Laparoskopi Bisa Mengobati Usus Buntu, Ini Faktanya

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   17 Juli 2020
Laparoskopi Bisa Mengobati Usus Buntu, Ini FaktanyaLaparoskopi Bisa Mengobati Usus Buntu, Ini Faktanya

Halodoc, Jakarta - Pernah atau sering mengalami sakit perut tak tertahankan pada perut kanan bagian bawah? Awas, barangkali kondisi tersebut menandai adanya usus buntu yang bisa membahayakan diri. Penyakit usus buntu merupakan peradangan yang terjadi pada usus buntu (apendiks). 

Ingat, radang usus buntu merupakan kondisi yang membutuhkan perhatian dan tindakan medis segera. Pasalnya, bila tak ditangani dengan cepat kondisi ini bisa memicu berbagai komplikasi. 

Pertanyaannya, bagaimana sih cara mengobati penyakit usus buntu? 

Baca juga: Inilah Perbedaan Usus Buntu dan Mag

Mengeluarkan Usus Buntu dengan Laparoskopi 

Untuk mengetahui penanganan yang tepat, diperlukan beberapa pemeriksaan tambahan selain pemeriksaan fisik. Contohnya, foto rontgen, USG, CT scan, serta pemeriksaan darah dan urine. Penyakit usus buntu pada anak terkadang sulit untuk didiagnosis, terutama pada anak yang lebih kecil.

Nah, bila kondisi semakin parah atau penggunaan obat-obatan tak berhasil, mau tak mau usus buntu harus ditangani lewat prosedur operasi. Prosedurnya disebut dengan apendektomi. Prosedurnya terbagi dua, yaitu laparoskopi dan laparotomi (bedah terbuka). 

Pada laparoskopi, dokter bedah akan membuat sayatan kecil di perut, atau menggunakan alat bedah khusus yang disebut laparoskopi. Operasi ini bertujuan untuk mengeluarkan usus buntu yang telah meradang. 

Biasanya prosedur operasi ini membutuhkan rawat inap selama dua hingga tiga hari. Operasi ini lebih umum dilakukan karena pemulihannya lebih singkat. Operasi ini juga dianjurkan pada pengidap obesitas atau lansia. 

Sebelum tindakan dimulai, pasien diberikan anestesi umum yang membuat pasien tidur selama proses bedah berlangsung. Anestesi ini mematikan area yang akan dilakukan pembedahan. Selama proses berlangsung, dokter akan membuat beberapa sayatan kecil sebesar lubang kunci pada perut, untuk memasukkan alat bedah khusus yang dilengkapi kamera untuk mengangkat usus buntu.

Selain itu, ada pula bedah terbuka atau laparotomi. Pada operasi dengan bedah terbuka, dokter akan membedah perut bagian kanan bawah sepanjang 5–10 sentimeter. 

Kemudian, dokter akan mengangkat usus buntu. Bedah terbuka ini dianjurkan untuk menangani kasus usus buntu dengan infeksi yang telah menyebar atau ketika usus buntu menjadi abses atau bernanah. 

Baca juga: 5 Makanan yang Harus Dihindari Pengidap Radang Usus

Seperti penjelasan di atas, proses pemulihan pascaoperasi usus buntu pada laparoskopi, lebih singkat ketimbang bedah terbuka. Pasien bisa pulang setelah beberapa hari pascaoperasi. Akan tetapi, bila terjadi komplikasi maka pasien perlu dirawat lebih lama. 

Nyeri Perut dengan Keluhan Lainnya

Mau tahu gejala usus buntu yang paling khas? Nyeri pada perut merupakan gejala utama dari penyakit usus buntu. Nyeri ini disebut dengan kolik abdomen. Seseorang yang mengidap usus buntu umumnya merasakan nyeri pada bagian pusar dan bergerak ke bagian kanan bawah perut. Akan tetapi, posisi nyeri ini bisa berbeda-beda pada tiap pengidapnya. Semuanya bergantung pada posisi dari usus buntu dan usia pengidapnya.

Menurut ahli di National Institutes of Health - Medlineplus, gejala usus buntu sangat bervariasi. Sayangnya, sulit untuk mendeteksi usus buntu pada anak kecil, orang tua, dan wanita subur. Namun, hampir sebagian besar pengidapnya mengalami rasa sakit di sekitar pusar dan perut bagian atas. Rasa sakit ini bisa bertambah parah ketika berjalan, batuk, atau melakukan gerakan secara tiba-tiba. 

Selain itu, ada pula gejala-gejala usus buntu lainnya seperti:

  • Mual,
  • Demam,
  • Diare atau konstipasi,
  • Sulit buang gas (kentut),
  • Perut kembung.

Nah, bagi kamu atau ada anggota keluarga yang mengalami gejala-gejala di atas, bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2020. What Is Laparoscopic Surgery?
National Institutes of Health - MedlinePlus. Diakses pada 2020. Appendicitis.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Diseases and Conditions. Appendicitis.