Ketahui Mood Swing Akibat Borderline Personality Disorder
Halodoc, Jakarta - Pernah melihat seseorang dengan suasana hati dan citra diri yang senantiasa berubah-ubah, serta menunjukkan perilaku yang impulsif? Ada beragam hal yang bisa memicu kondisi ini, salah satunya borderline personality disorder.
Pengidap borderline personality disorder atau gangguan kepribadian ambang mungkin mengalami episode kemarahan yang intens, depresi, dan kecemasan yang dapat berlangsung dari beberapa jam hingga berhari-hari.
Pengidapnya juga memiliki cara pandang, pikir, dan perasaan yang berbeda dibandingkan dengan orang lain pada umumnya. Nah, hal ini yang akan menimbulkan masalah di kehidupan sehari-hari. Apalagi saat menjalin hubungan dengan orang lain, seperti hubungan dengan keluarga, teman, dan lingkungan pekerjaan.
Pertanyaannya, apa saja gejala borderline personality disorder? Benarkah pengidapnya kerap kali mengalami mood swing atau perubahan suasana hati?
Baca juga: Suka Marah-Marah Tanpa Sebab, Waspada Gangguan BPD
Bukan Cuma Menyoal Mood Swing
Menurut ahli di National Institute of Mental Health (NIMJ), pengidap gangguan kepribadian ambang umumnya mengalami perubahan suasana hati atau mood swing. Pengidapnya juga cenderung memandang hal-hal secara ekstrem, seperti semuanya baik atau semuanya buruk.
Perubahan suasana hati adalah hal yang terbilang normal bila terjadi sesekali. Namun, lain lagi ceritanya bila mood swing ini sering terjadi, bahkan hingga mengganggu kehidupan pribadi. Pada kebanyakan kasus, kondisi ini bisa saja menandai adanya gangguan mental seperti borderline personality disorder.
Nah, menyoal gejala borderline personality disorder, sebenarnya gangguan mental ini tak cuma dicirikan dengan perubahan suasana hati saja. Ada gejala-gejala lainnya yang mungkin menyertai, seperti:
- Upaya untuk menghindari suatu hal yang nyata atau imajiner.
- Pola hubungan yang intens dan tidak stabil dengan keluarga, teman, dan orang yang dicintai. Ditandai dengan kedekatan dan cinta yang ekstrem (idealisasi), menjadi ketidaksukaan atau kemarahan yang ekstrem (devaluasi)
- Perilaku impulsif dan sering berbahaya, seperti berbelanja secara berlebihan, perilaku seks yang tidak aman, penyalahgunaan zat, mengemudi sembrono, dan makan berlebihan.
- Timbul pikiran untuk bunuh diri.
- Pikiran berulang tentang perilaku atau ancaman bunuh diri.
- Perasaan kosong yang kronis.
- Kesulitan mempercayai, yang terkadang disertai dengan ketakutan irasional terhadap niat orang lain.
Baca juga: Insomnia Membuat Borderline Personality Disorder Makin Parah
Hal yang perlu ditegaskan, tak semua pengidap gangguan kepribadian ambang mengalami setiap gejala di atas. Ada beberapa orang yang mengalami sedikit gejala, namun ada pula yang mengalami banyak gejala.
Gejala borderline personality disorder ini bisa dipicu oleh beragam hal.Misalnya, pengidap mungkin menjadi amat marah dan tertekan hanya karena perpisahan kecil (seperti perjalanan bisnis) dari orang terdekatnya.
Nah, andaikan dirimu atau ada anggota keluarga yang acap kali mengalami perubahan suasana hati atau keluhan-keluhan di atas, segera temui dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Kamu bisa bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc.
Gegara Kelainan Otak hingga Genetik
Borderline personality disorder umumnya muncul ketika seseorang menjelang masa dewasa, dan bertahan saat usia dewasa. Lantas, apa saja yang menjadi penyebabnya?
Hingga kini, penyebab gangguan kepribadian ini belum diketahui persis. Meski begitu, ada beberapa faktor yang diduga dapat memicunya, seperti:
- Kelainan pada otak. Pengidapnya memiliki perubahan struktur pada fungsi otak, terutama pada area yang mengatur impuls dan emosi. Pengidapnya diduga mengalami kelainan fungsi dari zat kimia otak atau neurotransmitter yang berperan dalam pengaturan emosi.
- Ciri kepribadian tertentu. Beberapa tipe kepribadian lebih berisiko mengalami BPD, contohnya kepribadian agresif dan impulsif.
- Lingkungan. Faktor lingkungan yang negatif, diduga bisa menimbulkan BPD. Contohnya, riwayat penyiksaan atau pelecehan semasa kecil, atau pula dicampakkan oleh orangtua.
- Genetik. Borderline personality disorder diduga dapat diturunkan secara genetik.
Baca juga: Ini yang Terjadi pada Pengidap Borderline Personality Disorder
Jangan sekali-kali memandang sebelah mata masalah mental yang satu ini. Pasalnya, gangguan kepribadian ambang ini bisa memicu berbagai komplikasi, seperti gangguan kecemasan, bipolar, gangguan makan, hingga penyalahgunaan alkohol dan NAPZA.
Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2020. Cyclothymia: Are Your Mood Swings Normal — or Something More?
WebMD. Diakses pada 2020. Are My Mood Swings Normal?
Mayo Clinic. Diseases and Conditions. Diakses pada 2020. Personality Disorders.
National Institute of Mental Health. Diakses pada 2020. Borderline Personality Disorder.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan