Ketahui Sisi Psikologis Orang yang Bepergian saat Pandemi
Halodoc, Jakarta - Saat pandemi virus corona seperti ini, semua orang disarankan untuk tetap tinggal di rumah jika bukan karena suatu hal yang benar-benar penting. Memang, risiko untuk terserang penyakit corona akan meningkat saat berada di luar rumah dibandingkan di dalam rumah. Terlebih lagi jika kamu tidak memperhatikan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, physical distancing, dan rajin mencuci tangan.
Meski begitu, beberapa orang sudah mulai untuk kembali bertemu dengan teman-temannya tanpa memikirkan risiko yang dapat terjadi pada dirinya dan orang-orang di rumahnya. Orang-orang ini kerap dianggap egois dan bodoh. Ternyata, hal tersebut dapat dipengaruhi oleh sisi psikologis sehingga seseorang berani untuk ke luar rumah. Berikut beberapa penjelasan terkait hal tersebut!
Baca juga: Sampai Kapan Pandemi Corona Akan Berlangsung? Ini Perkiraan Para Ahli
Pengaruh Psikologis yang Membuat Seseorang ke Luar Rumah saat Pandemi
Dikutip dari jurnal yang ditulis oleh Danielle Ofri, disebutkan jika ada penularan secara psikologis yang dapat terpengaruh karena mitos dan kecurigaan terkait bahaya saat wabah flu H1N1 menyebar pada tahun 2009. Bukan hanya virus saja yang menyebar, terdapat pola reaksi emosional yang berhubungan dengan penyakit baru tersebut.
Saat penyakit yang berbahaya layaknya COVID-19 mengintai dan tanpa menimbulkan gejala, rasa takut pada diri sendiri akan terbentuk. Hal tersebut juga dapat membuat seseorang merasakan ketidakpastian. Saat rasa takut dan ketidakpastian saling melengkapi, terdapat beberapa dampak buruk yang dapat terjadi di mana salah satunya adalah seseorang menjadi bertindak tidak rasional.
Beberapa orang memang melakukan sesuatu yang dapat membahayakan diri sendiri dan keluarga karena rasa egois pada dirinya. Meski begitu, terdapat beberapa alasan yang dapat membuat seseorang bertindak tidak rasional selama pandemi virus corona ini. Berikut beberapa alasan tersebut:
1. Tidak Mengerti Keadaan yang Terjadi
Setiap orang dipaksa untuk memahami masalah yang besar dan kompleks yang sedang terjadi saat ini. Hal ini dapat membuat seseorang ke luar dari rumah saat pandemi karena tidak mengerti urgensi terhadap penyakit yang belum ada vaksinnya tersebut. Kesulitan mengerti terkait virus corona membuat seseorang menjadi abai atau menyangkal terkait realitas yang sedang terjadi.
Baca juga: WHO Tengah Uji 3 dari 70 Vaksin Virus Corona pada Manusia
2. Terlibat dalam Angan-Angan
Pada era digital ini, tidak butuh waktu lama untuk menemukan artikel yang berhubungan dengan sesuatu yang ingin didengar. Hal tersebut dapat menimbulkan kesalahpahaman jika penyakit yang sedang menyebar ini tidak lebih buruk dibandingkan flu. Dengan begitu, orang ini dapat meningkatkan risiko pada lingkungannya karena menganggap jika virus corona bukanlah suatu penyakit yang berbahaya.
3. Ketidakpercayaan
Saat pandemi virus corona ini, setiap orang kerap mendapatkan berita yang isinya terkait sesuatu yang sensasional. Beberapa orang yang terus-menerus mendapatkan kabar terkait krisis ini hingga suatu momen mungkin tidak menanggapi semua berita serius yang ada. Dampaknya membuat seseorang menjadi tidak peka terhadap berita terbaru yang ada.
Itulah pembahasan mengenai alasan seseorang ke luar rumah saat masa pandemi dari sisi psikologi. Memang cara yang paling baik untuk mengetahui fakta dari penyakit ini adalah dengan langsung bertanya pada ahlinya. Karena itu, informasi yang didapatkan benar-benar valid tidak bercampur dengan berita yang salah.
Baca juga: WHO Resmi Nyatakan Corona sebagai Pandemi
Untuk mengetahui fakta-fakta dari virus corona, dokter dari Halodoc siap membantu menjelaskan penyakit tersebut selengkap mungkin. Caranya mudah sekali, cukup dengan download aplikasi Halodoc di smartphone yang digunakan untuk mendapatkan kemudahan akses kesehatan!