Ketahui 7 Dampak Negatif Jika Bayi Tidak Diimunisasi
“Imunisasi pada anak menjadi salah satu upaya peningkatan kesehatan yang diberikan orang tua. Tujuannya untuk mencegah penyakit tertentu, termasuk TBC, hepatitis B, tetanus, radang selaput otak, polio, dan cacar air.”
Halodoc, Jakarta – Kesehatan buah hati menjadi prioritas utama bagi setiap orang tua. Terlebih saat ini banyak sekali penyakit yang memberikan dampak negatif bagi kesehatan bayi. Oleh karena itu, imunisasi sesuai umur wajib diberikan sejak anak lahir hingga usia tertentu.
Apa Itu Imunisasi?
Imunisasi adalah upaya peningkatan kesehatan pada anak, yang berdampak pada pembangunan global. Upaya ini mampu mengurangi risiko terkena penyakit dengan dengan pertahanan alami tubuh untuk membangun perlindungan. Ketika vaksin disuntikkan ke dalam tubuh, sistem kekebalan akan merespons.
Proses imunisasi mencakup suatu tindakan yang dilakukan dengan memasukkan vaksin berupa mikroba hidup yang dilemahkan atau telah dimatikan. Untuk melakukan imunisasi biasanya vaksin diberikan dengan cara memasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan atau diminum.
Banyak dari anak atau balita mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) setelah melakukan imunisasi. Gejala yang dialami, seperti demam dan rewel. Tak jarang hal tersebut menjadi pro dan kontra oleh para orang tua. Namun ingat, KIPI yang dialami tidak sebanding dengan manfaat yang diperoleh di kemudian hari.
Sebaiknya cari tahu jadwal pemberian imunisasi menurut IDAI 2023 melalui artikel ini “Jangan Terlewatkan, Ini Jadwal Imunisasi Anak Menurut Rekomendasi IDAI 2023”.
Dampak Jika Bayi Tidak Imunisasi
Dampak jika bayi tidak imunisasi bisa terjadi di kemudian hari. Ia lebih mudah terserang berbagai penyakit berbahaya. Bukan itu saja, anak juga lebih rentan terkena masalah kesehatan lain akibat malnutrisi. Pasalnya, anak yang berstatus gizi buruk memiliki risiko mudah terserang infeksi akibat penurunan daya tahan tubuh.
Nah, berikut beberapa penyakit yang berisiko menyerang anak jika dirinya tidak imunisasi:
1. Penyakit TBC
Dampak jika bayi tidak imunisasi yang pertama adalah rentan terkena TBC. Untuk mencegah penyakit TBC, bayi sebaiknya diberikan imunisasi Bacillus Calmette Guerin (BCG). Vaksin BCG dapat diberikan sejak lahir, yang bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap tubuh.
Untuk memberikan vaksin BCG pada bayi di atas usia 3 bulan, ada baiknya dilakukan terlebih dahulu uji tuberkulin, dan BCG dapat diberikan kepada bayi apabila hasil dari tuberkulin negatif. Vaksin TBC ini biasanya diberikan berbarengan dengan imunisasi polio 1.
Cari tahu usia tepat pemberian vaksin BCG melalui artikel ini “Usia Berapa Bayi Sebaiknya Diberikan Imunisasi BCG?”.
2. Hepatitis B
Dampak jika bayi tidak imunisasi berikutnya adalah meningkatkan risiko infeksi hepatitis. Hepatitis B menjadi salah satu penyakit yang dapat menyebabkan kehilangan nyawa pada anak akibat infeksi virus pada hati. Vaksin hepatitis B diberikan dalam rangkaian 3 dosis.
Dosis pertama diberikan dalam waktu 24 jam setelah lahir. Dosis kedua diberikan 1-2 bulan setelah dosis pertama, dan dosis ketiga diberikan antara usia 6 bulan dan 18 bulan. Jarak antara dua imunisasi hepatitis B minimal 4 minggu guna memberikan perlindungan maksimal.
