Ketahui Perbedaan Kanker Serviks dan Kanker Ovarium
“Perbedaan kanker serviks dan kanker ovarium sebenarnya cukup jelas meski gejalanya mirip. Keduanya punya penyebab dan cara diagnosis yang berbeda.”
Halodoc, Jakarta – Meski punya gejala yang mirip, ada beberapa hal yang jadi perbedaan antara kanker serviks dan kanker ovarium. Keduanya merupakan jenis kanker yang dapat terjadi pada sistem reproduksi wanita. Namun, perkembangan sel kanker bermula di organ yang berbeda.
Karena keduanya memengaruhi sistem reproduksi, kanker ovarium dan serviks dapat menyebabkan beberapa gejala yang sama. Namun, kanker ovarium memiliki beberapa gejala tambahan yang jarang terjadi pada kanker serviks. Selain itu, kedua jenis kanker ini juga memiliki penyebab dan faktor risiko yang berbeda.
Perbedaan Kanker Serviks dan Kanker Ovarium
Kanker serviks adalah penyakit yang terjadi ketika sel kanker berkembang di leher rahim. Serviks menghubungkan vagina ke rahim, tempat bayi akan tumbuh dan berkembang selama kehamilan.
Sementara itu, kanker ovarium terjadi ketika sel kanker tumbuh di ovarium, saluran tuba, atau peritoneum. Adapun, ovarium adalah organ reproduksi yang menghasilkan sel telur pada wanita. Banyak kasus kanker ovarium dapat berkembang di saluran tuba (tuba falopi), dan menjalar dari ovarium ke rahim.
Meski serviks dan ovarium itu terhubung, gejala, penyebab, dan hal-hal lain mengenai kedua jenis kanker ini berbeda. Berikut ini beberapa perbedaan kedua kanker ini:
1. Perbedaan Gejala
Kanker ovarium dan serviks biasanya tidak menimbulkan gejala yang signifikan sampai mereka mulai menyebar ke jaringan di sekitarnya. Pada tahap awal kanker ini, banyak orang tidak menyadari gejala sama sekali.
Kedua jenis kanker ini memiliki beberapa gejala yang sama, seperti:
- Perdarahan antar periode menstruasi.
- Periode menstruasi yang lebih berat atau lebih lama dari biasanya.
- Perdarahan setelah menopause.
- Keputihan yang tidak biasa.
- Nyeri panggul.
- Rasa sakit saat berhubungan intim.
Namun, kanker ovarium juga memiliki sejumlah gejala yang tidak umum terjadi pada kanker serviks, yaitu perut kembung dan cepat kenyang setelah makan.
2. Perbedaan Penyebab
Perbedaan kedua kanker ini juga terletak pada penyebabnya. Kanker serviks, umumnya terjadi akibat infeksi human papillomavirus (HPV). Adapun, istilah yang disebutkan barusan adalah virus yang sering menyebabkan berbagai jenis infeksi menular seksual.
Sementara itu, penyebab kanker ovarium tidak jelas, meski ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena kondisi ini. Salah satunya adalah perubahan atau mutasi genetik, misalnya, gen bernama BRCA1 dan BRCA2, telah terkait dengan risiko kanker ovarium.
3. Perbedaan Cara Diagnosis
Perbedaan lainnya dari kanker serviks dan kanker ovarium terletak pada cara diagnosisnya. Kanker serviks cukup mudah terdiagnosis yakni dengan menjalani pemeriksaan ginekologi rutin, termasuk tes pap smear dan tes HPV. Namun, tidak ada tes atau skrining khusus untuk kanker ovarium.
Meski begitu, kedua jenis kanker ini dapat terdeteksi dengan prosedur biopsi, karena dokter mengambil sampel kecil jaringan. Lalu, ahli patologi akan memeriksa jaringan tersebut di bawah mikroskop.
Selain itu, ada beberapa tes pencitraan yang bisa dokter gunakan untuk mendiagnosis kedua jenis kanker, termasuk:
- USG.
- CT scan.
- MRI.
- PET scan.
- Sinar X.
Apakah Pilihan Pengobatannya Berbeda?
Selain berbagai aspek tadi, kanker serviks dan kanker ovarium juga memiliki perbedaan dalam hal pengobatannya. Operasi merupakan salah satu pilihan pengobatan utama untuk kanker serviks. Luasnya pembedahan bergantung pada seberapa jauh kanker telah menyebar.
Pilihan pengobatan potensial lainnya termasuk terapi radiasi eksternal atau internal. Kemoterapi, seringkali sebagai kombinasi dengan terapi radiasi. Terapi target dan imunoterapi juga dapat dokter gunakan untuk kanker serviks stadium lanjut.
Sama seperti kanker serviks, kanker ovarium juga dapat diatasi dengan operasi. Langkah ini sering lakukan untuk mengangkat ovarium, saluran tuba, rahim, atau jaringan lainnya. Bagian organ lain yang terkena kanker juga dapat dokter angkat, seperti bagian usus besar atau kandung kemih.
Kemoterapi juga biasa jadi langkah perawatan setelah operasi. Jika pengidap tidak dapat atau tidak ingin menjalani operasi, kemoterapi bisa dokter gunakan sebagai pengobatan awal. Terapi yang ditargetkan juga dapat dokter gunakan untuk kanker ovarium yang lebih lanjut.
Itulah pembahasan mengenai perbedaan kanker serviks dan kanker ovarium. Jika kamu atau orang terdekat mengalami salah satu kanker ini, pastikan untuk menjalani pengobatan yang telah dokter tentukan.
Bila dokter memberi resep obat, download Halodoc saja untuk cek kebutuhan medis kamu dengan mudah, tanpa perlu keluar rumah.