Ketahui Penyebab Terjadinya Kernikterus pada Bayi
“Kernikterus adalah penyakit yang ditandai dengan kerusakan otak pada bayi akibat tingginya kadar bilirubin dalam darah. Hal ini dipicu akibat penyakit kuning yang tidak segera diatasi dengan baik. Namun, ada beberapa faktor yang dapat memicu kondisi ini, seperti riwayat keluarga dan tidak mendapatkan gizi serta nutrisi yang baik setelah dilahirkan.”
Halodoc, Jakarta – Bilirubin adalah limbah yang diproduksi hati saat memecah sel darah merah. Kadar bilirubin yang tinggi sering menjadi indikator adanya penyakit kuning. Namun, jumlah bilirubin yang tinggi sebenarnya wajar dialami oleh bayi yang baru lahir. Alasannya, bayi yang baru lahir belum bisa mengeluarkan bilirubin seperti orang dewasa.
Baca Juga: 4 Faktor yang Tingkatkan Risiko Kernikterus
Ketika jumlahnya sangat tinggi, bayi berisiko mengalami kondisi yang disebut kernikterus. Kernikterus adalah jenis kerusakan otak yang disebabkan karena bilirubin terlalu banyak menumpuk di otak. Kernikterus termasuk ke dalam kondisi serius, sehingga bayi yang mengalaminya perlu segera ditangani.
Gejala yang Ditimbulkan Kernikterus
Masalah kesehatan yang berhubungan dengan jumlah bilirubin pasti menimbulkan gejala penyakit kuning. Hal ini ditandai dengan perubahan warna kulit dan putih mata menjadi kekuningan.
Pada kasus kernikterus, gejala yang muncul bisa lebih parah dari penyakit kuning biasa. Masalah ini sering ditandai dengan kelesuan, sehingga bayi sakan-akan selalu mengantuk.
Umumnya, bayi memang banyak tidur, tetapi pada kasus kernikterus bayi lebih sering tidur daripada biasanya dan sulit untuk bangun. Ketika Si Kecil bangun, bayi yang mengalami kernikterus langsung kembali tidur.
Gejala lain yang menjadi tanda dari kernikterus, yaitu:
- Tangisan bernada tinggi.
- Nafsu makan menurun.
- Tubuh lemas.
- Kehilangan refleks.
- Melengkungkan kepala dan tumit ke belakang.
- Gerakan tidak terkendali.
- Muntah.
- Gerakan mata yang tidak biasa.
- Demam dan kejang.
Baca Juga: Ibu Perlu Tahu, Penanganan Tepat Penyakit Kuning pada Bayi
Apabila ibu melihat tanda-tanda di atas pada Si Kecil, segera cari bantuan medis atau langsung larikan ke rumah sakit. Masih punya pertanyaan lain tentang kernikterus? Ibu bisa bertanya pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat aplikasi, ibu dapat menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Lantas, apa yang dapat memicu terjadinya kernikterus? Berikut penjelasannya.
Faktor Penyebab Kernikterus
Kernikterus disebabkan oleh penyakit kuning parah yang tidak diobati. Ketika tidak segera diobati, kadar bilirubin bisa menumpuk. Bilirubin dibagi menjadi dua jenis, yaitu bilirubin terkonjugasi dan tidak terkonjugasi. Bilirubin terkonjugasi mampu larut dalam air, sehingga mudah dikeluarkan dari tubuh. Sedangkan bilirubin tak terkonjugasi tidak larut dalam air, sehingga dapat menumpuk di dalam tubuh bayi yang memicu kernikterus.
Ada beberapa penyebab potensial yang meningkatkan jumlah bilirubin tidak terkonjugasi, yaitu:
1. Penyakit Rh atau Inkompatibilitas ABO
Pada beberapa kasus kehamilan, golongan darah bayi dan ibu tidak sama atau tidak kompatibel. Ini terjadi ketika seorang ibu memiliki Rh-negatif yang berarti sel darah merahnya tidak memiliki jenis protein tertentu yang melekat padanya. Jika bayinya memiliki Rh-positif, maka ia tidak memiliki protein yang melekat pada sel darah merah. Kondisi ini dikenal sebagai ketidakcocokan Rh. Ketika Rh ibu dan bayi tidak sama, beberapa sel darah merah janin dapat melintasi plasenta dan masuk ke aliran darah ibu.
Sistem kekebalan ibu kemudian mengenali sel-sel ini sebagai sel asing. Akibatnya, antibodi yang ibu miliki menyerang sel darah merah bayi. Antibodi ibu dapat masuk ke tubuh bayi melalui plasenta dan menghancurkan sel darah merah bayi.
Saat sel-sel darah ini dihancurkan, kadar bilirubin bayi naik. Setelah bayi lahir, bilirubin menumpuk di aliran darah dan otak. Kondisi serupa bisa terjadi ketika seorang ibu memiliki darah tipe O dan bayinya memiliki jenis yang berbeda (ketidakcocokan ABO).
2. Sindrom Crigler-Najjar
Sindrom ini disebabkan karena bayi kekurangan enzim yang dibutuhkan untuk mengubah bilirubin tidak terkonjugasi menjadi bilirubin terkonjugasi yang mudah dihilangkan. Akibatnya, kadar bilirubin yang tinggi menumpuk di dalam darah bayi tersebut.
Baca Juga: Bagaimanakah Cara Mencegah Kernikterus?
Ada beberapa faktor pemicu lainnya yang dapat meningkatkan risiko bayi mengalami kernikterus, seperti proses kelahiran prematur, tidak mendapatkan nutrisi dan gizi yang baik. Memiliki riwayat orangtua yang mengalami penyakit kuning saat dilahirkan, hingga lahir dari ibu yang memiliki golongan darah O atau Rh negatif juga bisa memicu terjadinya kernikterus pada bayi. Kernikterus dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan jika tidak diatasi dengan baik, seperti gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, hingga gangguan pertumbuhan.