Kondisi Medis Ini Bisa Picu Perdarahan Uterus Abnormal
Halodoc, Jakarta - Pernahkah kamu mengalami perdarahan pada area vagina saat menstruasi atau di luar masa menstruasi? Sebaiknya kamu mewaspadai hal ini. Pasalnya, perdarahan, di mana pun letaknya, bukan kondisi yang bisa disepelekan. Kondisi ini memicu masuknya bakteri yang bisa menyebabkan infeksi.
Perdarahan pada area vagina ini disebut sebagai perdarahan uterus abnormal. Setiap wanita biasanya juga mengalami kondisi ini setidaknya seumur hidup sekali. Menurut American Society for Reproductive Medicine, kondisi ini paling umum terjadi saat pubertas dan menopause. Namun, sebenarnya kondisi ini bisa dialami kapan saja jika ia memiliki kadar hormon yang sedang tidak seimbang.
Baca Juga: AKDR Bisa Picu Perdarahan Uterus Abnormal, Ini Alasannya
Apa Saja Gejala dari Perdarahan Uterus Abnormal
Tidak hanya mengalami perdarahan hebat selama menstruasi atau di luar menstruasi, penyakit ini bisa menyebabkan munculnya beberapa gejala, antara lain:
-
Perdarahan lebih dari tujuh hari;
-
Darah menggumpal atau ada gumpalan besar;
-
Perdarahan terjadi kurang dari 3 minggu hari sejak menstruasi terakhir;
-
Muncul bercak darah;
-
Payudara terasa lunak dan sensitif;
-
Perasaan begah.
Baca Juga: 3 Masalah Rahim yang Sering Dialami Oleh Wanita
Apa yang Dapat Menyebabkan Kondisi Ini?
Penyebab utama perdarahan uterus abnormal ini adalah ketidakseimbangan hormon reproduksi. Wanita yang mengalami masa puber dan menopause memungkinkan untuk mengalami ketidakseimbangan hormon selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Kondisi hormon yang tidak seimbang juga bisa jadi efek samping pengobatan tertentu atau karena menjalani terapi hormon itu sendiri.
Kondisi ini menyebabkan perdarahan yang tidak teratur. Misalnya perdarahan yang deras atau hanya bercak-bercak. Biasanya darah tampak kecokelatan, pink, atau merah terang. Jika gejala ini kamu rasakan, maka kamu harus segera memeriksakan diri ke dokter. Kini kamu juga dapat lebih mudah buat janji dengan dokter menggunakan aplikasi Halodoc. Penanganan harus segera dilakukan supaya komplikasi yang lebih bahaya tidak terjadi.
Sementara itu, beberapa kondisi medis yang menyebabkan perdarahan uterus abnormal, yaitu:
-
Sindrom polikistik ovarium (PCOS). PCOS adalah gangguan endokrin yang membuat tubuh wanita menghasilkan kelebihan hormon seks. Akibatnya, hormon estrogen dan progesteron jadi tidak seimbang dan siklus menstruasi jadi tidak teratur.
-
Endometriosis. Kondisi ini terjadi saat dinding rahim tumbuh di luar uterus, misalnya pada ovarium. Endometriosis juga menyebabkan perdarahan menstruasi yang deras.
-
Polip Rahim. Polip bisa muncul dalam rahim. Meski penyebabnya tak diketahui, pertumbuhan ini dipengaruhi oleh hormon estrogen. Pembuluh darah kecil pada polip bisa menyebabkan perdarahan uterus abnormal.
-
Fibroid Rahim. Fibroid rahim muncul di rahim, dinding rahim, atau otot rahim. Seperti polip, penyebab fibroid rahim belum dipahami. Namun, lagi-lagi hormon estrogen sangat berperan.
-
Penyakit Kelamin (penyakit menular seksual). Penyakit kelamin yang menyebabkan luka seperti gonore dan klamidia bisa sebabkan perdarahan uterus abnormal. Perdarahannya biasa terjadi setelah berhubungan seks.
Apa Saja Langkah Penanganan yang Bisa Ditempuh?
Pengobatan bergantung pada penyebab perdarahan. Untuk mengatasinya, beberapa langkah pengobatan yang dapat dilakukan, antara lain:
-
Pil KB, meskipun menjadi salah satu faktor risiko, penggunaan pil KB secara rutin dalam jumlah yang tepat yang telah didiskusikan kepada dokter memiliki pengaruh untuk menjaga siklus menstruasi yang teratur.
-
Antiinflamasi non steroid, obat seperti ibuprofen digunakan sebelum siklus menstruasi berlangsung untuk meringankan gejala dan menurunkan jumlah perdarahan.
Baca Juga: Benarkah Kanker Rahim adalah Penyakit Genetik?
-
Asam traneksamat, obat yang berfungsi membantu pembekuan darah, sehingga perdarahan dapat dihentikan.
-
Ablasi endometrium, yaitu tindakan operatif yang dilakukan untuk mematikan pembuluh darah penyebab perdarahan.
-
Histerektomi, apabila perdarahan banyak dan sulit dihentikan dengan obat-obatan atau terapi lain dokter mempertimbangkan histerektomi, yaitu pengangkatan seluruh uterus/rahim.