Ketahui Faktor Risiko dan Penanganan Radang Panggul
Halodoc, Jakarta – Apabila seorang wanita merasakan gejala seperti sakit di perut bagian bawah, sakit saat melakukan hubungan intim, disertai keputihan berbau busuk, demam, nyeri saat berkemih, mual dan muntah, maka harus segera menemui dokter. Gejala-gejala tersebut mengindikasikan wanita mengalami radang panggul.
Penyakit ini adalah infeksi pada organ reproduktif wanita seperti uterus, tuba falopi, ovarium, atau serviks. Bakteri yang menyebar melalui hubungan intim yang tidak sehat menjadi salah satu penyebabnya. Selain itu, jika seorang wanita mengalami kondisi ini akan sulit mendapatkan keturunan. Penanganan radang panggul yang tepat perlu dilakukan demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, berhubungan intim dengan pengidap penyakit menular seksual menjadi penyebab utama. Penyakit tersebut yaitu gonorrhea, chlamydia, atau penyakit menular seksual lainnya. Namun lebih lanjut bakteri dapat menginvasi tubuh ketika seorang wanita mengalami aborsi, melahirkan, keguguran, memakai IUD atau menjalani biopsi.
Sementara itu, faktor risiko meningkat apabila seorang wanita melakukan hal berikut:
-
Berhubungan intim ketika masih terlalu muda (di bawah usia 25 tahun),
-
Berhubungan intim dengan seseorang yang terkena gonorrhea atau chlamydia;
-
Berhubungan intim secara tidak aman dengan beberapa orang berbeda;
-
Memiliki riwayat penyakit menular seksual;
-
Menggunakan intrauterine device (IUD);
-
Melakukan tindakan kuretasi atau operasi pada organ reproduksi yang kurang steril;
-
Kerap melakukan douching (cuci Miss V) secara rutin.
Baca Juga: Hati-hati Melakukan Ratus Miss V, Ini Bahayanya
Penanganan Radang Panggul
Penanganan radang panggul atau pelvic inflammatory disease dapat diresepkan antibiotik untuk tahap awal. Biasanya pengidap diberikan antibiotik metronidazole, ofloxacin, doxycycline, untuk mengobati infeksi bakteri, setidaknya selama 14 hari.
Pemberian antibiotik disertai dengan pemberian obat pereda sakit, seperti ibuprofen dan parasetamol jika pengidap merasakan sakit di daerah perut atau panggul. Sementara bagi pengidap yang sedang hamil, disarankan berdiskusi dengan dokter sebelum mengonsumsi antibiotik.
Sebagian besar pasien dengan kasus radang panggul berat dapat menerima antibiotik melalui infus di rumah sakit. Pengobatan dengan antibiotik harus diselesaikan sampai tuntas sesuai dengan periode konsumsi yang dianjurkan oleh dokter agar infeksi bakteri benar-benar hilang.
Bagi pengidap radang panggul yang memakai alat kontrasepsi IUD, dokter akan menganjurkan pencabutan alat kontrasepsi tersebut bila gejala tidak kunjung membaik setelah beberapa hari.
Cara untuk mencegah penyebaran infeksi pada orang lain selama periode pengobatan radang panggul, pasangan seksual pengidap disarankan menjalani pemeriksaan dan pengobatan, walau tidak nampak gejala yang sama. Dokter akan menganjurkan penderita dan pasangannya untuk tidak berhubungan intim terlebih dahulu selama proses pengobatan berlangsung.
Penanganan radang panggul bisa dilakukan dengan prosedur operasi. Hal ini dilakukan jika abses telah muncul pada organ yang terinfeksi dan terdapat jaringan parut yang menyebabkan nyeri. Tindakan operasi dilakukan dengan membuka perut (laparotomi) atau dengan bedah minimal invasif (laparoskopi), untuk mengangkat atau mengalirkan abses dan memotong jaringan parut tersebut.
Karena penyebab radang panggul adalah infeksi menular seksual, upaya pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan menerapkan seks aman, yaitu tidak berganti-ganti pasangan seksual dan menggunakan kondom saat berhubungan intim.
Baca Juga: Pria dan Wanita, Ini Tips Jaga Kebersihan Alat Kelamin
Kalau kamu punya pertanyaan lain seputar radang panggul, jangan ragu bertanya pada dokter Halodoc. Kamu bisa bertanya pada dokter Halodoc kapan saja dan di mana saja melalui fitur Contact Doctor via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang juga!