Main di Taman Buat Mata Anak Sehat
Halodoc, Jakarta – Saat ini tak sedikit anak kecil yang telah mengalami gangguan penglihatan dan terpaksa menggunakan alat bantu penglihatan. Kemajuan teknologi sering dikaitkan dengan peningkatan angka kerusakan mata anak. Bagaimana tidak, saat ini anak-anak memang sulit untuk dipisahkan dari perangkat elektronik seperti laptop, smartphone dan televisi.
Anak cenderung lebih banyak menghabiskan waktu di depan perangkat tersebut daripada bermain bersama teman dan keluarga. Kebiasaan ini yang kemudian memicu kerusakan pada mata anak. Paparan radiasi tak mengijinkan mata berisitrahat serta dapat mengiritasi anak.
Lalu bagaimana cara mengurangi risiko kerusakan mata?
Sebagai orang tua, penting untuk membuat anak mengerti bahwa menghabiskan waktu di depan perangkat elektronik bukan hal yang baik. Sarankan anak untuk melakukan aktivitas lain seperti menghabiskan waktu bermain atau sekadar berjalan di luar rumah. Salah satu tempat terbaik yang bisa menjadi pilihan adalah taman.
Mengutip BBC, sejumlah peneliti asal China menyebut kebiasaan menghabiskan waktu di taman setidaknya 40 menit dalam satu hari adalah hal yang baik untuk mata. Kebiasaan ini disebut dapat menghidarkan anak dari rabun jauh alias miopia.
Kesimpulan tersebut didapat setelah para peneliti mengamati kebiasaan pada 1.900 pelajar di Cina. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa anak yang menghabiskan waktu sedikitnya 40 menit sehari berada di luar ruangan, memiliki risiko gangguan penglihatan yang lebih rendah.
Kabar baiknya, potensi rabun pada mata juga menurun hingga 23 persen saat seseorang lebih banyak beraktivitas di luar ruangan. Sebaliknya, potensi rabun meningkat jika seseorang tidak pernah menghabiskan waktu di luar ruangan.
Faktor Lain Kerusakan Mata
Meski menyumbang dampak cukup besar, nyatanya perangkat elektronik bukanlah satu-satunya penyebab dari kerusakan mata. Dalam beberapa kasus, faktor genetik turut andil dalam meningkatkan risiko. Faktanya anak-anak yang lahir dari orang tua yang memiliki masalah penglihatan memiliki potensi lebih tinggi terkena miopia.
Faktor genetik berperan hingga 60 persen dalam meningkatkan potensi anak mengalami kerusakan mata. Kondisi ini akan diperparah dengan kebiasaan kurang merelaksasi mata, seperti tidak cukup menghabiskan waktu di luar ruangan.
Bagi anak yang memiliki orang tua dengan gangguan mata, menghabiskan waktu di luar ruangan bisa membantu mengurangi risiko. Jika anak menghabiskan sekitar 14 jam dalam seminggu untuk bermain di taman, maka risiko mengalami gangguan penglihatan akan menurun hingga 20 persen.
Kendati demikian, masih belum ada penelitian yang menyebut aktivitas luar ruangan bisa menyembauhkan secara total mata anak yang terlanjur rusak. Namun bukan berarti hal itu tidak perlu. Setidaknya biasakan mata anak beristirahat dengan melihat langit yang biru dan rumput yang hijau. Faktanya kedua warna tersebut dapat memberi dampak relaksasi pada mata.
Tak hanya penting untuk kesehatan mata, kebiasaan tersebut juga bisa merangsang anak lebih berpikir kreatif. Orang tua harus mendorong anak lebih aktif untuk menghabiskan waktu di taman bersama teman-temannya. Kebiasaan ini pun akan membantu anak meningkatkan kemampuan bersosialisasi dan melatih kemampuan anak berinteraksi dengan lingkungan.
Nah, orang tua juga perlu untuk selalu mengetahui bagaimana keadaan dan kondisi kesehatan anak, termasuk mata. Apalagi kalau anak sudah hampir tak memiliki waktu selain untuk bermain dengan perangkat elektronik. Minta dia menceritakan keluhan apa saja yang dirasakan.
Jika anak memiliki keluhan kesehatan, segera bicarakan dengan dokter lewat aplikasi Halodoc. Dokter bisa dihubungi lewat Video/Voice Call dan Chat. Membeli produk kesehatan juga semakin mudah di Halodoc dan pesanan akan diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play.
Baca juga: 5 Cara Membiasakan Gaya Hidup Sehat pada Anak
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan