Konsumsi MSG Tingkatkan Risiko Sindrom Metabolik
Halodoc, Jakarta – Penggunaan MSG (monosodium glutamate) dalam makanan tidak lagi menjadi hal yang baru. Zat yang satu ini sudah lama dikenal sebagai penambah rasa. Sebenarnya, tidak masalah jika MSG dalam makanan dikonsumsi secukupnya saja. Namun hati-hati, berlebihan dalam mengonsumsi makanan yang tinggi kandungan MSG bisa meningkatkan risiko sindrom metabolik.
Metabolic syndrome alias sindrom metabolik merupakan gangguan kesehatan yang terjadi secara bersamaan. Kondisi ini bisa menyebabkan berbagai gangguan muncul, biasanya meliputi peningkatan tekanan darah tinggi, penumpukan lemak di perut, serta kenaikan kadar gula darah, kolesterol, dan trigliserida. Salah satu kondisi yang bisa menjadi tanda gangguan ini obesitas, dan konsumsi makanan yang mengandung MSG disebut-sebut bisa menjadi pemicu obesitas.
Baca juga: Fakta tentang Sindrom Metabolik yang Perlu Diketahui
Hubungan Konsumsi MSG dengan Sindrom Metabolik
Konsumsi MSG berlebihan disebut bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami kelebihan berat badan alias obesitas. Hal itulah yang diduga menjadi penyebab MSG bisa memicu sindrom metabolik. Pasalnya, seseorang dikatakan mengalami sindrom metabolik jika mengalami setidaknya tiga dari lima kondisi, yaitu obesitas, hipertensi, diabetes, hiperkolesterolemia, dan trigliserida ringan.
Sindrom metabolik tidak boleh disepelekan, sebab kondisi ini bisa meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke jika berlangsung dalam jangka panjang. Konsumsi makanan yang tidak sehat disebut menjadi salah satu pemicu penyakit ini bisa muncul. Maka dari itu, perkembangan sindrom metabolik bisa dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat dan konsumsi makanan yang bergizi setiap hari.
Sindrom metabolik merupakan sekumpulan gangguan kesehatan yang terjadi secara bersamaan. Maka dari itu, gejala yang muncul adalah tanda dari kelima kondisi tersebut, seperti perut membuncit, sering merasa haus, frekuensi buang air kecil yang meningkat, sakit kepala, pegal-pegal, serta sesak napas. Kabar buruknya, seseorang seringnya tidak menyadari bahwa ia mengalami kondisi ini, sebab gejala yang muncul sering dianggap sebagai hal yang biasanya terjadi.
Baca juga: Pengidap Sindrom Metabolik Dianjurkan Jalani Diet Keto
Hingga kini, penyebab pasti dari sindrom metabolik masih belum diketahui. Namun, pola makan yang tidak sehat diduga menjadi salah satu penyebabnya. Sebab, kondisi ini bisa memicu terjadinya penurunan sensitivitas tubuh terhadap hormon insulin. Hormon ini bertugas untuk menurunkan kadar gula dalam darah. Pola makan tidak sehat, seperti terlalu banyak mengonsumsi makanan yang berlemak dan makanan manis diduga menjadi pemicu kondisi tersebut.
Selain itu, sindrom metabolik juga bisa dipicu oleh beberapa faktor lain, seperti jarang berolahraga atau melakukan aktivitas fisik, aktif merokok, riwayat keluarga dengan penyakit yang sama, serta faktor bertambahnya usia.
Karena sindrom metabolik merupakan kumpulan penyakit, maka cara pengobatannya adalah dengan mengatasi masing-masing penyakit tersebut. Tujuan pengobatan adalah untuk menurunkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Selain dengan pengobatan, mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat juga bisa menjadi cara mengatasi gangguan metabolik.
Untuk mengatasi kondisi ini, mulailah berolahraga secara rutin setidaknya 30 menit dalam satu hari. Menurunkan berat badan, konsumsi makanan tinggi serat, serta mengurangi asupan garam, gula, lemak jenuh, dan minuman beralkohol juga bisa menjadi cara mencegah gangguan metabolik. Jangan lupa juga untuk berhenti merokok dan selalu mengelola stres dengan baik.
Baca juga: Jangan Asal, Penanganan untuk Mengatasi Sindrom Metabolik
Cari tahu lebih lanjut seputar gangguan metabolik dengan bertanya kepada dokter di aplikasi Halodoc. Kamu bisa dengan mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat kapan dan di mana saja. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Metabolic Syndrome.
Food Navigator. Diakses pada 2019. MSG intake linked to obesity and metabolic syndrome.
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. What is MSG? Is it bad for you?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan