangani masalah yang memicu gangguan tersebut.
Perawatan SRED primer termasuk mengonsumsi obat inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI). SSRI adalah obat antidepresan yang meningkatkan kadar serotonin di otak. Serotonin adalah hormon yang berfungsi mengatur suasana hati. Sedangkan gaya hidup yang direkomendasikan, yaitu:
- Mengelola tingkat stres dan mempraktikkan teknik relaksasi, seperti yoga dan meditasi.
- Menghindari kafein, membatasi waktu layar (gadget) dan berhenti mengonsumsi alkohol.
- Tidur di waktu yang sama setiap hari dan mendapatkan waktu tidur yang cukup.
- Mengunci lemari es, menyimpan oven atau memasang alarm di pintu kamar tidur.
- Memindahkan furnitur dan benda yang berbahaya untuk mencegah cedera saat SRED kambuh.
Selain menerapkan gaya hidup sehat, konsumsi vitamin dan suplemen untuk menjaga daya tahan tubuh. Segera cek kebutuhan vitamin dan suplemen di toko kesehatan Halodoc. Jangan tunggu sakit untuk minum vitamin, download Halodoc sekarang juga!
Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Sleep-Related Eating Disorders.
WebMD. Diakses pada 2022. Sleep-Related Eating Disorders.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan