Konsumsi Air Minum yang Terkontaminasi Sebabkan Tifus

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   16 Januari 2021
Konsumsi Air Minum yang Terkontaminasi Sebabkan TifusKonsumsi Air Minum yang Terkontaminasi Sebabkan Tifus

Halodoc, Jakarta - Air yang tercemar dan sanitasi yang buruk berkaitan dengan penularan penyakit seperti kolera, diare, disentri, hepatitis A, polio, dan tidak terkecuali tifus. Menggunakan air yang tidak dikelola dengan baik dan terkontaminasi menjadi faktor risiko terjadinya penyakit tifus, terutama jika dikonsumsi. 

Terjangkitnya penyakit tifus, menjadi ukuran kualitas air yang tidak bersih atau terkontaminasi. Perlu diketahui, bahwa tifus dapat menyebar salah satunya melalui air yang terkontaminasi. Mengonsumsi air yang terkontaminasi adalah kebiasaan buruk yang tidak disadari. Misalnya, saat jajan sembarangan tanpa tahu bagaimana sumber air yang digunakan pedagang untuk memasak. 

Baca juga: Ini Alasan Jika Terkena Tifus Harus Bed Rest

Hubungan Tifus dan Air yang Terkontaminasi

Penyakit tifus disebabkan oleh bakteri berbahaya yang disebut Salmonella typhi. Bakteri ini berkaitan dengan penyakit infeksi usus serius lainnya. Biasanya, penularan bakteri tifus terjadi melalui fecal-oral. Artinya Salmonella typhi ditularkan melalui tinja dan terkadang dalam urine orang yang terinfeksi.

Jika seseorang makan makanan yang tidak higienis atau terkontaminasi dan tidak mencuci tangan dengan benar setelah menggunakan toilet, maka ia bisa terinfeksi. Penularan juga bisa terjadi akibat kebiasaan buruk, seperti:

  • Jajan Sembarangan

Bakteri penyebab tifus biasanya hidup di dalam air yang terkontaminasi dengan feses, dan bisa menempel pada makanan atau minuman yang dikonsumsi akibat jajan sembarangan. Waspada kebiasaan buruk ini terjadi pada anak-anak, karena mereka adalah kelompok yang rentan. Penting untuk mengajarkan dan menerapkan kebersihan saat makan pada anak atau orang dewasa. 

Baca juga: Kena Tifus, Bolehkah Tetap Beraktivitas Berat?

  • Tidak Membersihkan Bahan Makanan

Mengonsumsi ikan atau makanan laut yang berasal dari air yang terkontaminasi tinja atau urine yang terinfeksi bakteri penyebab tifus, berpotensi pada infeksi tifus. Perlu diketahui, bahwa bakteri Salmonella typhi dapat bertahan hidup di urine orang yang terinfeksi.

Jika kamu tidak membersihkan bahan makanan dengan benar dan menyentuh makanan tanpa mencuci tangan terlebih dulu (atau setelah buang air kecil), maka sangat mungkin terjadi penyebaran infeksi tifus pada orang lain. Tidak memperhatikan kebersihan juga menjadi penyebab kambuhnya tifus setelah sembuh. 

  • Minum Air yang Terkontaminasi

Tentu saja bakteri tifus bisa hidup di air dan terinfeksi melalui air minum. Tanpa disadari, kotoran manusia bisa masuk mencemari air minum. Kamu perlu waspada jika sering jajan minuman es yang tidak higienis pengolahannya. Es batu yang digunakan untuk mendinginkan minuman bisa membawa bakteri penyebab tifus. 

  • Menggunakan Toilet Kotor

Bakteri Salmonella typhi dapat bertahan hidup di tinja orang yang terinfeksi. Jika menggunakan toilet yang tercemar dan tidak dibersihkan secara menyeluruh, maka tubuh yang sehat bisa diserang penyakit tifus. Itulah pentingnya selalu waspada saat menggunakan toilet umum. Selalu ingat untuk mencuci tangan setelah buah air agar tidak terinfeksi. 

Baca juga: 4 Kebiasaan Penyebab Tifoid Alias Tipes

Gejala Penyakit Tifus yang Perlu Diwaspadai

Biasanya gejala tifus mulai muncul dalam 1 hingga 2 minggu setelah terpapar bakteri. Setelah itu, gejala yang berkembang, di antaranya:

  • Sakit kepala;
  • Batuk;
  • Mual dan muntah;
  • Ruam kulit;
  • Gejala mirip flu, seperti demam, menggigil, dan nyeri otot. 

Selama seorang pengidap tifus mendapatkan pengobatan antibiotik sesegera mungkin, tifus tidak mengancam jiwa. Jika tidak segera diobati, penyakit ini bisa mematikan. 

Segera hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc jika mengalami gejala tifus. Mungkin juga diperlukan pemeriksaan langsung. Jika dokter memberikan resep, kamu bisa beli obat melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang!

Referensi:
WHO. Diakses pada 2020. Drinking-water
Hindawi. Diakses pada 2020. Estimating Typhoid Fever Risk Associated with Lack of Access to Safe Water: A Systematic Literature Review
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Typhoid fever
Healthline. Diakses pada 2020. Typhoid