Konsumsi Gluten Sebabkan Dermatitis Herpetiformis?
Halodoc, Jakarta - Saat kamu mengonsumsi suatu makanan, banyak kandungan yang masuk ke tubuh. Salah satu zat terkandung pada makanan yang banyak orang konsumsi adalah gluten. Kandungan ini adalah protein yang umumnya terdapat pada makanan dengan bahan dasar gandum.
Walau begitu, kandungan gluten dapat menyebabkan gangguan pada beberapa orang. Salah satu penyakit yang dapat disebabkan oleh gluten adalah dermatitis herpetiformis. Hal ini membuat kulit kamu mengalami lepuhan. Lalu, bagaimana caranya mengonsumsi gluten sebabkan dermatitis herpetiformis? Ini ulasannya.
Baca juga: Adakah Pengobatan Rumahan untuk Dermatitis Herpetiformis?
Dermatitis Herpetiformis Dapat Disebabkan Konsumsi Gluten
Dermatitis herpetiformis adalah penyakit yang menyerang kulit dan menimbulkan gejala berupa lepuhan berair dan gatal. Penyakit ini disebut juga dengan penyakit autoimun yang disebabkan intoleransi gluten yang terkait dengan penyakit celiac. Gangguan ini umumnya terjadi di siku, lutut, dan bokong.
Kelainan pada kulit ini disebabkan ketika seseorang mengonsumsi gluten, yang umumnya berasal dari gandum, gandum hitam, dan jelai. Ketika gluten masuk ke tubuh, gluten memicu respons sistem kekebalan tubuh untuk menyimpan zat IgA (Immunoglobulin A) di bawah lapisan kulit atas. Respons tersebut menyebabkan lepuhan pada kulit.
Dermatitis herpetiformis yang terjadi menimbulkan rasa tidak nyaman. Saat kamu mengonsumsi makanan dengan kandungan gluten, ruam atau lepuhan yang terjadi berwarna merah dan berisi air. Hal ini umumnya terjadi di tempat yang sama setiap terjadi. Cara satu-satunya untuk mencegah adalah dengan tidak mengonsumsi gluten sama sekali.
Jika kamu mempunyai gangguan terhadap konsumsi gluten, dokter dari Halodoc dapat membantu kamu untuk mengatasinya. Kamu hanya perlu download aplikasi Halodoc ke smartphone kamu demi kemudahan dalam akses kesehatan hanya dalam genggaman.
Baca juga: Adakah Pencegahan untuk Penyakit Dermatitis Herpetiformis?
Cara Diagnosis Dermatitis Herpetiformis
Cara umum yang dilakukan untuk mendiagnosis penyakit dermatitis herpetiformis adalah dengan biopsi kulit. Dokter kulit akan mengangkat sebagian kecil kulit dan melakukan pengujian terhadap kemungkinan penyakit yang terjadi. Hal ini juga dapat melihat apakah kamu mengalami dermatitis herpetiformis atau tidak.
Awalnya, biopsi dilakukan dengan menyuntikkan anestesi lokal dengan suntikkan. Setelah itu, dokter menggunakan alat khusus untuk menghilangkan sampel kulit sebesar 4 mm. Hal ini umumnya dapat ditutup dengan hanya satu jahitan dan ketika sembuh hanya meninggalkan sedikit luka parut.
Sampel kulit diambil dari area yang dekat dengan tempat terbentuknya lesi. Selain itu, pewarna berpendar digunakan untuk keberadaan mencari keberadaan deposit Immunoglobulin A (IgA) yang terjadi dalam pola granular. Pemeriksaan pada seseorang yang mengidap DH hampir selalu akurat.
Tes darah juga dapat dilakukan untuk memeriksa antibodi juga dapat dilakukan pada seseorang yang memiliki gejala gangguan ini. Jika tes hasil antibodi tersebut positif dan biopsi kulit memang sudah terbukti mengalami dermatitis herpetiformis, maka biopsi usus tidak perlu dilakukan.
Baca juga: Kulit Terbakar dan Melepuh, Ini Gejala Dermatitis Herpetiformis
Pengobatan Terhadap Dermatitis Herpetiformis
Pengobatan dari dermatitis herpetiformis sama seperti penyakit celiac. Kamu hanya perlu mengikuti diet bebas gluten seumur hidup adalah satu-satunya perawatan yang paling efektif. Kamu mungkin butuh waktu dua tahun atau lebih pada diet bebas gluten untuk membersihkan lgA di bawah kulit.
Dokter mungkin meresepkan obat-obatan untuk menghilangkan rasa gatal dan terbakar. Obat yang paling umum diberikan adalah Dapson. Namun, obat ini memiliki efek samping yang serius dan memerlukan pemantauan secara rutin oleh dokter. Obat ini harus diminum dalam dosis paling kecil dan sesingkat mungkin.