Kuba Mulai Vaksinasi COVID-19 pada Balita dan Anak-Anak, Amankah?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   14 September 2021
Kuba Mulai Vaksinasi COVID-19 pada Balita dan Anak-Anak, Amankah?Kuba Mulai Vaksinasi COVID-19 pada Balita dan Anak-Anak, Amankah?

“Kuba menjadi negara pertama di dunia yang memulai vaksinasi COVID-19 pada balita dan anak-anak. Jenis vaksin yang digunakan adalah vaksin buatan sendiri, yaitu Soberana 2. Meski jadi perbincangan, langkah ini diambil Kuba untuk menekan angka kasus COVID-19.”

Halodoc, Jakarta – Banyak negara di seluruh dunia sedang berjuang dengan pemerataan vaksinasi COVID-19 pada masyarakatnya. Satu negara yang kini jadi perbincangan karena melakukan vaksinasi COVID-19 pada balita dan anak-anak adalah Kuba. 

Vaksinasi COVID-19 pada balita dan anak-anak di Kuba telah dimulai Senin (6/9) lalu. Hal ini menghebohkan lantaran Kuba menjadi negara pertama yang memberikan vaksinasi pada balita dan anak-anak. 

Baca juga: Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan Usai Alami COVID-19

Vaksinasi COVID-19 pada Balita dengan Vaksin Buatan Sendiri

Judith Flores, MD., seorang dokter anak dan rekan di American Academy of Pediatrics, menanggapi langkah yang diambil pemerintah Kuba sangatlah berani, tetapi juga sangat berisiko. 

Hal ini karena vaksin yang digunakan untuk vaksinasi COVID-19 pada balita dan anak-anak adalah vaksin buatan sendiri, yang belum diakui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Melansir laman Reuters, Kuba menggunakan vaksin buatan negaranya sendiri, Soberana 2, yang diklaim 90 persen efektif bila dikombinasikan dengan booster yang disebut Soberana Plus.

Data tentang vaksin ini belum dipublikasikan dalam jurnal peer-review, tetapi otoritas kesehatan setempat telah mengizinkannya untuk penggunaan darurat.

Cuba’s Medicines Regulatory Agency (CECMED), sebagai badan pengatur obat di Kuba, telah memberi izin penggunaan darurat untuk Soberana 2, bagi orang berusia 19 tahun ke atas. 

Vaksin ini dikembangkan oleh Finlay Vaccine Institute milik negara, dengan protein rekombinan seperti Novavax, yaitu vaksin yang dikembangkan di Amerika yang saat ini sedang dalam uji coba. 

Baca juga: Adakah Risiko dari Vaksinasi saat Positif COVID-19?

Setelah uji klinis fase 1 dan 2, CECMED kemudian mengesahkan vaksin untuk warga berusia 2 hingga 18 tahun. Izin ini dikeluarkan lantaran pada uji klinis tersebut, diketahui bahwa vaksin ditoleransi dengan baik pada anak dan remaja berusia 3-18 tahun yang menjadi peserta uji klinis.

Meningkatnya Kasus hingga Urgensi untuk Kembali ke Sekolah Jadi Alasan

Keputusan Kuba untuk melaksanakan vaksinasi COVID-19 pada balita dan anak-anak, menurut Flores, dilakukan karena tiga alasan. Meningkatnya angka infeksi COVID-19 di Kuba, penurunan ekonomi, dan urgensi untuk mengembalikan anak-anak ke sekolah.

Menurut data WHO, sejak awal pandemi, Kuba telah melaporkan lebih dari 700.000 kasus yang dikonfirmasi dan lebih dari 6.000 kematian terkait COVID-19. Baik jumlah kasus terkonfirmasi dan kematian terus meningkat beberapa bulan belakangan. 

Secara ekonomi, industri pariwisata Kuba mengalami pembatasan perjalanan akibat pandemi. Ditambah keinginan untuk membuat anak-anak kembali bersekolah, Kuba merasa situasi saat ini benar-benar mendesak, dan mengambil langkah vaksinasi COVID-19 pada balita dan anak-anak. 

Sejarah panjang embargo perdagangan oleh Amerika Serikat, memotivasi Kuba untuk mengembangkan vaksin buatan sendiri, daripada mengandalkan bantuan eksternal, kata perancang vaksin Vicente Vérez Bencomo, dikutip dari Nature.

Itulah pembahasan mengenai Kuba yang memulai vaksinasi COVID-19 pada balita dan anak-anak. Meski vaksin yang digunakan belum diakui oleh WHO, langkah yang diambil pemerintah Kuba tentunya sudah melalui proses uji klinis dan diskusi yang panjang. 

Setiap negara tentunya ingin mengambil keputusan terbaik untuk masyarakatnya, dan itulah yang sepertinya sedang dilakukan pemerintah Kuba. 

Baca juga: Intip Cara Atasi Efek Samping setelah Vaksinasi COVID-19

Sementara itu, di Indonesia, vaksinasi COVID-19 pada anak dan remaja saat ini baru menyasar usia 12-17 tahun. Apakah nantinya anak-anak yang lebih kecil bisa mendapatkan vaksinasi juga? Tentunya masih menunggu keputusan pemerintah lebih lanjut. 

Jadi, pastikan untuk jangan lengah, terus menjaga kesehatan dan menaati protokol pencegahan COVID-19. Bila kamu butuh obat dan suplemen untuk menunjang kesehatan, kamu bisa beli dengan mudah melalui aplikasi Halodoc.

This image has an empty alt attribute; its file name is HD-RANS-Banner-Web-Artikel_Spouse.jpg
Referensi:
Very Well Health. Diakses pada 2021. How Did Cuba Become the First Country to Vaccinate Young Children?
Reuters. Diakses pada 2021. Cuba Prepares To Vaccinate Its Children, Entire Population.
Nature. Diakses pada 2021. Can Cuba Beat COVID With Its Homegrown Vaccines?