Ketahui Hidrosefalus dengan Dideteksi dari Dalam Kandungan
“Lebih sering terjadi, hidrosefalus menyerang bayi atau anak-anak. Namun, dalam beberapa kondisi, masalah kesehatan ini juga bisa terjadi pada orang dewasa.”
Halodoc, Jakarta - Hidrosefalus adalah penumpukkan cairan pada rongga otak. Cairan ini nantinya akan mengakibatkan peningkatan tekanan pada otak. Ketika masalah medis ini terjadi pada bayi atau anak-anak, akibat yang muncul tentu adalah ukuran kepala menjadi lebih besar.
Hidrosefalus terjadi ketika produksi dan penyerapan cairan pada otak tidak seimbang. Padahal, fungsi cairan ini sangat penting, yaitu melindungi otak dari cedera, membuang limbah sisa metabolisme, hingga menjaga tekanan pada otak.
Lalu, bagaimana cara mendeteksi hidrosefalus pada janin? Benarkah masalah kesehatan ini bisa dideteksi ketika sang buah hati masih berada dalam kandungan?
Baca juga: Radang Otak pada Anak Bisa Akibatkan Hidrosefalus?
Melalui MRI atau USG Prenatal
Guna membantu akurasi diagnosis hidrosefalus pada janin, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan penunjang, di antaranya:
- Pemindaian otak dengan menggunakan alat MRI untuk mendapatkan gambaran otak secara rinci. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan medan magnet dan gelombang radio. Melalui MRI, dokter bisa mendapatkan gambaran otak yang lebih rinci.
- Pencitraan melalui USG prenatal saat usia kehamilan antara 15 dan 35 minggu. USG relatif lebih aman dan rendah risiko. Tak hanya itu, pemeriksaan tersebut juga dapat dilakukan sebagai skrining awal untuk mendeteksi hidrosefalus pada janin atau bayi yang sudah lahir.
USG menjadi pemeriksaan kehamilan yang wajib dilakukan oleh ibu hamil. Sebab, banyak manfaat yang bisa didapat melalui prosedur ini. Misalnya, identifikasi cacat lahir, menentukan usia kehamilan, mengetahui kondisi bayi, evaluasi pertumbuhannya, menentukan posisi janin sebelum lahir, hingga menyelidiki komplikasi janin atau ibu.
Sedangkan untuk orang dewasa, hidrosefalus juga bisa dideteksi melalui pemindaian otak dengan CT scan. Pemeriksaan ini dilakukan sebagai pemeriksaan darurat terhadap penyakit hidrosefalus untuk mengetahui kondisi otak pengidap.
Baca juga: Hidrosefalus Bisakah Ukuran Kepala Menjadi Normal?
Hal yang perlu diingat, segeralah temui dokter bila ibu mengalami keluhan kesehatan selama kehamilan. Ibu bisa kok bertanya langsung kepada dokter kandungan melalui aplikasi Halodoc. Caranya cukup dengan download aplikasi Halodoc dan langsung pilih saja dokternya.
Bisa karena Infeksi atau Gangguan Cairan Otak
Hidrosefalus terbagi menjadi dua jenis, yaitu hidrosefalus kongenital (kelainan bawaan) dan hidrosefalus yang didapat atau setelah lahir (acquired hydrocephalus). Hidrosefalus kongenital umumnya disebabkan karena infeksi pada masa kehamilan, seperti cytomegalovirus (CMV), rubella, mumps, sifilis, atau toksoplasma. Lalu, bagaimana dengan acquired hydrocephalus?
Acquired hydrocephalus umumnya disebabkan oleh penyakit di otak yang menimbulkan gangguan sirkulasi cairan otak, seperti stroke perdarahan, tumor otak, cedera otak yang parah, radang otak, atau radang selaput otak.
Terkait hidrosefalus kongenital, selain infeksi ada pula kondisi yang bisa meningkatkan risiko terjadinya masalah kesehatan ini pada janin atau bayi yang baru lahir. Misalnya:
- Saat hamil, ibu mengalami infeksi pada rahim sehingga timbul peradangan di jaringan otak janin. Misalnya, akibat infeksi rubella, toksoplasma, gondok, bahkan cacar air.
- Adanya perkembangan yang tidak normal pada sistem saraf pusat sehingga menghalangi aliran cairan serebrospinal.
- Adanya perdarahan di ventrikel otak sehingga memicu kemungkinan bayi lahir prematur.
Baca juga: Ketahui Berbagai Faktor Risiko Hidrosefalus Sejak Dini
Tips Mencegah Hidrosefalus
Setidaknya ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya hidrosefalus pada janin atau bayi, seperti:
- Ibu hamil melakukan kontrol berkala untuk mengetahui ada atau tidaknya infeksi yang menyerang ibu atau janin.
- Ibu hamil, bayi, dan anak mendapatkan imunisasi lengkap sesuai arahan dokter atau program pemerintah.
- Melakukan perencanaan kehamilan dengan dokter spesialis dan melakukan pemeriksaan kesehatan yang dianjurkan sebelum merencanakan kehamilan.
Yuk, lakukan tindakan pencegahan hidrosefalus sejak dini!