Ketahui Prosedur Pembedahan untuk Atasi Sindrom Polikistik Ovarium
Halodoc, Jakarta - Sindrom polikistik ovarium atau PCOS merupakan kelainan hormon yang terbilang kompleks dan memengaruhi banyak sistem tubuh yang berbeda. Selain berpengaruh pada siklus menstruasi dan kesuburan, gangguan kesehatan ini meningkatkan risiko pada komplikasi penyakit jantung dan diabetes. Pengobatan dilakukan untuk mengurangi dampaknya, tetapi jika tidak berhasil, dokter menyarankan untuk melakukan tindakan pembedahan.
Operasi pernah menjadi cara pengobatan yang dipilih untuk mengatasi PCOS namun prosedur ini memiliki risiko merusak ovarium. Oleh karena itu, sebelum memilih operasi, kamu akan dianjurkan untuk melakukan perawatan medis dahulu, seperti penurunan berat badan, konsumsi pil KB, dan manajemen gejalanya. Jika tidak membuahkan hasil, operasi harus dilakukan.
Mengobati Sindrom Polikistik Ovarium dengan Operasi
Pada dasarnya, metode bedah untuk mengatasi sindrom polikistik ovarium terbagi menjadi 2 (dua), yaitu laparoscopic ovarian drilling dan reseksi ovarium. Prosedur drilling ovarian menggunakan alat yang disebut dengan electrocautery atau laser untuk meluruhkan bagian tertentu dari ovarium, sehingga ovulasi dapat terjadi.
Baca juga: 3 Faktor Risiko yang Dapat Memicu Sindrom Polikistik Ovarium
Prosedur ini dilakukan dengan membuat sayatan kecil atau laparoskopi dengan bantuan anestesi. Sayatan dibuat pada daerah perut atau sekitar pusar. Lalu, tabung ditempatkan untuk membuat perut mengembang dengan menambahkan sejumlah kecil gas karbon dioksida, sehingga alat dimasukkan tanpa merusak organ yang ada di sekitarnya.
Salah satu bagian ovarium diluruhkan, sehingga jaringan yang memproduksi androgen atau hormon pria ikut hancur dan luruh. Prosedur ini disinyalir mampu menurunkan kadar hormon testosteron dan hormon lutein, serta meningkatkan kadar hormon FSH. Secara langsung, prosedur ini mengoreksi adanya ketidakseimbangan hormon dan dapat mengembalikan fungsi ovarium menjadi normal.
Baca juga: Perlu Tahu, Ini Cara Menangani Sindrom Polikistik Ovarium
Sementara itu, reseksi ovarium adalah pengangkatan bagian ovarium secara bedah. Prosedur ini dianggap membantu mengatur siklus menstruasi dan meningkatkan ovulasi ke taraf normal. Tetapi, karena risiko munculnya jaringan parut juga terbilang tinggi, maka prosedur ini kini semakin jarang dilakukan.
Ada beberapa kondisi ketika wanita yang memiliki sindrom polikistik ovarium akan kembali memiliki siklus haid yang teratur dalam beberapa bulan setelah menjalani prosedur pembedahan, bahkan mendapatkan kehamilan. Tetapi, risiko adanya jaringan parut masih lebih besar dari presentasi adanya kehamilan.
Selain terapi hormon, dokter juga akan menyarankan kamu untuk melakukan terapi perbaikan metabolisme, seperti dengan pemberian obat untuk gula darah dan darah tinggi, serta untuk mencegah bertambahnya berat badan.
Apakah Menghilangkan Ovarium Bisa Menyembuhkan PCOS?
Apabila kamu sudah memiliki anak sesuai dengan keinginan, atau berpikir tidak ingin memiliki keturunan karena suatu hal, pelepasan indung telur layak menjadi pertimbangan. Namun, karena ovarium berperan dalam membuat hormon androgen, pelepasan indung telur tidak membantu menyembuhkan PCOS.
Baca juga: Cara Diagnosis Sindrom Polikistik Ovarium yang Sebaiknya Diketahui
Pasalnya, PCOS lebih dari sekadar disfungsi ovarium yang berpengaruh pada banyak organ tubuh dan hormon yang berbeda. Mengeluarkan atau tetap menjaga ovarium pada posisinya tidak membantu mengurangi gejala, karena ini bergantung pada gejala masing-masing pengidap, organ, dan hormon yang berpengaruh terhadap gejalanya.
Jadi, sebaiknya pertimbangkan lebih matang jika kamu ingin melakukan prosedur bedah untuk mengatasi sindrom polikistik ovarium yang kamu alami. Jika kamu benar-benar meragu, kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter, apakah tindakan ini memang direkomendasikan untuk dilakukan. Bagaimana caranya? Tentu saja dengan download dan install aplikasi Halodoc di ponselmu. Tersedia layanan Tanya Dokter, Beli Obat, dan Cek Lab di aplikasi Halodoc yang bisa kamu pakai kapan saja.