3. Tetanus
Banyak dari kita yang masih belum familiar dengan penyakit yang satu ini, tetanus merupakan penyakit infeksi akut dan seringkali fatal akibat infeksi bakteri Clostridium Tetani yang memproduksi toksin (racun). Racun inilah kemudian akan menyebar ke dalam tubuh dan mengganggu saraf, sehingga otot akan menjadi kaku.
Ada 2 jenis vaksin yang dapat membantu melindungi anak dari tetanus, yaitu DTaP dan Tdap. Keduanya dapat melindungi tubuh terhadap penyakit difteri dan batuk rejan. Namun, imunisasi ini tidak menawarkan perlindungan seumur hidup. Anak membutuhkan booster di kemudian hari untuk menjaga perlindungan.
4. Radang Selaput Otak
Dampak jika bayi tidak imunisasi selanjutnya adalah meningkatkan risiko terkena radang selaput otak. Radang selaput otak atau yang dikenal dengan sebutan meningitis. Pemberian vaksin meningitis B adalah vaksin yang menawarkan perlindungan terhadap bakteri meningokokus grup B.
Vaksin ini baik untuk bayi berusia 8 minggu, dengan dosis kedua pada usia 16 minggu dan booster pada 1 tahun. Vaksin ini dapat diberikan secara terpisah, ataupun melakukan kombinasi dengan vaksin lain. Pastikan ibu tidak melewatkan satu dosis pun, ya!
5. Polio
Dampak jika bayi tidak imunisasi berikutnya adalah terkena penyakit polio. Penyakit polio disebabkan oleh infeksi virus yang sangat mudah menular dan menyerang sistem saraf, khususnya pada bayi yang belum melakukan vaksinasi. Penyakit ini menyebabkan kelumpuhan karena virus menyerang sistem saraf pusat.
Imunisasi polio diberikan dalam 4 dosis saat mereka berusia 2 bulan, 4 bulan, 6-18 bulan, dan 4-6 tahun. Setelah itu, mereka disarankan untuk melakukan imunisasi ketika ingin bepergian ke negara yang berisiko tinggi menularkan infeksi. Peraturan yang sama berlaku pada orang dewasa yang juga melakukan traveling.
6. Cacar Air
Dampak jika bayi tidak imunisasi yang terakhir adalah rentan terkena cacar air. Penyakit ini ditandai dengan ruam gatal di bagian tubuh manapun, termasuk di dalam mulut dan di sekitar alat kelamin. Seiring berjalannya waktu, ruam gatal menyebar ke seluruh area tubuh.
Imunisasi cacar air untuk anak dilakukan dalam dua dosis. Penggunaannya untuk remaja dan orang dewasa juga direkomendasikan jika belum pernah terinfeksi dan divaksinasi. Anak-anak dianjurkan menerima dosis pertama pada usia 12-15 bulan, dengan dosis kedua pada usia 4-6 tahun.
7. Infeksi saluran pencernaan
Vaksin rotavirus menjadi hal yang sangat penting dalam pencegahan penyakit infeksi rotavirus. Infeksi ini dapat menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan, seperti diare akibat peradangan pada saluran cerna.
Virus ini sangat menular dan rentan terjadi pada anak yang berusia dibawah dua tahun. Jadi, pastikan anak mendapatkan vaksin rotavirus sejak usia 6 bulan untuk mencegah penyakit ini.
Cari tahu jadwal imunisasi lainnya untuk anak melalui artikel ini “Ibu, Kenali Jenis dan Jadwal untuk Vaksin Anak”.
Sejumlah imunisasi tersebut wajib diberikan pada anak mengingat manfaat yang diberikan lebih besar ketimbang risikonya. Jika anak mengalami KIPI, ibu bisa membawanya ke rumah sakit terdekat untuk melakukan pemeriksaan pada dokter spesialis anak.
Jika ibu membutuhkan informasi lain seputar kesehatan, gaya hidup, dan pola hidup sehat lainnya, silahkan download Halodoc sekarang juga!