Ketahui 9 Tanda Usus Kotor yang Kerap Disepelekan
“Usus adalah otak kedua tubuh, artinya usus yang tidak sehat bisa berdampak negatif pada seluruh tubuh. Oleh karena itu, sebaiknya kenali apa saja tanda usus kotor yang bisa memicu berbagai masalah kesehatan tubuh.”
DAFTAR ISI
Halodoc, Jakarta – Saluran pencernaan dimulai dari dan berakhir pada anus. Bagian ini memiliki peran penting dalam mengambil makanan, mencerna, menyerap nutrisi, dan mengeluarkan limbah dari makanan yang tidak lagi digunakan.
Tanda usus yang sehat terlihat dari frekuensi buang air besar, setidaknya satu hingga dua kali sehari dengan konsistensi yang tidak terlalu keras atau encer.
Tanda-tanda lain dari usus yang sehat termasuk bebas dari berbagai masalah kesehatan yang berhubungan dengan pencernaan. Contohnya seperti wasir, perut kembung, dan sakit perut.
Tanda Usus Kotor yang Kerap Disepelekan
Banyak faktor yang memengaruhi kesehatan usus, seperti genetik dan bagaimana kondisi fisik secara keseluruhan, stres, dan diet yang sedang kamu jalani. Saat usus tidak dapat bekerja dengan baik, bisa jadi ini karena muncul gangguan pada organ pencernaan tersebut.
Adapun tanda usus kotor atau tidak sehat dapat dikaitkan dengan berbagai gejala di seluruh tubuh, termasuk:
1. Rasa Tidak Nyaman pada Perut
Jika perut sering mengalami begah, kembung, diare, sembelit, dan sakit, ini bisa menjadi tanda sindrom iritasi usus besar. Sebuah tinjauan yang diterbitkan pada jurnal F1000 Research menyatakan bahwa ketidakseimbangan dalam bakteri usus yang disebut dysbiosis, dapat berperan dalam pengembangan sindrom tersebut bagi sebagian orang.
2. Tubuh Kelelahan
Studi yang diterbitkan pada jurnal Microbiome menemukan bahwa orang dengan sindrom kelelahan kronis mungkin memiliki ketidakseimbangan dalam mikrobioma usus, yang terdiri dari bakteri, mikroorganisme, jamur, dan virus yang ada di saluran pencernaan.
Selain itu, para peneliti juga menemukan bahwa hampir setengah dari orang-orang dengan kondisi tubuh yang kelelahan, juga mengalami sindrom iritasi usus besar.
3. Peningkatan Nafsu Makan
Mengonsumsi terlalu banyak makanan dengan kandungan gula tinggi dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri “jahat” di usus dan dysbiosis.
Penelitian yang diterbitkan di jurnal Bioessays menyebutkan, bahwa salah satu cara untuk mengubah kebiasaan makan adalah mengubah mikrobioma pada usus.
4. Perubahan Berat Badan
Tanda usus kotor lainnya adalah perubahan berat badan. Terdapat perbedaan dalam mikrobioma usus pada orang yang terlalu kurus atau gemuk.
Selain itu, melakukan diet dengan gaya Barat yang tinggi lemak dan karbohidrat olahan dapat meningkatkan bakteri usus yang terkait dengan obesitas.
5. Iritasi Kulit
Selain itu, penelitian pada jurnal Frontiers in Microbiology juga menunjukkan hubungan antara usus yang tidak sehat dan masalah kulit seperti jerawat, psoriasis, dan eksim. Ini disebabkan karena mikrobioma usus memengaruhi kulit melalui mekanisme kekebalan yang kompleks.
Selain itu, studi tersebut turut menyebutkan bahwa probiotik dan prebiotik dapat membantu menyeimbangkan usus, sekaligus mengobati dan mencegah masalah kulit ini.
Kamu juga bisa menggunakan 4 Bahan Alami Ini untuk Membersihkan Usus Kotor dan membuat pencernaan jadi lebih baik.
6. Alergi
Studi lain yang diterbitkan pada Frontiers in Microbiology juga menemukan bahwa usus yang tidak sehat dapat memainkan peran dalam kondisi alergi. Ini termasuk alergi pernapasan, alergi makanan, dan alergi kulit.
Dengan demikian, mikrobioma usus dapat berpengaruh terhadap nutrisi, kulit, dan paru-paru.
7. Kondisi Autoimun
Tanda usus kotor juga berkaitan dengan masalah autoimun pada tubuh. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Clinical & Experimental Immunology menyatakan bahwa bakteri usus tertentu yang disebut Bacteroides fragilis, menghasilkan protein yang dapat memicu timbulnya kondisi autoimun.
Misalnya rheumatoid arthritis, kolitis ulserativa, dan multiple sclerosis.
Selain usus kotor, gangguan lain yang bisa terjadi pada organ ini adalah iritasi usus. Nah, Ini Gejala Sindrom Iritasi Usus yang Perlu Diwaspadai.
8. Masalah Suasana Hati
Ternyata, pengaruh usus juga dapat meluas ke suasana hati. Sebuah tinjauan yang diterbitkan pada jurnal Clinics and Practice menemukan bahwa gangguan usus dan peradangan pada sistem saraf pusat mungkin menjadi penyebab potensial kecemasan dan depresi.
