Ketahui 5 Cara Pengobatan untuk Mengatasi Neuroblastoma
Halodoc, Jakarta – Neuroblastoma adalah jenis kanker langka yang menyerang anak-anak, terutama pada anak berusia kurang dari lima tahun. Kanker ini terjadi ketika neuroblast, sel-sel saraf yang belum matang, membentuk benjolan berupa tumor padat.
Benjolan umumnya muncul pada salah satu kelenjar adrenal di atas ginjal atau pada jaringan saraf tulang belakang yang membentang dari leher, perut, hingga panggul.
Baca Juga: Kenali 8 Jenis Kanker yang Sering Menyerang Anak dan Gejalanya
Gejala neuroblastoma bermacam-macam, tergantung bagian tubuh yang diserang. Itu mengapa ibu perlu jeli mengamati keluhan fisik yang dirasakan oleh Si Kecil. Misalnya jika neuroblastoma menyerang area perut, gejala berupa nyeri perut, konstipasi, kulit perut terasa keras bila disentuh, perut membengkak, selera makan berkurang, dan penurunan berat badan.
Jika terjadi di dada, gejala berupa nyeri dada, sesak napas, mengi, dan perubahan pada mata. Sedangkan jika menyerang saraf tulang belakang, bagian tubuh bawah bisa melemah, mati rasa, atau mengalami gangguan pergerakan.
Pengobatan Neuroblastoma pada Anak
Neuroblastoma bisa menyebar dengan cepat ke organ lain, seperti sumsum tulang, kelenjar getah bening, tulang, hati, dan kulit. Komplikasi neuroblastoma lain yang perlu diwaspadai adalah sindrom paraneoplastik dan patah tulang belakang. Maka itu, jika Si Kecil menunjukkan gejala serupa neuroblastoma, segera bicara pada dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
Diagnosis neuroblastoma diawali dengan pemeriksaan fisik berdasarkan gejala yang muncul, tes darah, dan tes urine. Untuk memastikan diagnosis, dibutuhkan pemeriksaan lanjutan berupa USG, CT scan, atau MRI. Prosedur ini bertujuan untuk melihat kondisi tumor di bagian tubuh secara detail. Sedangkan untuk melihat penyebaran sel kanker, dokter melakukan pemeriksaan metaiodobenzylguanidine. Biopsi juga dilakukan jika dokter mencurigai benjolan sudah menyebar ke sumsum tulang.
Setelah diagnosis ditetapkan, berikut pengobatan neuroblastoma yang menjadi pilihan:
1. Operasi
Bila belum menyebar ke organ lain, neuroblastoma bisa diatasi dengan prosedur operasi untuk mengangkat tumor. Penanganan lanjutan berupa kemoterapi atau radioterapi diperlukan untuk menghilangkan sisa-sisa sel kanker. Namun, prosedur ini tidak dianjurkan jika tumor tumbuh di dekat organ vital, seperti saraf tulang belakang atau paru-paru.
2. Kemoterapi
Apabila operasi tidak bisa dijadikan pengobatan utama untuk neuroblastoma, misalnya karena ukurannya cukup besar dan telah menyebar, dokter mungkin menyarankan pengidap untuk menjalani kemoterapi. Prosedur ini bertujuan untuk menghentikan pertumbuhan sel kanker dan menyusutkannya. Setelah ukuran tumor mengecil, operasi bisa dilakukan untuk mengangkat tumor tersebut. Sel targeted kemoterapi biasanya lebih dianjurkan.
Baca Juga: Rentan Menyerang Anak-Anak, Ini yang Disebut Neuroblastoma
3. Radioterapi
Radioterapi menggunakan sinar berenergi tinggi yang mampu menghancurkan sel tumor ataupun kanker. Prosedur ini dilakukan jika operasi yang dikombinasikan dengan kemoterapi belum berhasil mengatasi neuroblastoma.
4. Transplantasi Sel Punca (Stem Cell)
Dilakukan setelah pengidap neuroblastoma menjalani kemoterapi dengan dosis tinggi untuk membunuh sel kanker. Setelah sel kanker mati, sel induk disuntikkan ke dalam tubuh pengidap untuk membentuk sel baru yang sehat.
5. Imunoterapi
Prosedur ini dilakukan dengan cara menyuntikkan antibodi monoklonal ke dalam tubuh pengidap neuroblastoma. Tujuannya untuk mendorong sistem imun menyerang sel kanker.
Baca Juga: 10 Gejala Kanker Pada Anak, Jangan Abaikan!
Itulah cara pengobatan neuroblastoma yang perlu diketahui. Kalau ibu punya pertanyaan lain seputar neuroblastoma, jangan ragu bertanya pada dokter Halodoc. Ibu hanya perlu membuka aplikasi Halodoc dan masuk ke fitur Talk to A Doctor untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan