Ketahui Cara Penularan Kudis yang Wajib Diwaspadai
Halodoc, Jakarta – Sebaiknya jaga kebersihan diri dan lingkungan agar terhindar dari penyakit kudis. Penyakit kudis atau scabies adalah gangguan pada kulit yang disebabkan adanya penumpukan tungau Sarcoptes scabiei pada kulit bagian luar. Tungau yang menumpuk dapat bertelur dan tinggal dalam kulit luar manusia. Hal ini menyebabkan kulit pengidap kudis terlihat iritasi dan kemerahan.
Kondisi kudis mudah sekali menular jika tidak ditangani dengan baik. Sebaiknya kamu perlu mengetahui proses penularan dari penyakit kudis:
1. Kontak Langsung
Pengidap kudis sebaiknya menjaga kebersihan diri agar tidak menyebarkan tungau sarcoptes scabiei pada orang lain. Berpelukan dan kegiatan seksual meningkatkan risiko pengidap kudis menularkan tungau sarcoptes scabiei pada orang lain.
Baca juga: Waspada Tungau yang Sebabkan Kudis dan Gatal Kulit
2. Kontak Tidak Langsung
Hindari penggunaan barang-barang pribadi secara bersama-sama dengan pengidap kudis. Penularan kudis bisa melalui barang-barang yang terpapar tungau Sarcoptes scabiei. Misalnya penggunaan tempat tidur, baju, selimut yang sama.
Meskipun penularannya hanya dengan kontak fisik, namun prosesnya tidak sederhana. Kudis menyebar dengan kontak fisik yang berulang dalam jangka waktu yang lama. Ketika seseorang mengalami penyakit kudis, maka kemungkinan lingkungan tempat tinggal atau beraktivitas juga akan mengalami penyakit kudis atau scabies.
Misalnya pada satu keluarga, asrama, tempat penitipan anak, sarana olahraga atau penjara. Lokasi ini bisa menjadi tempat pertemuan yang berulang dan dalam waktu yang cukup lama.
Banyak yang mengatakan penularan kudis bisa melalui hewan, namun nyatanya kudis pada hewan tidak dapat ditularkan pada manusia. Hal ini diakibatkan tungau yang menjadi penyebab kudis berbeda. Pada manusia merupakan tungau sarcoptes scabiei sedangkan pada hewan adalah notoedres cati.
Baca juga: Ketahui Penyebab Terjadinya Penyakit Kudis
Gejala Kudis
Kudis ditandai dengan munculnya rasa gatal pada kulit. Biasanya gatal yang dirasakan akan bertambah parah pada malam hari. Tidak hanya gatal, akan muncul ruam pada bagian-bagian kulit. Ruam yang muncul pun beragam jenisnya.
Ada ruam yang muncul berupa bintik-bintik menyerupai jerawat dan ruam yang muncul berupa lepuhan kecil dan bersisik. Ada beberapa bagian tubuh yang paling sering menjadi sarang tungau sarcoptes scabiei seperti bagian ketiak, sekitar payudara, pergelangan tangan, sela-sela jari, telapak kaki, wajah dan leher.
Pengobatan Kudis
Ada pengobatan yang bisa kamu lakukan untuk menyembuhkan penyakit kudis karena jika tidak diatasi dengan baik, penyakit kudis dapat menyebabkan komplikasi penyakit seperti infeksi bakteri. Pertolongan pertama pada penyakit kudis dengan membasmi tungau yang ada pada kulit. Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan salah satunya menggunakan obat-obatan. Kamu bisa menggunakan salep dan juga obat gatal.
Setelah itu kamu bisa melakukan perawatan dirumah untuk mengurangi rasa gatal yang kamu rasakan dengan melakukan pengompresan pada bagian kulit yang gatal dengan air dingin. Lakukan ini berulang agar rasa gatal berkurang, khususnya pada malam hari.
Lakukan pencegahan agar kamu tidak terpapar tungau yang menjadi penyebab penyakit kudis. Misalnya dengan mencuci semua pakaian yang kemungkinan terpapar tungau penyebab kudis menggunakan sabun dan air hangat. Setelah itu jemur pakaian pada cuaca yang panas agar tungau mati.
Tungau hanya dapat hidup beberapa hari tanpa manusia. Jadi, ketika kamu merasa beberapa barang yang terpapar tungau penyebab kudis sebaiknya hindari untuk beberapa hari. Jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan diri, ya.
JIka kamu mengalami masalah kesehatan kulit, tidak ada salahnya gunakan aplikasi Halodoc untuk mendapatkan informasi mengenai penyakit kudis dan download aplikasi Halodoc sekarang juga, melalui App Store atau Google Play!
Baca juga: 6 Cara mengobati Penyakit Kudis di Rumah
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan