Ketahui Gejala TIA (Transient Ischaemic Attack) yang Sering Diabaikan
Halodoc, Jakarta - Jangan sekali-sekali mengabaikan masalah pada otak, contohnya tersumbatnya aliran darah menuju otak. Sebab, hal ini bisa berujung fatal akibatnya. Pasalnya, otak memainkan peran yang penting dalam mengendalikan seluruh sistem tubuh. Nah, omong-omong soal terhambatnya aliran darah ini, transient ischemic attack (TIA) alias stroke mini, kerap menjadi biang keladinya.
Kata ahli, mini stroke ini merupakan keadaan ketika saraf kekurangan oksigen. Hal ini diakibatkan oleh aliran darah yang terganggu kurang dari 24 jam. Penyebab utama sumbatannya adalah adanya butir-butir kecil atau trombus berupa kotoran lemak, kolesterol, ataupun gumpalan darah.
Namun, setelah beberapa saat trombus ini larut dan gejala TIA bisa menghilang. Hal yang perlu diingat adalah seseorang yang pernah mengidap TIA, memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terserang stroke dan serangan jantung.
Kondisi ini perlu ditangani cepat dan tepat, sebab bila tak ditangani pengidap mini stroke berisiko mengalami stroke pada tahun berikutnya sebesar 20 persen. Lalu, apa sih gejala TIA yang terkadang sering diabaikan?
Kenali Gejalanya
Kata ahli, gejala TIA paling umum dari penyakit ini adalah melemahnya di bagian tubuh manapun disertai kebingungan dan pusing. Biasanya 70 persen kasus gejala ini akan hilang dalam 10 menit dan 90 persen akan hilang kurang dari 4 jam. Gejala TIA kebanyakan terjadi secara tiba-tiba. Gejalanya juga serupa dengan indikasi awal yang dialami oleh pengidap stroke. Nah, berikut gejala yang sering tak terdeteksi atau diabaikan:
-
Peningkatan tekanan darah mendadak.
-
Salah satu sisi mulut dan wajah pengidap terlihat turun.
-
Kelemahan otot.
-
Mati rasa di tangan atau kaki.
-
Kelelahan tiba-tiba.
-
Kesemutan tubuh.
-
Cara bicara menjadi kacau dan tidak jelas.
-
Pusing dan linglung.
-
Lengan atau kaki mengalami kelumpuhan atau sulit diangkat.
-
Kesulitan menelan.
-
Kehilangan keseimbangan atau koordinasi tubuh.
-
Diplopia (pandangan ganda).
-
Pandangan menjadi kabur atau kebutaan.
-
Kesulitan memahami kata-kata orang lain.
Menurut para ahli, dalam 70 persen kasus gejala TIA bisa hilang kurang dari 10 menit, ataupun 90 persen akan hilang kurang dari empat jam.
Faktor Risikonya
Namun yang perlu digarisbawahi, ada beberapa faktor yang diduga bisa meningkatkan seseorang terserang TIA. Berikut penjelasannya:
-
Pola hidup. Pola hidup yang buruk, seperti konsumsi minuman keras secara berlebihan, merokok, konsumsi makanan asin dan berlemak, ataupun menggunakan obat-obatan terlarang, bisa memicu serangan TIA. Pola hidup seperti di atas juga bisa memicu risiko penyakit obesitas, hipertensi, dan kolesterol tinggi.
-
Usia. Risiko terserang TIA akan semakin meningkat seiring bertambahnya usia, terutama lansia di atas 55 tahun.
-
Faktor Keturunan. Dirimu memiliki risiko yang lebih tinggi terserang TIA, bila ada anggota keluarga yang pernah mengalami TIA.
-
Jenis Kelamin. Menurut studi, pria lebih berisiko tinggi untuk mengalami TIA ketimbang wanita.
-
Pengaruh Penyakit atau Kelainan Tertentu. Orang yang mengidap kelainan jantung, infeksi jantung, gagal jantung, detak jantung abnormal, dan diabetes, lebih berisiko mengalami TIA dibandingkan orang normal.
Mengalami gejala-gejala di atas atau punya keluhan kesehatan? Kamu bisa lho bertanya langsung kepada dokter untuk mendapatkan saran dan penanganan yang tepat. Kamu bisa berdiskusi dengan dokter ahli melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Baca juga: