Ketahui Faktor Risiko Wanita Alami Kanker Vulva
Halodoc, Jakarta – Kanker vulva merupakan jenis kanker yang menyerang permukaan luar area kemaluan wanita. Sayangnya, hingga kini masih belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab kondisi ini bisa terjadi. Namun, ada beberapa faktor yang disebut bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker vulva pada wanita. Apa saja?
Kanker bisa menyerang hampir semua bagian tubuh manusia, termasuk vulva, yaitu bagian dari organ seksual eksternal wanita yang mengelilingi lubang kencing (urethra opening) dan vagina. Jenis kanker ini ditandai dengan munculnya benjolan atau luka di area vulva. Faktor usia disebut sebagai salah satu pemicunya, sebab kanker vulva lebih sering menyerang wanita yang sudah berusia lanjut dan mengalami menopause.
Baca juga: 3 Penyakit Kulit yang Bisa Menyerang Alat Kelamin
Faktor Risiko Kanker Vulva
Secara umum, kanker vulva dibedakan menjadi dua tergantung pada lokasinya. Kedua jenis kanker ini, yaitu kanker vulva melanoma dan vulva karsinoma sel skuamosa. Vulva melanoma merupakan jenis kanker yang terbentuk di sel penghasil pigmen pada kulit vulva. Sementara vulva karsinoma sel skuamosa (vulvar squamous cell carcinoma) adalah kanker yang terbentuk pada sel tipis yang melapisi permukaan vulva.
Pemeriksaan yang dilakukan akan menentukan jenis kanker vulva yang menyerang dan penting sebagai pertimbangan langkah pengobatan yang akan diambil. Dengan begitu, risiko penyakit ini berkembang menjadi kondisi yang lebih parah bisa dihindari.
Baca juga: Gejala Awal Kanker Vulva yang Harus Diwaspadai
Sayangnya, hingga kini penyebab pasti kanker ini masih belum diketahui. Namun, ada beberapa kondisi yang disebut bisa meningkatkan risiko kanker vulva, salah satunya adalah mengidap gangguan pada kulit di area vulva, misalnya penyakit Lichen Sclerosus. Selain itu, risiko penyakit ini juga meningkat pada orang yang aktif merokok.
Faktor usia juga bisa menjadi pemicu seseorang mengalami penyakit ini. Kanker vulva disebut lebih rentan menyerang orang yang sudah berusia lebih dari 65 tahun atau sudah memasuki masa menopause. Sebaliknya, kanker vulva jarang ditemui pada wanita yang berusia di bawah usia 65 tahun dan belum menopause. Risiko penyakit ini juga meningkat pada orang yang terpapar virus human papillomavirus (HPV) dan human immunodeficiency virus (HIV).
Secara umum, kanker vulva sering ditandai dengan gejala gatal-gatal yang sangat mengganggu di area vulva. Selain itu, penyakit ini juga bisa memicu terjadinya perdarahan yang bukan berasal dari menstruasi.
Kanker vulva juga menyebabkan kulit menjadi lebih tebal atau berubah warna, muncul tahi lalat di area vulva yang bisa berubah bentuk dan warna, nyeri atau sensitif terhadap rasa sakit di area panggul, terutama saat berhubungan intim. Penyakit ini juga bisa menyebabkan muncul rasa perih dan nyeri saat sedang berkemih atau buang air kecil.
Baca juga: Benjolan Jadi Tanda Awal Gejala Kanker?
Kanker vulva adalah penyakit yang sama sekali tidak boleh dianggap sepele sama sekali. Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami gejala-gejala yang disebutkan. Atau jika kamu ragu, tanyakan dan diskusikan seputar gejala yang muncul pada dokter di aplikasi Halodoc. Kamu bisa dengan mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat, kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!