Selain itu, ditemukan pula bahwa probiotik dapat membantu mengobati kondisi ini.
9. Migrain
Sebuah tinjauan yang diterbitkan pada The Journal of Headache and Pain menemukan bahwa meski hubungannya tidak sepenuhnya jelas, kaitan antara usus dan otak juga dapat berdampak pada migrain atau sakit kepala sebelah.
Tinjauan ini menemukan bahwa terdapat pula hubungan antara migrain dan kondisi lain yang terkait dengan kesehatan usus, termasuk sindrom iritasi usus besar.
Itulah beberapa tanda usus kotor yang kerap disepelekan. Jika kamu mengalami salah satunya, bahkan termasuk perubahan suasana hati yang signifikan, kamu bisa langsung menghubungi dokter di Halodoc untuk melakukan konsultasi.
Hubungi Dokter Ini Jika Curiga Mengalami Masalah Pencernaan
Usus yang kotor tidak bisa kamu biarkan begitu saja. Sebab, kondisi tersebut dapat menimbulkan berbagai gejala yang sangat mengganggu, seperti alergi, masalah autoimun, hingga iritasi kulit.
Nah, apabila kamu atau orang terdekat mengalami tanda atau gejala dari usus kotor, segera hubungi dokter di Halodoc untuk mendapat penanganan yang tepat.
Dokter di Halodoc telah berpengalaman serta mendapatkan penilaian baik dari pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Berikut dokter di Halodoc yang bisa kamu hubungi:
1. dr. Puguh Krisnadi Sandjojo Sp.PD
Rekomendasi dokter pertama yang bisa kamu hubungi adalah dr. Puguh Krisnadi Sandjojo Sp.PD.
Ia merupakan lulusan Universitas Hang Tuah Surabaya pada 2012 dan Universitas Sam Ratulangi Manado pada 2020.
Dokter Puguh merupakan anggota aktif dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dan saat ini berpraktik di Bekasi dan Cikarang, Jawa Barat.
Berbekal pengalaman selama 12 tahun, dr. Puguh Krisnadi Sandjojo Sp.PD bisa memberikan layanan konsultasi di Halodoc terkait gangguan pencernaan yang disebabkan oleh kondisi usus yang kotor.
Chat dr. Puguh Krisnadi Sandjojo Sp.PD mulai dari Rp 55.000,- di Halodoc.
2. dr. Agnita Irawaty Sp.PD
Pilihan selanjutnya adalah dr. Agnita Irawaty Sp.PD yang merupakan lulusan Universitas Tarumanagara pada 2010 dan Universitas Sam Ratulangi pada 2022.
Dokter Agnita merupakan anggota aktif dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dan saat ini berpraktik di Yogyakarta.
Berbekal pengalaman selama 14 tahun, dr. Agnita Irawaty Sp.PD bisa memberikan layanan konsultasi di Halodoc seputar penanganan masalah pencernaan akibat usus kotor.
Chat dr. Agnita Irawaty Sp.PD mulai dari Rp 55.000,- di Halodoc.
3. dr. Maya Puspita Sari Sp.PD, AIFO-K
Pilihan lainnya, yaitu dr. Maya Puspita Sari Sp.PD, AIFO-K. Ia merupakan alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya pada 2015 dan 2023.
Dokter Maya Puspita Sari Sp.PD, AIFO-K kini berpraktik di Lampung Tengah dan tergabung sebagai anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI).
Memiliki pengalaman sebagai dokter selama 9 tahun, dr. Maya Puspita Sari Sp.PD, AIFO-K mampu memberikan layanan konsultasi di Halodoc terkait masalah usus kotor.
Chat dr. Maya Puspita Sari Sp.PD, AIFO dari Rp 55.000,- di Halodoc.
Itulah beberapa dokter yang bisa kamu hubungi jika mengalami masalah pencernaan akibat usus kotor. Jangan ragu untuk segera menghubungi dokter agar dapat segera ditangani.
Dokter tersebut tersedia selama 24 jam di Halodoc sehingga kamu bisa lakukan konsultasi dari mana saja dan kapan saja.
Namun, jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi melalui aplikasi Halodoc.
Tunggu apalagi? Ayo, pakai Halodoc sekarang juga!
Referensi:
Everyday Health. Diakses pada 2024. 9 Signs of an Unhealthy Gut — and What You Can Do About It.
F1000 Research. Diakses pada 2024. The gut microbiome and irritable bowel syndrome [version 1; peer review: 3 approved].
Microbiome. Diakses pada 2024. Fecal metagenomic profiles in subgroups of patients with myalgic encephalomyelitis/chronic fatigue syndrome.
BioEssays. Diakses pada 2024. Is eating behavior manipulated by the gastrointestinal microbiota? Evolutionary pressures and potential mechanisms.
Frontiers in Microbiology. Diakses pada 2024. The Gut Microbiome as a Major Regulator of the Gut-Skin Axis.
Frontiers in Microbiology. Diakses pada 2024. Microbiome and Allergic Diseases.
The Journal of Headache and Pain. Diakses pada 2024. Antigenic mimicry of ubiquitin by the gut bacterium Bacteroides fragilis: a potential link with autoimmune disease.
Healthline. Diakses pada 2024. Understanding Gut Health: Signs of an Unhealthy Gut and What to Do About It.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan