Ketahui Bedanya Rabun Jauh dan Dekat
Halodoc, Jakarta – Rabun jauh dan rabun dekat adalah dua masalah mata yang sangat umum, namun keduanya memengaruhi penglihatan dengan cara yang berbeda. Penting untuk mengetahui perbedaan rabun jauh dan rabun dekat agar kamu bisa melakukan perawatan yang tepat.
Rabun jauh atau miopia terjadi ketika cahaya yang masuk ke mata tidak terfokus dengan baik ke retina, yaitu selaput yang melapisi bagian belakang bola mata. Sebaliknya, cahayanya menjadi pendek yang biasanya disebabkan karena bola mata telah tumbuh terlalu panjang. Akibatnya, objek yang jauh tampak buram. Di sisi lain, kemampuan melihat dari jarak dekat tidak terpengaruh.
Baca juga: Rabun Jauh Bisa Disebabkan Keturunan dan Pengaruh Lingkungan
Sementara rabun dekat atau hipermetropi, merupakan kebalikan dari rabun jauh. Hal ini disebabkan oleh bola mata yang terlalu pendek yang menyebabkan cahaya terfokus di belakang mata, bukan langsung ke retina.
Biasanya, rabun dekat membuat objek yang dekat tampak tidak fokus, sedangkan objek yang jauh tetap jelas. Namun, jumlah hipermetropi yang tinggi menyebabkan objek di semua jarak menjadi kabur.
Kasus rabun dekat yang ringan mungkin tidak memengaruhi penglihatan sama sekali, tapi dapat menyebabkan sakit kepala saat membaca atau melakukan pekerjaan lainnya dari jarak dekat.
Menariknya, anak-anak biasanya terlahir dengan rabun dekat. Pada kebanyakan kasus, hipermetropia pada anak-anak akan menurun seiring dengan memanjangnya bola mata dengan pertumbuhan dan perkembangan yang normal.
Berbeda dengan rabun dekat, rabun jauh biasanya berkembang selama masa kanak-kanak, memburuk selama masa remaja, dan stabil selama masa dewasa muda.
Baca juga: Sama Penyakit Mata, Ini Bedanya Rabun Dekat dan Rabun Tua
Memiliki Gejala yang Sama
Rabun jauh dan rabun dekat memiliki beberapa gejala umum yang sama, antara lain sakit kepala, ketegangan mata, memicingkan mata agar dapat melihat jelas, dan mata lelah.
Bila kamu mengalami salah satu dari gejala tersebut, sebaiknya periksakan diri ke dokter mata. Sekarang, kamu bisa buat janji untuk melakukan pemeriksaan kesehatan di rumah sakit pilihan melalui aplikasi Halodoc, lho.
Dengan melakukan pemeriksaan mata yang komprehensif, dokter mata atau ophthalmologist dapat menentukan apakah kamu mengidap rabun jauh atau rabun dekat dan memberikan pilihan pengobatan yang tepat.
Cara Diagnosis Rabun Jauh dan Rabun Dekat
Cara untuk mendiagnosis rabun jauh atau rabun dekat adalah dengan melakukan pemeriksaan mata dasar, yang meliputi penilaian refraksi dan pemeriksaan kesehatan mata.
Penilaian refraksi dapat menentukan apakah kamu memiliki masalah penglihatan seperti rabun jauh atau rabun dekat, astigmatisme, atau presbiopia. Dokter mungkin akan menggunakan berbagai instrumen dan meminta kamu untuk melihat melalui beberapa lensa untuk menguji jarak dan penglihatan jarak dekat kamu.
Dokter mata mungkin juga akan meneteskan tetes mata untuk melebarkan pupil kamu untuk memeriksa kesehatan mata. Hal ini mungkin akan membuat mata kamu lebih sensitif terhadap cahaya selama beberapa jam setelah pemeriksaan. Namun, pelebaran pupil memungkinkan dokter untuk melihat pandangan yang lebih luas di dalam mata kamu.
Baca juga: Cari Tau Manfaat dan Resiko Lasik Mata
Pengobatan Rabun Jauh dan Rabun Dekat
Baik rabun jauh maupun rabun dekat dapat diatasi dengan kacamata korektif dan lensa kontak. Lensa kacamata atau lensa kontak bekerja dengan mengubah cara sinar cahaya membengkok ke mata.
Selain itu, kamu juga bisa melakukan operasi refraktif bila tidak ingin menggunakan kacamata dan lensa kontak. Meskipun sebagian besar operasi refraktif digunakan untuk mengatasi rabun jauh, namun prosedur tersebut bisa digunakan untuk mengatasi rabun dekat tingkat ringan hingga sedang.
LASIK dan PRK adalah dua prosedur operasi yang dapat memperbaiki miopia atau hipermetropi dengan membentuk kembali lengkungan kornea, sehingga cahaya dapat terfokus dengan jelas pada retina.
Nah, itulah bedanya rabun jauh dan rabun dekat yang perlu diketahui. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga.