Kleptomania pada Anak, Apa yang Menjadi Penyebabnya?
Halodoc, Jakarta - Mendidik dan mengasuh sang buah hati memang tidak pernah menjadi perkara mudah. Terlebih, jika Si Kecil telah tumbuh menjadi anak-anak yang mulai mengenal lingkungan dan punya teman bermain. Ini artinya, ibu dan ayah harus meluangkan waktu lebih banyak untuk memperhatikan perilaku anak, karena pengaruh lingkungan bisa membentuk karakter dan sifat yang kurang tepat.
Salah satunya adalah kleptomania, keinginan untuk mengambil barang-barang milik orang lain, tetapi sebenarnya barang tersebut tidaklah dibutuhkan. Orang dengan kondisi kleptomania merasakan adanya keinginan untuk mencuri yang begitu tinggi. Ketika melakukannya, ada perasaan cemas dan tegang, tetapi setelah barang tersebut berhasil didapatkan, muncul perasaan lega yang tidak bisa dijelaskan.
Tidak seperti pencurian yang mengarah pada tindak kriminal, barang hasil curian pengidap kleptomania sering kali tidak digunakan. Mereka hanya akan menyimpannya, membuang kembali barang tersebut, atau memberikannya pada anggota keluarga lainnya.
Baca juga: Pengidap Kleptomania Rentan Alami Depresi
Apa yang Menyebabkan Seorang Anak Menjadi Kleptomania?
Kleptomania termasuk dalam gangguan kontrol impuls dan kecanduan atau disingkat ICAD. Tidak hanya terjadi pada orang dewasa, kleptomania pun bisa dialami anak-anak dan remaja. Anak-anak, terutama mereka yang masih berusia di bawah 5 tahun, cenderung mengambil benda yang bisa meningkatkan semangat atau ketertarikan mereka.
Ada banyak alasan mengapa anak-anak yang lebih dewasa usianya melakukan tindakan kleptomania dan itu jarang terjadi karena adanya kebutuhan akan barang tersebut. Terkadang, anak-anak yang lebih besar mengambil benda atau mencuri untuk menunjukkan keberanian, mencoba membuat kawan mereka terkesan. Pada beberapa kondisi, mereka bahkan melakukannya hanya sekadar demi mendapatkan perhatian.
Baca juga: Orang dengan Kleptomania Sadar dengan Tindakannya?
Menurut American Academy of Child & Adolescent Psychiatry, ketika mencuri pada anak yang lebih besar terjadi secara terus-menerus atau berulang kali, kondisi ini bisa mengindikasikan terjadinya masalah pada perkembangan perilaku atau emosional. Ini bisa terjadi karena kehidupan keluarga mereka yang tidak stabil atau adanya faktor genetik.
Pasalnya, anak-anak yang memiliki masalah dengan mengambil barang orang lain atau kleptomania sering mengalami masalah dengan kepercayaan terhadap orang lain, dan bukan tidak mungkin akan menimpakan kesalahan pada orang lain tersebut.
Berbagai Faktor Risiko Kleptomania
Ada berbagai macam faktor yang bisa meningkatkan risiko seorang anak mengalami kleptomania. Beberapa di antaranya termasuk:
- Mengidap gangguan mental lainnya, seperti gangguan bipolar, gangguan kecemasan, penyalahgunaan alkohol dan obat terlarang, atau gangguan kepribadian (hubungan ini tampaknya paling kuat dengan gangguan obsesif-kompulsif).
- Riwayat keluarga dengan kondisi yang sama.
- Trauma pada kepala seperti gegar otak.
Baca juga: Jangan Dijauhi, Kleptomania Harus Ditemani?
Tidak hanya itu, trauma psikologis yang terjadi pada usia muda juga menyumbang peran terhadap munculnya kleptomania. Ketidakseimbangan hubungan dengan keluarga atau lingkungan keluarga yang tidak mendukung pun bisa menyebabkan anak mencuri yang bisa mengarah pada kleptomania jika dikombinasikan dengan perubahan suasana hati maupun gangguan yang menimbulkan kecanduan lainnya.
Jadi, banyak hal bisa menyebabkan seorang anak mengidap kleptomania. Jika ibu merasa sang buah hati mengalaminya, jangan ragu untuk bercerita pada psikolog di aplikasi Halodoc. Penanganan lebih cepat bisa membuat anak segera terlepas dari kleptomania, sehingga komplikasi pun dapat dihindari.