Kulit Sensitif Logam atau Bahan Kimia Picu Pompholyx?
Halodoc, Jakarta - Kulit manusia memiliki tingkat sensitivitas yang berbeda-beda. Oleh karena itu, tidak heran jika beberapa brand kecantikan membuat produk yang ramah terhadap kulit sensitif. Tak hanya wajah, area kulit yang lain seperti tangan juga bisa sensitif terhadap suatu zat. Biasanya beberapa zat yang berbahaya untuk kulit sensitif adalah zat kimia pada kosmetik, deterjen, parfum, pembersih rumah, hingga logam seperti nikel dan kobalt.
Namun, tahukah kamu bahwa sensitivitas terhadap benda-benda dan zat yang disebutkan di atas memicu pompholyx? Penyakit kulit yang ditandai dengan munculnya lepuhan kecil berisi cairan, terutama di sisi jari tangan, telapak tangan, dan telapak kaki ini bisa terjadi karena kulit terlalu sensitif terhadap logam dan zat kimia. Lepuhan ini bisa bertahan selama tiga minggu, serta memunculkan gatal parah dan rasa terbakar. Pada kasus yang lebih parah, lepuhan ini juga bisa menyebabkan keluarnya nanah.
Baca juga: Kulit Gatal dan Terasa Terbakar, Waspada Pompholyx
Lebih Jauh Tentang Pompholyx
Dunia medis mengenal pompholyx dengan istilah eksim dishidrotik. Jika kamu mengalami gejala mirip pompholyx, maka kamu harus segera mendapatkan perawatan medis. Pasalnya, jika tidak ditangani dengan benar, penderita pompholyx bisa mengidap infeksi bakteri akibat menggaruk area kulit yang terkena lepuhan.
Segera periksakan diri ke rumah sakit terdekat jika gejala tersebut kamu rasakan. Bila tak ingin repot antre, kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk buat janji dengan dokter spesialis kulit.
Penyebab dan Faktor Risiko Pompholyx
Sayangnya, hingga kini belum diketahui penyebab pasti dari pompholyx. Namun, tak hanya akibat kulit yang sensitif logam atau zat kimia lain, ada beberapa hal yang dikaitkan dengan pompholyx, yaitu:
-
Cuaca. Pompholyx umumnya muncul pada orang yang tinggal di daerah beriklim hangat atau panas.
-
Keturunan. Pompholyx juga dicurigai para ahli sebagai penyakit yang diturunkan dari keluarga.
-
Antibiotik. Akibat penggunaan neomycin tanpa resep dokter, yakni jenis antibiotik yang dapat memicu pompholyx.
-
Stres. Pompholyx juga dilaporkan lebih rentan menyerang seseorang yang mengalami stres.
Tak hanya itu, penyakit ini diduga ada hubungannya dengan eksim atopik dan alergi. Jadi, jika kamu memiliki kondisi ini, hindarilah faktor-faktor yang meningkatkan risikonya.
Baca juga: Alasan Stres Emosional Berisiko Picu Pompholyx
Ini Cara Mengobati Pompholyx
Pengobatan pompholyx biasanya akan disesuaikan dengan tingkat keparahan. Pada beberapa pasien dengan gejala ringan, mereka bisa diresepkan krim pelembap untuk mencegah kulit kering.
Pengidapnya juga bisa merendam tangan yang terkena pompholyx ke larutan kalium permanganate (air pk), selama 10-15 menit, 2 sampai 3 kali sehari. Perendaman ini pun bisa dicoba selama 5 hari. Tak hanya itu, dokter kulit juga bisa memberikan beberapa pilihan pengobatan lainnya, yakni:
-
Obat anti alergi. Obat antialergi berguna untuk meredakan gatal,
-
Kortikosteroid. Krim kortikosteroid mampu mempercepat hilangnya lepuh. Untuk membantu penyerapan obat, kamu perlu membalut area lepuhan dan beri kompres lembap setelah mengoleskan krim kortikosteroid. Pada pompholyx yang parah, dokter akan meresepkan kortikosteroid tablet seperti methylprednisolone.
-
Suntik botox. Suntik botulinum toxin atau botox dapat digunakan untuk menangani pompholyx dengan gejala yang cukup berat dan tidak bereaksi dengan pengobatan lainnya,
-
Terapi sinar UV. Terapi sinar UV atau fototerapi juga bisa jadi pilihan jika metode lain tidak efektif. Selama terapi, pasien bisa mendapatkan obat atau krim yang mampu membuat kulit lebih mudah menyerap efek sinar UV.
Baca juga: Adakah Pencegahan untuk Pompholyx?
Itulah yang perlu dipahami mengenai penyakit pompholyx, jika kamu masih memiliki pertanyaan terkait hal ini, jangan ragu untuk bertanya pada dokter di Halodoc. Dokter akan senantiasa memberikan saran kesehatan yang tepat untuk kamu, kapan saja dan di mana saja.