Ketahui Perbedaan Sakit Maag dan Penyakit Batu Empedu
Halodoc, Jakarta - Saat makan, makanan akan berjalan melalui kerongkongan, yakni tabung yang berada di dalam mulut dan terhubung hingga ke area perut untuk kemudian masuk ke dalam usus. Jika sistem pencernaan bekerja secara normal, tubuh akan menggunakan makanan untuk mengisi kembali simpanan protein, vitamin, mineral, dan nutrisi lainnya. Namun, jika kamu mengonsumsi makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan nutrisi atau jika ada bagian dari prosesnya yang tidak bekerja dengan baik, kamu mungkin mengalami sakit perut.
Ada banyak sekali hal yang bisa menyebabkan merasakan sakit perut, dari hal yang tidak terlalu berbahaya seperti maag atau dispepsia, atau bahkan yang cukup membahayakan yaitu batu empedu. Tahukah kamu bahwa terkadang dua gejala penyakit tersebut terkadang tampak sama? Keduanya pun saling berkaitan. Oleh karena itu, kenali perbedaan keduanya melalui ulasan berikut!
Baca juga: Atasi Sakit Maag Secara Cepat & Tepat dengan Obat Ini!
Dispepsia
Orang dengan dispepsia atau penyakit maag mungkin mengeluh sakit perut, nyeri atau ketidaknyamanan di perut bagian atas, gas, kembung, gangguan pencernaan, atau perasaan terlalu kenyang setelah makan. Gejala lain mungkin termasuk kurang nafsu makan, mual, muntah atau penurunan berat badan.
Dispepsia juga bisa terjadi karena pengaruh gaya hidup, seperti:
- Pola makan yang kurang baik, misalnya makan tidak teratur atau banyak mengonsumsi makanan yang berlemak dan pedas.
- Sering konsumsi minuman berkafein.
- Kebiasaan konsumsi minuman beralkohol.
- Kebiasaan merokok.
- Berat badan berlebihan atau obesitas.
Namun, ada beberapa kondisi medis yang lebih umum menyebabkan gejala dispepsia, yakni gastroesophageal reflux, batu empedu, sindrom iritasi usus besar atau tukak lambung.
Baca juga: Inilah Penyakit yang Bisa Menyebabkan Sakit Maag
Batu Empedu
Kantung empedu menyimpan empedu, cairan yang diproduksi oleh hati untuk mencerna lemak. Batu empedu adalah endapan empedu yang mengeras yang dapat menimbulkan gejala jika menyumbat saluran empedu. Jika mengalami penyumbatan, seseorang bisa mengalami gejala seperti mual, muntah, dan nyeri hebat di kuadran kanan atas perut, suatu kondisi yang disebut kolik bilier. Serangan kolik bilier biasanya berlangsung sekitar 2 hingga 4 jam, dan cenderung berulang seiring waktu.
Orang yang memiliki gejala batu empedu kronis mungkin juga mengeluh dispepsia, bersendawa, kembung dan masalah mencerna makanan berlemak.
Batu empedu diduga muncul karena endapan kolesterol dan bilirubin yang menumpuk di dalam kantung empedu. Penumpukan ini terjadi ketika cairan empedu tak mampu melarutkan kolesterol dan bilirubin berlebih yang dihasilkan hati.
Jika dispepsia bisa diatasi dengan mengubah pola hidup menjadi lebih sehat, seperti makan teratur, rutin olahraga, dan menghindari stres, batu empedu yang parah perlu diatasi dengan pembedahan. Namun, jika batu empedu berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala, biasanya penanganan secara medis tidak akan diperlukan.
Jika pengidap batu empedu merasakan gejala sakit perut seperti sakit maag yang muncul secara tiba-tiba, tindakan pengobatan perlu segera dilakukan. Pembedahan akan dilakukan untuk mengangkat kantung empedu (kolesistektomi) atau konsumsi obat. Selain itu, berbeda dengan dispepsia, penggunaan obat untuk batu empedu juga jarang dilakukan karena kurang efektif dalam mengobati batu empedu.
Baca juga: 5 Fakta tentang Penyakit Batu Empedu
Jika kamu mengalami sakit maag yang berkepanjangan, tidak ada salahnya untuk bertanya pada dokter di Halodoc mengenai kondisi yang kamu alami. Karena bisa saja sakit maag yang kamu alami tersebut disebabkan oleh penyakit lain seperti batu empedu. Ingat, pengobatan yang dilakukan lebih dini adalah langkah tepat untuk mencegah komplikasi yang tidak diinginkan. Jadi tunggu apa lagi? Segera gunakan Halodoc untuk bicara dengan dokter, kapan dan di mana saja!
Referensi:
Chron - Live Healthy. Diakses pada 2020. Dyspepsia & Gallstones.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Gallstones.
Web MD. Diakses pada 2020. Indigestion.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan