Ketahui Lebih Banyak Lagi Penyebab Hipertiroid
“Kelenjar tiroid memegang peran penting dalam metabolisme. Ketika timbul masalah hipertiroid, maka seseorang mengalami sejumlah gejala seperti gugup, gemetar, sering berkeringat sampai peningkatan tekanan darah. Beberapa kondisi yang menyebabkan hipertiroid adalah penyakit graves, tumor dan kebanyakan konsumsi yodium.”
Halodoc, Jakarta - Penyakit hipertiroid atau hipertiroidisme terjadi ketika kelenjar tiroid menjadi terlalu aktif. Hal ini ditandai dengan hipermetabolisme (metabolisme meningkat) dan tingginya serum hormon tiroid bebas.
Kelenjar tiroid merupakan organ yang terletak di bagian depan leher yang memproduksi hormon untuk mengontrol metabolisme, pernapasan, detak jantung, sistem saraf, berat badan, suhu tubuh, dan banyak fungsi lainnya. Ketika kelenjar tiroid terlalu aktif, maka proses tubuh akan terjadi lebih cepat.
Baca juga: Pengidap Hipertiroidisme Sebaiknya Konsumsi 5 Makanan Ini
Berbagai Macam Penyebab Hipertiroid
Berbagai kondisi dapat menjadi penyebab hipertiroid atau hipertiroidisme adalah :
1. Penyakit Graves
Kondisi ini terjadi saat tubuh membuat antibodi yang disebut thyroid-stimulating immunoglobulin (TSI). Antibodi tersebut kemudian memicu kelenjar tiroid memproduksi terlalu banyak hormon tiroid. Penyakit ini juga bisa disebabkan oleh gondok beracun atau multinodular goiter (toxic goiter), yang merupakan benjolan atau nodul di kelenjar tiroid yang menyebabkan tiroid memproduksi hormon tiroid dalam jumlah yang berlebihan.
2. Kebanyakan Yodium
Mengonsumsi terlalu banyak yodium baik dari makanan atau suplemen menyebabkan kelenjar tiroid terlalu banyak menghasilkan hormon tiroid. Beberapa makanan yang tinggi yodium antara lain garam, daging merah, susu, telur, kacang-kacangan, udang dan lain-lain.
3. Mengidap Tumor
Adanya tumor ovarium atau testis dan tumor jinak dari kelenjar tiroid atau hipofisis juga bisa menyebabkan hipertiroidisme. Diagnosis penyakit ini berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan darah untuk mengukur kadar thyroid stimulating hormone (TSH) dan hormon tiroid T3 dan T4.
Tak jarang dokter memerlukan pemeriksaan penunjang seperti USG atau scan tiroid untuk melihat apakah ada nodul, atau meradang bahkan terlalu aktif. Penyakit ini juga dapat menyebabkan tulang menjadi keropos (osteoporosis). Oleh karena itu diperlukan suplemen vitamin D dan kalsium selama dan setelah pengobatan.
Baca juga: Harus Tahu Inilah 5 Komplikasi Akibat Hipertiroidisme
Kenali Gejala Hipertiroid
Gejala hipertiroid tentunya berkaitan dengan efek dari kelebihan hormon tiroid. Hormon tiroid mengontrol metabolisme, sehingga jumlah hormon T4 atau T3 yang berlebihan menyebabkan peningkatan metabolisme tubuh atau biasa disebut dengan hipermetabolik. Akibatnya, hipertiroid dapat menimbulkan gejala berikut:
- Peningkatan tekanan darah.
- Gugup.
- Tremor (gemetaran).
- Sering berkeringat.
- Merasa gampang lapar.
- Gelisah.
- Mengalami kesulitan berkonsentrasi.
- Buang air besar bisa lebih sering.
- Wanita mungkin memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur (sering telat).
- Denyut jantung tidak teratur.
- Sulit tidur.
- Gatal-gatal.
- Rambut Rontok.
- Mual dan muntah.
- Kelenjar tiroid dapat membesar atau sering kita sebut dengan gondok.
- Perkembangan payudara pada pria (ginekomastia) hipertiroidisme.
- Fibrilasi atrium menyebabkan aritmia (gangguan irama jantung) dapat berakibat stroke, atau bahkan menyebabkan gagal jantung kongestif.
Bagaimana Hipertiroid Diobati?
Ada banyak pilihan pengobatan untuk hipertiroidisme. Namun, pengobatan untuk setiap pengidap hipertiroid tergantung pada penyebabnya. Pilihan pengobatan untuk hipertiroidisme dapat meliputi:
- Obat anti-tiroid methimazole (Tapazole) atau propylthiouracil (PTU). Ini bekerja dengan memblokir kemampuan tiroid untuk membuat hormon.
- Yodium radioaktif. Pengobatan yang satu ini dilakukan dengan bahan radioaktif. Radioaktif kemudian akan diserap tubuh dan merusak sel-sel tiroid supaya tidak terlalu aktif. Setelah pengobatan, tiroid menyusut dan kadar hormon tiroid turun selama beberapa minggu. Kendati demikian, perawatan ini berisiko merusak tiroid secara permanen, sehingga pengidap yang menerima perawatan ini harus minum obat hormon tiroid selama sisa hidupnya untuk mempertahankan kadar hormon tetap normal.
- Pembedahan. Dokter dapat mengangkat kelenjar tiroid melalui operasi (tiroidektomi) untuk mengobati hipertiroidisme. Namun, efek samping pembedahan dapat menyebabkan hipotiroidisme (tiroid yang kurang aktif). Pengidap yang menjalani tiroidektomi juga harus mengonsumsi suplemen tiroid untuk menjaga kadar hormon tetap normal.
- Beta blocker: Obat ini memblokir kerja hormon tiroid pada tubuh. Beta blocker tidak akan mengubah jumlah hormon dalam darah dan malah membantu mengendalikan gejala seperti detak jantung yang cepat, gugup, dan gemetar yang disebabkan oleh hipertiroidisme. Perawatan ini tidak digunakan sendiri dan biasanya dipasangkan dengan pilihan lain untuk mengobati hipertiroidisme dalam jangka panjang.
Baca juga: Kenali Makanan Penyebab Hipertiroid yang Harus Dihindari
Punya pertanyaan lain seputar hipertiroidisme? Tanyakan pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan siap membantu menjawab segala pertanyaan kamu. Download aplikasinya sekarang juga!
Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2021.Hyperthyroidism.
NHS. Diakses pada 2021.Overactive thyroid (hyperthyroidism).
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan