Ketahui 3 Penanganan Obstructive Sleep Apnea
Halodoc, Jakarta - OSA ini berbeda dengan sleep apnea, meski sama-sama bisa membuat seseorang berhenti bernapas untuk sementara saat tertidur. Begini cara menanganinya.
Obstructive sleep apnea ditandai dengan adanya obstruksi jalan napas yang menyebabkan napas berhenti sesaat, baik secara total maupun parsial. Akibatnya, pengidap akan kekurangan oksigen dan berkali-kali terjaga, bahkan terbangun karena merasa tercekik.
Baca juga: Inilah 3 Gangguan Tidur yang Perlu Diketahui
Obstructive sleep apnea umumnya lebih sering terjadi pada pria ketimbang wanita. Yang perlu diingat, gangguan tidur ini bisa menyerang segala usia. Pertanyaannya, bagaimana sih cara menangani obstructive sleep apnea?
Kenali Gejalanya
Sebelum mengetahui cara menangani obstructive sleep apnea, ada baiknya untuk berkenalan dulu dengan gejalanya. Pengidap OSA bisa mengalami beberapa keluhan, seperti:
-
Mulut terasa kering dan sakit tenggorokan saat terbangun.
-
Konsentrasi terganggu.
-
Depresi.
-
Hipertensi.
-
Daya ingat menurun.
-
Mengantuk.
-
Kepribadian berubah.
-
Sakit kepala di siang hari.
-
Mendengkur dengan keras dalam waktu lama hampir setiap harinya.
-
Kelelahan, mengantuk sepanjang hari.
-
Tersedak, atau terengah-engah saat tidur.
Yang perlu ditegaskan, bisa saja ada tanda obstructive sleep apnea lainnya yang tak disebutkan di atas. Maka dari itu, cobalah diskusikan dengan dokter bila mengalami gejala-gejala di atas.
Baca juga: Gangguan Tidur Sleep Apnea, Bisa Sebabkan Penyakit Jantung dan Stroke
Metode Penanganan Obstructive Sleep Apnea
Pengobatan OSA terdiri dari terapi non bedah dan bedah serta perubahan gaya hidup. Nah, berikut beberapa metode untuk menangani OSA
1. EPAP nasal
Terapi yang satu ini merupakan pengobatan biasa yang digunakan pada kasus OSA ringan.
2. CPAP
Di samping itu, penggunaan continuous positive pressure (CPAP) adalah terapi non bedah yang paling efektif untuk menurunkan gejala mendengkur. Namun, CPAP memiliki kelemahan yaitu terasa tidak nyaman saat dipakai karena hembusan udara bertekanan maupun akibat masker yang digunakan. Selain itu, terdapat juga efek samping berupa claustrophobia, sakit kepala, rhinitis, iritasi wajah dan hidung serta aerofagia.
3. PAPA
Selain CPAP, ada juga Bi-level PAPA yang membantu mengalirkan tekanan saat kamu menarik napas dan tekanan saat menghembuskan napas. Bedanya adalah pengidap bernafas dengan spontan. Keuntungan terapi ini adalah dapat mengurangi kerja pernapasan. Namun sayangnya, terapi ini tidak dianjurkan sebagai terapi awal OSA.
Selain itu, terkadang pilihan terapi bedah dapat dipertimbangkan untuk penanganan OSA.
Baca juga: Susah Tidur? Ini yang Perlu Dilakukan
Perubahan Gaya Hidup
Gangguan tidur obstructive sleep apnea ini bisa dicegah atau diatasi dengan memperbaiki gaya hidup. Contohnya:
-
Berolahragalah secara teratur.
-
Konsumsi alkohol secukupnya atau tidak sama sekali, dan jangan minum beberapa jam sebelum tidur.
-
Kurangilah bobot tubuh jika merasa kelebihan berat badan.
-
Jangan tidur telentang. Sebaiknya kamu tidur dalam posisi miring (menghadap ke kanan atau ke kiri)
-
Berhentilah merokok.
Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan