Ketahui Perbedaan COVID-19, dengan SARS dan MERS
Halodoc, Jakarta - Sebelum ada COVID-19, beberapa penyakit lainnya juga telah terjadi yang disebabkan oleh virus corona, yaitu SARS dan MERS. Selain itu, ketiga penyakit ini juga sama-sama menyerang saluran pernapasan dan menimbulkan dampak buruk saat terjadi. Maka dari itu, setiap orang harus tahu perbedaan antara COVID-19, SARS, dan MERS untuk berjaga-jaga. Berikut ulasan lebih lengkapnya!
Beda Antara COVID-19, SARS, dan MERS
Virus corona (CoV) adalah jenis virus yang memiliki mahkota pada bagian luar lonjakan protein saat dilihat di bawah mikroskop elektron. Jenis virus ini dapat menyebabkan berbagai macam penyakit terkait pernapasan pada manusia dan hewan. Diketahui jika hanya tujuh virus corona yang dapat menyerang manusia. Empat diantaranya dapat menyebabkan beberapa gangguan yang disebut flu, MERS, SARS, dan COVID-19.
Baca juga: Ini Alasan COVID-19 Lebih Menular Daripada SARS
Untuk penyakit COVID-19, jenis ini sebelumnya hanya terdapat pada hewan hingga terdeteksi menyerang manusia pada tahun 2019. Gangguan yang disebabkan oleh penyakit ini telah menyebabkan pandemi yang mengakibatkan jutaan manusia kehilangan nyawa di seluruh dunia. Meski begitu, setiap orang harus tahu perbedaan antara COVID-19, SARS, dan MERS. Berikut ini penjelasannya:
1. Asal Mula
COVID-19, SARS, dan MERS semuanya disebabkan oleh virus yang awalnya hanya menyerang hewan. Dengan adanya kontak dekat antara manusia dan hewan, virus dapat berubah dan berpindah ke manusia. Jenis virus dari COVID-19 adalah SARS-CoV-2 yang disebutkan berasal dari pasar hewan di China. Dari DNA virusnya, 96 persen identik dengan gangguan yang terjadi pada kelelawar. Setelah itu, penyebarannya terjadi hingga ke seluruh dunia.
Pada SARS, penyakit ini dapat menyebabkan gangguan pernapasan yang ditemukan pertama kali juga di China pada Februari tahun 2003. Setelah itu, penyebarannya terjadi ke beberapa negara, seperti Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, dan Asia. Total kasus yang terjadi tercatat menyerang lebih dari 8.000 orang. Ditemukan jika SARS berasal dari kelelawar kemudian menginfeksi musang sawit yang akhirnya menular ke manusia.
Pada MERS-CoV, unta adalah penyebab utama dari gangguan ini. Virus corona penyebab sindrom pernapasan ini terjadi pada Timur Tengah dengan kasus pertama tercatat pada tahun 2012 di Arab Saudi. Penyebarannya terjadi pada negara-negara yang berada dalam Jazirah Arab.
Baca juga: Apa Saja Gejala yang Muncul saat Mengidap MERS?
2. Gejala yang Timbul
Virus corona yang menyerang manusia dapat menimbulkan gangguan terkait pernapasan. Maka dari itu, gejala yang timbul dapat mirip satu sama lain meski ada perbedaan sedikit. Pada COVID-19, gejala yang timbul berupa:
- Demam atau menggigil.
- Batuk dan/atau sesak napas.
- Sakit tenggorokan.
- Kehilangan perasa atau penciuman (anosmia).
- Hidung tersumbat atau hidung meler.
- Diare.
Kebanyakan orang memiliki gejala ringan atau tidak ada gejala sama sekali, tetapi beberapa lainnya dapat mengalami dampak yang buruk, sehingga perlu mendapatkan perawatan di ICU. Penyakit parah yang dapat terjadi, antara lain gagal napas akut, sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS), dan pneumonia.
Untuk SARS, gejala yang dapat timbul, antara lain:
- Biasanya dimulai dengan demam.
- Sakit kepala.
- Tubuh yang terasa tidak nyaman secara keseluruhan.
- Pegal-pegal.
- Diare.
Setelah 2–7 hari, pengidap SARS dapat mengalami batuk, dan sebagian besar terus berkembang menjadi pneumonia.
Lalu, gejala dari MERS adalah:
- Demam atau menggigil.
- Batuk.
- Sesak napas.
- Mual atau muntah.
- Diare.
Beberapa orang memiliki gejala ringan atau tanpa gejala, tetapi banyak yang mengalami pneumonia atau gagal ginjal.
3. Cara Penularan
Virus yang menyebabkan ketiga penyakit ini, cara penularan dari satu orang ke orang lainnya melalui tetesan pernapasan. Saat pengidapnya batuk, bersin, atau berbicara, tetesan kecil keluar dari hidung dan mulut bersamaan dengan virusnya. Saat partikel virus corona itu berterbangan di udara dan terhisap oleh orang lain, penularan telah terjadi.
Baca juga: Pernah Mewabah, Ini Fakta Mengenai SARS
Dipengaruhi ukurannya, tetesan pernapasan ini tidak dapat melayang jauh, hanya beberapa meter. Maka dari itu, setiap orang wajib menghindari kontak dekat dengan seseorang yang berisiko terserang penyakit ini. Selain itu, menggunakan masker wajah dapat mencegah tetesan air mengalir, serta melindungi orang lain. Pada infeksi virus corona lainnya ditularkan dengan cara yang sama, tetapi kecepatannya berbeda.
Selain itu, infeksi SARS-CoV-2 tampaknya menyebar lebih cepat dibandingkan dua lainnya. Namun, tingkat kematiannya jauh lebih rendah dibandingkan SARS (9,5 persen) dan MERS (34,4 persen). Memang COVID-19 terjadi pada lebih banyak orang, tetapi tingkat kematiannya terbilang lebih sedikit.
Itulah perbedaan antara COVID-19, SARS, dan MERS yang perlu diketahui. Dengan mengetahui hal ini, pengetahuan terkait segala gangguan yang disebabkan oleh virus corona dapat meningkat. Selain itu, dengan dilakukannya vaksinasi dalam waktu dekat, pandemi yang terjadi juga diharapkan selesai agar kehidupan kembali normal.
Apabila kamu masih memiliki pertanyaan terkait SARS, MERS, serta COVID-19, dokter dari Halodoc siap membantu untuk menjawabnya. Caranya mudah sekali, cukup dengan download aplikasi Halodoc, segala pertanyaan yang ada bisa dijawab. Maka dari itu, segera unduh aplikasinya di smartphone kamu sekarang juga!
Referensi:
Health Guide. Diakses pada 2021. COVID-19 vs. SARS vs. MERS: how are they different?
Healthline. Diakses pada 2021. COVID-19 vs. SARS: How Do They Differ?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan