Ketahui 5 Kelainan Darah yang Dapat Menyerang Lansia
“Darah manusia terdiri dari empat komponen utama, yaitu sel darah putih, sel darah merah, plasma darah, serta trombosit. Bila salah satu atau seluruh komponen tersebut mengalami gangguan, maka kelainan darah bisa saja terjadi. Gangguan kelainan darah adalah kondisi yang rentan untuk dialami semua orang, tanpa terkecuali lansia. Oleh sebab itu, ada baiknya untuk mengetahui kelainan darah apa saja yang dapat menyerang lansia.”
Halodoc, Jakarta - Penyakit yang berkaitan dengan lansia sebenarnya tidak hanya berhubungan dengan osteoporosis, hipertensi, stroke, atau arthritis saja. Sebab, dalam beberapa kasus, lansia juga bisa terserang kelainan darah. Kelainan darah merupakan kondisi yang memengaruhi salah satu atau beberapa bagian darah. Kondisi tersebut yang dapat menyebabkan darah berfungsi abnormal. Lantas, apa saja sih kelainan darah yang dapat dialami oleh mereka yang sudah lansia?
Baca juga: 4 Jenis Kelainan Darah yang Memengaruhi Sel Darah Merah
Ini Fungsi Darah pada Tubuh
Sebelum membahas apa saja kelainan darah yang dapat menyerang lansia, ada baiknya untuk mengetahui lebih dalam mengenai fungsi darah pada tubuh manusia. Darah adalah cairan yang berperan penting dalam mengirimkan zat-zat serta oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh. Di samping itu, darah juga berperan dalam mengangkut bahan kimia hasil metabolisme, dan membentuk pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
Darah manusia terdiri dari empat komponen utama, yaitu sel darah putih, sel darah merah, plasma darah, serta trombosit (keping darah). Setiap bagian dari darah memiliki fungsi yang berbeda, sehingga bila terjadi kelainan, fungsi bagian darah tertentu dapat terganggu. Berikut ini adalah fungsi dari setiap bagian pada darah, antara lain:
- Sel darah merah berfungsi mengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh.
- Sel darah putih berfungsi melawan infeksi.
- Trombosit berfungsi membantu proses penggumpalan darah.
- Plasma darah berfungsi dalam produksi antibodi pada tubuh.
Ini Kelainan Darah yang Dapat Dialami Lansia
Ada beberapa kelainan darah yang rentan untuk dialami mereka yang sudah lansia, antara lain:
1. Anemia Defisiensi Vitamin B12 dan Folat
Penambahan usia merupakan faktor risiko seseorang terserang anemia jenis ini. Anemia defisiensi vitamin B12 dan folat kebanyakan terjadi pada lansia di atas 75 tahun. Proses menuanya seseorang akan diiringi dengan menurunkan kapasitas fungsional, baik di tingkat seluler maupun organ. Nah, kondisi inilah yang bisa memicu anemia.
Sesuai namanya, anemia jenis ini terjadi ketika tubuh kekurangan vitamin B12 atau folat yang dipenuhi melalui asupan makanan. Kedua vitamin ini punya peran penting, memproduksi sel darah merah yang mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.
Sumsum tulang pengidap kelainan darah ini akan memproduksi sedikit jumlah sel darah merah. Nah, tanpa pasokan sel darah merah yang sarat oksigen ini, maka fungsi beberapa anggota tubuh tidak bisa bekerja dengan baik. Bagaimana dengan gejalanya?
Beragam, mulai dari sesak napas, pusing kulit pucat atau kekuningan, detak jantung tidak teratur, hingga linglung atau mudah lupa.
2. Anemia Aplastik
Anemia aplastik merupakan kelainan darah lainnya yang juga dapat menyerang lansia. Meski terbilang penyakit langka, tetapi anemia aplastik bisa terjadi pada pria dan wanita di segala usia. Namun, kelainan darah ini lebih sering ditemukan pada mereka yang berusia 20-an dan usia lanjut di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Anemia jenis ini merupakan kelainan darah yang terjadi ketika sumsum tulang berhenti memproduksi sel darah baru (sel darah merah, putih, ataupun trombosit). Alhasil, pengidap kelainan darah ini sering merasa lemas, kurang bertenaga, bahkan berisiko mengalami infeksi dan peredaran darah secara berlebihan.
3. Multiple Myeloma
Sebagian besar kasus multiple myeloma didiagnosis pada usia pertengahan. Dengan kata lain, seiring bertambahnya usia, risiko seseorang terserang kelainan darah ini bisa meningkat. Mieloma multipel merupakan kelainan darah berjenis kanker, yang menyerang sel plasma. Sel plasma ini merupakan salah satu jenis sel darah putih pada sumsum tulang.
Hal yang perlu digaris bawahi, multiple myeloma yang dibiarkan bisa memicu berbagai komplikasi. Mulai dari infeksi, nyeri dan kerusakan tulang, anemia, infeksi, dan penurunan fungsi jantung.
Baca juga: Mengenal Berbagai Jenis Kelainan Darah
4. Limfoma
Limfoma merupakan kanker yang muncul dalam sistem limfatik. Sistem ini menghubungkan kelenjar limfe atau kelenjar getah bening di seluruh tubuh. Sistem limfatik juga masuk ke dalam bagian penting dalam sistem imun manusia.
Limfoma terbagi menjadi dua, yaitu limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin. Nah, risiko limfoma non-Hodgkin ini bisa meningkat seiring bertambahnya usia, khususnya lansia di atas 60 tahun.
Kelainan darah ini terjadi karena perubahan atau mutasi pada DNA sel-sel limfosit, sehingga pertumbuhannya jadi tak terkendali. Sayangnya, sampai saat ini penyebab mutasi tersebut masih belum diketahui secara pasti.
5. Sepsis
Sebenarnya sepsis bisa terjadi pada semua orang. Namun, bertambahnya usia atau usia terlalu tua (lebih dari 75 tahun) amat rentan terserang sepsis. Sepsis atau keracunan darah merupakan komplikasi akibat infeksi atau luka yang berpotensi mengancam nyawa.
Sepsis terjadi karena zat kimia yang masuk ke dalam pembuluh darah untuk melawan infeksi dan memicu respon peradangan dalam tubuh. Peradangan ini mampu memicu sejumlah perubahan yang dapat merusak berbagai sistem organ, bahkan menyebabkan kegagalan organ tubuh.
Lantas, kenapa sepsis rentan menyerang lansia? Ingat, lansia secara progresif akan kehilangan daya tahan terhadap infeksi akibat sistem imun yang melemah. Bila terjadi, kondisi tersebut dapat memicu berbagai masalah kesehatan, termasuk sepsis.
Baca juga: Peran Hematologi dalam Menangani Gangguan Darah
Bila memiliki keluhan kesehatan terkait kelainan darah seperti misalnya anemia, dan butuh berkonsultasi secara langsung, kamu dapat membuat janji dengan dokter di rumah sakit pilihanmu. Melalui aplikasi Halodoc secara langsung tanpa perlu menunggu atau mengantri berlama-lama. Jadi tunggu apalagi? Yuk download aplikasi Halodoc sekarang!