Ketahui Kelebihan dan Kekurangan Rapid Test Antibodi dan Swab Antigen
Halodoc, Jakarta - Guna mengetahui apakah seseorang terdeteksi mengalami penyakit COVID-19 akibat infeksi virus corona, Indonesia menggunakan tiga metode skrining kesehatan, yaitu rapid test antibodi, rapid test antigen atau swab antigen, dan tes PCR. Namun, di antara ketiganya, rapid test antibodi dan swab antigen menjadi metode pemeriksaan yang paling banyak dilakukan.
Sebenarnya, rapid test antibodi dan swab antigen adalah dua metode pemeriksaan kesehatan yang berbeda. Pemeriksaan rapid test antibodi menggunakan sampel berupa darah yang biasanya diambil dari bagian ujung jari. Ketika seseorang terinfeksi virus corona, tubuh akan menghasilkan antibodi setelah beberapa hari atau minggu kemudian.
Sementara itu, swab antigen dilakukan dengan mengambil sampel lendir dari bagian tenggorokan atau rongga hidung. Prosedur dilakukan menggunakan alat berupa cotton bud dengan tangkai yang lebih panjang, yang kemudian dikenal dengan metode usap atau swab.
Baca juga: Tes Risiko terinfeksi Virus Corona atau COVID-19
Prosedur swab antigen ini akan mendeteksi keberadaan antigen di dalam tubuh. Antigen sendiri merupakan sejenis protein yang dikeluarkan oleh virus setelah masuk ke dalam tubuh. Nah, metode swab antigen ini bisa dilakukan dan memberikan hasil yang positif pada tubuh seseorang yang terinfeksi virus.
Kelebihan dan Kekurangan Rapid Tes Antibodi dan Swab Antigen
Sudah pasti, setiap metode pemeriksaan kesehatan untuk mendeteksi virus corona memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Nah, dalam kaitannya dengan rapid test antibodi, keunggulan utamanya jelas metode ini lebih cepat dalam memberikan hasil pemeriksaan. Biayanya pun terbilang paling murah jika dibandingkan dengan dua metode lainnya.
Sayangnya, metode rapid test antibodi tidak bisa memberikan hasil yang akurat dalam mendeteksi virus corona. Pasalnya, metode ini hanya memiliki tingkat akurasi sebesar 18 persen, angka yang sangat rendah untuk mendeteksi adanya virus di dalam tubuh. Alhasil, hasil pemeriksaan rapid test antibodi tidak bisa dijadikan tolok ukur apakah seseorang terinfeksi virus corona atau tidak.
Baca juga: Golongan Darah A Rentan Terserang Virus Corona, Apa Benar?
Sementara itu, tidak berbeda dengan rapid test antibodi, swab antigen juga merupakan pemeriksaan cepat yang mampu memberikan hasil dalam waktu singkat, yaitu antara 15 hingga 60 menit. Dibandingkan dengan metode rapid test antibodi pun, swab antigen dinilai lebih akurat, karena memang memiliki nilai akurasi mencapai 97 persen.
Sayangnya, meski harganya juga terbilang terjangkau, tetapi swab antigen pun tidak bisa dijadikan tolok ukur untuk mengetahui apakah kamu terinfeksi virus corona, karena metode ini juga terkadang memberikan hasil positif palsu. Kamu tetap harus melanjutkan pemeriksaan dengan tes PCR guna mendapatkan hasil yang paling akurat jika hasil swab antigen menunjukkan positif. Sementara jika hasilnya negatif, pemeriksaan perlu dilakukan kembali setelah 7 hingga 10 hari.
Memang, tes PCR menjadi metode skrining kesehatan yang paling akurat untuk mendeteksi keberadaan virus corona pada tubuh. Namun, pemeriksaan ini dibanderol dengan harga yang cukup tinggi, juga tidak bisa memberikan hasil dalam waktu yang singkat. Hasil pemeriksaan dengan PCR baru bisa diketahui setelah satu hari atau satu minggu karena banyaknya sampel yang harus diteliti.
Baca juga: Mengenal 3 Jenis Tes Corona yang Digunakan di Indonesia
Oleh karena itulah, swab antigen masih menjadi metode skrining yang banyak dipilih oleh masyarakat untuk mendeteksi virus corona, terlebih jika digunakan sebagai syarat untuk bisa bepergian dengan kendaraan umum seperti pesawat. Sekarang, kamu bisa melakukan reservasi di klinik atau rumah sakit untuk melakukan swab antigen lebih mudah melalui aplikasi Halodoc. Hasilnya pun bisa langsung kamu diskusikan dengan dokter kapan saja melalui aplikasi Halodoc.