Ketahui 6 Efek Samping Pemeriksaan Kolonoskopi
“Kolonoskopi dapat menyebabkan efek samping seperti sakit perut, perdarahan, hingga infeksi. Pastikan kamu melakukan perawatan dengan mengonsumsi berbagai makanan sehat untuk masa pemulihan.”
Halodoc, Jakarta – Kolonoskopi menjadi salah satu pemeriksaan usus besar yang berfungsi untuk mencegah perkembangan penyakit kanker, atau polip pada bagian usus besar. Pemeriksaan ini menggunakan sebuah alat dengan kamera di ujungnya yang bernama kolonoskop.
Serupa dengan pemeriksaan kesehatan lainnya, pemeriksaan ini terbilang aman untuk dilakukan. Namun, dalam beberapa kasus tindakan ini bisa menyebabkan beberapa efek samping.
Efek Samping Pemeriksaan Kolonoskopi
Sebelum melakukan pemeriksaan kolonoskopi, pasien akan diberikan obat penenang atau obat tidur agar pemeriksaan dapat berjalan dengan baik. Kemudian, dokter akan memasukkan kolonoskop melalui rektum hingga mencapai pada usus besar.
Cari tahu lebih lengkap mengenai prosedur pemeriksaan kolonoskopi melalui artikel ini “Mengenal Prosedur Kolonoskopi untuk Deteksi Kanker”.
Saat pemeriksaan terjadi, kamu tidak akan merasakan apa pun. Biasanya, efek samping dapat terjadi setelah pemeriksaan selesai. Namun jangan khawatir, biasanya efek samping yang terjadi dapat membaik dengan perawatan sederhana. Bahkan, komplikasi pun sangat jarang terjadi akibat pemeriksaan kolonoskopi.
Nah, berikut beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah pemeriksaan kolonoskopi, yaitu:
1. Sakit atau rasa tidak nyaman pada perut
Keluhan ini menjadi salah satu efek samping yang sangat umum terjadi pada pasien yang melakukan kolonoskopi. Kondisi ini juga akan disertai dengan kram dan perut kembung.
Efek ini terjadi karena saat pemeriksaan dokter memungkinkan untuk menggembungkan usus besar untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Peregangan usus ini dapat memicu rasa tidak nyaman selama 1-2 hari setelah pemeriksaan.
2. Perdarahan
Munculnya darah pada feses setelah kolonoskopi juga menjadi salah satu efek samping yang mungkin terjadi. Kondisi ini umum terjadi ketika dokter mengambil sampel jaringan atau polip pada usus besar.
Biasanya, kondisi ini akan membaik dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun, jika perdarahan tidak membaik dan semakin banyak, segera informasikan pada dokter atau tim medis yang menangani pemeriksaan. Dengan begitu, kamu bisa mendapatkan penanganan yang tepat.
3. Sindrom elektrokoagulasi pasca polipektomi
Jika dokter mengatasi atau memotong polip saat pemeriksaan, biasanya tindakan ini juga dilakukan menggunakan alat berarus listrik. Meskipun jarang terjadi, tetapi penggunaan alat tersebut bisa terlalu dalam hingga merusak jaringan.
Sindrom ini bisa menyebabkan demam, sakit perut, hingga perubahan detak jantung yang begitu cepat. Kondisi ini bisa diatasi dengan mengonsumsi antibiotik selama 2-3 hari.
4. Perforasi usus
Kondisi ini terjadi ketika terdapat robekan kecil pada dinding rektum maupun usus besar. Robekan kecil dapat diatasi dengan menggunakan antibiotik dan beristirahat total selama beberapa hari.
Namun, robekan yang cukup besar memerlukan penanganan yang lebih serius, seperti pembedahan untuk melakukan perbaikan.
5. Infeksi
Infeksi bakteri, seperti E. coli dan klebsiella berisiko terjadi setelah pemeriksaan kolonoskopi. Pastikan kamu mendapatkan penanganan dan perawatan yang tepat untuk mengatasi efek samping ini.
6. Reaksi pada cairan anestesi
Waspada juga terhadap reaksi cairan anestesi. Kondisi ini berisiko memicu alergi hingga gangguan pernapasan.
Efek samping biasanya dapat membaik setelah perawatan sederhana oleh tim medis atau dokter. Jika dokter menyarankan pemeriksaan ini, jangan ragu untuk melakukannya karena ada berbagai banyak manfaat untuk kesehatan.
Simak manfaatnya melalui artikel ini “Ini 5 Manfaat Pemeriksaan Kolonoskopi pada Usus Besar”.
Makanan yang Bisa Dikonsumsi Setelah Kolonoskopi
Umumnya, pasien kolonoskopi bisa kembali mengonsumsi makanan dengan normal beberapa jam setelah pemeriksaan. Namun, setelah prosedur pemeriksaan, kamu akan diminta untuk mengonsumsi berbagai makanan ringan secara bertahap.
Pastikan untuk mengonsumsi makanan dengan citarasa yang ringan dan rendah serat selama 24 jam pertama.
Berikut beberapa rekomendasi makanan yang bisa dikonsumsi setelah kolonoskopi, yaitu:
- Sayuran kukus. Selain lembut, makanan ini juga memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk mengembalikan energi dan imunitas tubuh.
- Pisang. Buah ini memiliki daging buah yang lembut. Selain itu, pisang menjadi sumber karbohidrat yang bisa mengoptimalkan energi.
- Telur rebus. Telur mengandung banyak protein yang bisa membantu pemulihan setelah kolonoskopi.
Selain itu, sebaiknya ketahui beberapa jenis makanan yang sebaiknya dihindari setelah pemeriksaan kolonokopi, seperti:
- Makanan tinggi lemak.
- Sayuran mentah.
- Makanan pedas.
- Makanan fermentasi.
- Alkohol dan kafein.
- Makanan yang diolah dengan digoreng.
- Makanan tinggi gula.
Selain itu, cari tahu risiko kanker kolon melalui artikel ini “Ketahui 10 Hal yang Meningkatkan Risiko Kanker Kolon”.
Jangan ragu untuk segera bertanya pada dokter jika efek samping tidak membaik dalam beberapa hari. Segera download aplikasi Halodoc jika terdapat keluarga yang mengalami efek samping kolonoskopi agar penanganan dapat segera dilakukan.