Langkah-Langkah Menghilangkan Pemikiran Obsesif

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   21 September 2021
Langkah-Langkah Menghilangkan Pemikiran ObsesifLangkah-Langkah Menghilangkan Pemikiran Obsesif

“Pada kasus yang parah, pengidap OCD membutuhkan bantuan psikiater serta kombinasi antara psikoterapi dan konsumsi obat-obatan. Namun, perlu diketahui bahwa dalam kasus yang ringan, gejala OCD dapat hilang dengan sendirinya. Selain itu, beberapa langkah juga dapat dilakukan guna mengatasi gejala yang ringan. Salah satunya adalah mencari tahu apa pemicunya dan bagaimana mengatasinya.” 

Halodoc, Jakarta - Memiliki pemikiran obsesif merupakan salah satu tanda obsessive compulsive disorder, atau yang lebih dikenal dengan sebutan OCD. Bukan hanya pemikiran obsesif saja, pengidap kondisi ini akan memiliki pola pikir yang tidak masuk akal, serta sering melakukan perilaku berulang. OCD merupakan penyakit kelainan psikologis yang memengaruhi pola pikir serta perilaku pengidapnya.

Pemikiran obsesif yang timbul biasanya akan membuat pengidapnya terobsesi pada suatu hal atau tindakan tertentu secara berulang-ulang sebagai respons terhadap ketakutannya. Misalnya seperti memeriksa pintu berulang kali apakah sudah dikunci atau belum. Pengidap OCD pun bisa saja berhenti memikirkan hal-hal yang tidak dianggap penting bagi orang normal, tapi hal tersebut akan membuat pengidap merasa cemas.

Baca juga: Ini 3 Cara Diagnosis untuk Deteksi Penyakit OCD

Langkah Mengatasi Pikiran Obsesif pada Pengidap OCD

Pada kasus yang parah, pengidap OCD membutuhkan bantuan psikiater serta menjalani serangkaian psikoterapi yang dibantu dengan konsumsi obat-obatan. Hal tersebut bertujuan untuk membantu meringankan gejala yang muncul.

Namun, perlu diketahui bahwa dalam kasus yang ringan, gejala OCD dapat hilang dengan sendirinya. Adapun itu, bila gejalanya masih ringan, ada beberapa langkah yang disarankan guna mengatasi pikiran obsesif, antara lain:

1. Cari Tahu Pemicunya


Untuk mengatasi pikiran obsesif yang muncul, hal pertama yang harus dilakukan adalah memperhatikan gejala yang muncul, kemudian pikirkan bagaimana hal tersebut bisa terjadi. Pikirkan dengan cermat situasi apa yang membuat kamu merasa sangat panik dan khawatir berlebihan. Kemudian, urutkan intensitas ketakutan atau kecemasan akan hal tersebut. Setelah itu, kamu bisa mencari tahu bagaimana cara mengatasinya. Bila bingung akan apa yang harus dilakukan selanjutnya, sebaiknya diskusikanlah hal tersebut dengan psikolog agar mendapatkan anjuran yang tepat.

Baca juga: Mengenal Lebih Jauh 5 Tipe Gangguan OCD

2. Lawan Gejala yang Muncul


Setelah mengetahui pikiran obsesif yang berujung pada kecemasan dan sifat kompulsif yang sering dilakukan, langkah selanjutnya yang bisa dilakukan adalah melawan gejala yang muncul. Kamu dapat mencoba untuk menghadapi rasa takut yang kamu rasakan. Contohnya, jika kamu adalah orang yang sangat takut kuman atau kotor dan terlalu sering mencuci tangan, coba hadapi rasa takut untuk tidak mencuci tangan terlalu sering.

Dengan mencoba melawan ketakutan diri sendiri, dan menghilangkan pikiran-pikiran negatif yang berujung pada perilaku kompulsif, kamu dapat melupakan kebiasaan tersebut secara perlahan. Dengan begitu, kamu dapat menjalani rutinitas dan aktivitas kamu layaknya orang normal.

3. Tantang Pikiran Obsesif


Salah satu langkah mengatasi pikiran obsesif adalah dengan menantang pikiran yang muncul. Contohnya, jika kamu takut untuk memegang benda-benda di fasilitas umum karena alasan kebersihannya, coba lawan dengan pikiran jika hal tersebut tidak terlalu diperlukan.

4. Kendalikan Stres yang Muncul


Jangan terlalu dipikirkan, karena akan memicu gangguan stres. Semakin besar rasa khawatir dan kecemasan yang kamu rasakan, maka akan semakin besar pula risiko untuk mengalami stres. Untuk mengelola stres, kamu bisa mencoba teknik relaksasi, seperti yoga atau meditasi. Selain itu, kamu bisa bisa melakukan hal-hal yang kamu sukai guna mengontrol pikiran yang menjadi penyebab kecemasan tersebut.

Saat gangguan sudah parah, terapi perilaku kognitif diperlukan dengan tujuan membuat pengidapnya mampu mengatur pikiran dan belajar memahami bahwa pikiran-pikiran yang dialaminya hanya  sebuat kecemasan.

Apakah OCD  Dapat Dicegah?

Dilansir dari Mayo Clinic, hingga kini tidak ada cara pasti yang dapat dilakukan guna mencegah gangguan obsesif kompulsif. Seseorang yang mengidapnya pun memerlukan perawatan sesegera mungkin. Hal ini bertujuan untuk membantu mengendalikan gejalanya, sehingga tidak sampai mengganggu aktivitas dan kehidupan pengidapnya. Meski begitu, perlu diketahui bahwa pengobatan untuk OCD mungkin tidak dapat memberikan kesembuhan total pada pengidapnya.

Pengobatannya pun akan bervariasi tergantung dari tingkat keparahan OCD. Sebagian orang mungkin membutuhkan perawatan jangka panjang, berkelanjutan, atau secara intensif. Umumnya, pengidap OCD akan diberikan  perawatan utama, seperti kombinasi antara psikoterapi dan konsumsi obat-obatan.

Nah, itulah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi pikiran obsesif pada pengidap OCD. Apabila kamu mengidapnya dan sudah mencobanya tetapi pikiran obsesif yang timbul tidak kunjung hilang atau teralihkan, ada baiknya untuk segera mencari pertolongan.

Baca juga: Ketahui Obsesi Seksual yang Dialami Pengidap OCD

Melalui aplikasi Halodoc, kamu dapat menghubungi psikolog terpercaya untuk menceritakan segala keluhan yang sedang kamu rasakan. Lewat fitur chat/video call secara langsung pada aplikasinya. Nantinya psikolog yang terpercaya akan memberikan saran dan anjuran yang sesuai untuk mengatasi keluhanmu. 

Apabila dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut, kamu juga dapat membuat janji dengan psikolog di rumah sakit pilihanmu. Tentunya tanpa perlu mengantri atau menunggu berlama-lama. Jadi tunggu apa lagi? Yuk download aplikasi Halodoc sekarang! 




Referensi:

Psychology Today. Diakses pada 2021. 4 Steps to Make Your Everyday Obsessions Go Away.

Psych Central. Diakses pada 2021. 7 Ways to Stop Obsessing.

WebMD. Diakses pada 2021. Obsessive-Compulsive Disorder (OCD).

Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Obsessive-compulsive disorder (OCD)