Keseringan Marah Berdampak Negatif untuk Kesehatan

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   12 Agustus 2020
Keseringan Marah Berdampak Negatif untuk KesehatanKeseringan Marah Berdampak Negatif untuk Kesehatan

Halodoc, Jakarta – Marah adalah emosi normal yang dimiliki oleh semua orang. Sama seperti perasaan cemas atau stres, marah juga dapat memberi manfaat baik bila diekspresikan dengan cara yang sehat dan cepat dikendalikan. Faktanya, marah dapat membantu beberapa orang untuk berpikir lebih rasional. 

Baca juga: 5 Manfaat Meluapkan Amarah

Namun, episode kemarahan yang tidak sehat, seperti keseringan marah, menahan amarah untuk waktu yang lama atau melampiaskan amarah dengan meledak-ledak, bisa menyebabkan dampak buruk, tidak hanya pada hubungan dan kehidupan pribadi kamu, tapi juga kesehatan secara keseluruhan. Bila kamu sering marah-marah, ketahui dampak negatif untuk kesehatan, yaitu:

1.Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung

Sering marah-marah dapat berdampak negatif pada kesehatan jantung kamu. Kemarahan memicu perubahan fisiologis yang memengaruhi darah kamu, sehingga dapat meningkatkan risiko serangan jantung atau masalah terkait untuk sementara. Dilansir dari Harvard Health Publishing, penelitian menunjukkan bahwa dalam dua jam setelah ledakan amarah, seseorang berisiko lebih tinggi mengalami nyeri dada (angina), serangan jantung, atau risiko irama jantung.

Hal ini karena kemarahan menyebabkan keluarnya hormon stres seperti adrenalin yang membuat jantung berdetak lebih cepat dan tekanan darah naik. Kemarahan juga membuat darah kamu lebih mungkin menggumpal, yang sangat berbahaya bila arteri kamu menyempit oleh plak yang mengandung kolesterol.

Maka, cara untuk melindungi jantung kamu, yaitu dengan identifikasi dan atasi perasaan kamu sebelum kehilangan kendali. Menurut Chris Aiken, MD, instruktur psikiatri klinis di Fakultas Kedokteran Universitas Wake Forest, kemarahan yang diekspresikan dengan cara yang sehat, yaitu membicarakannya secara langsung pada orang yang membuat kamu marah dan menangani frustasi dengan cara memecahkan masalah tidak akan menyebabkan penyakit jantung.

2.Meningkatkan Risiko Stroke

Bila kamu sering marah-marah, sebaiknya hati-hati sebab juga berisiko mengalami stroke. Kondisi ini terjadi akibat bekuan darah ke otak atau pendarahan di dalam otak naik menjadi lebih tinggi setelah ledakan amarah. Bagi orang yang sudah memiliki aneurisma di salah satu arteri otak, risiko aneurisma untuk pecah menjadi enam kali lebih tinggi setelah ledakan amarah.

Kabar baiknya, kamu dapat belajar mengendalikan amarah dengan cara mengidentifikasi pemicu kemarahan kamu dan mencari cara untuk mengubah respons kamu. Saat kamu ingin marah, coba bernapas dalam-dalam, komunikasikan secara tegas, atau tinggalkan pemicu kemarahan tersebut.

3.Melemahkan Sistem Kekebalan Tubuh

Kamu yang sering marah-marah mungkin juga akan lebih mudah jatuh sakit. Para ilmuwan di Universitas Harvard menemukan pada orang sehat, bahwa hanya meminta mereka untuk mengingat pengalaman marah dari masa lalu, dapat menyebabkan penurunan selama enam jam dalam kadar antibodi imunoglobulin A, yaitu garis pertahanan pertama sel melawan infeksi.

Jadi, bila tidak mau mudah sakit, carilah beberapa strategi yang efektif untuk menanggulangi kemarahan kamu. Contohnya, alih-alih marah, kamu bisa mengkomunikasikan secara tegas, memecahkan masalah dengan cara lain yang lebih efektif, menggunakan humor, dan lain-lain. 

4.Memperburuk Kecemasan

Bila kamu memiliki gangguan kecemasan, penting untuk diperhatikan bahwa kecemasan dan kemarahan sering berjalan beriringan. Studi tahun 2012 yang diterbitkan dalam jurnal Cognitive Behavior Therapy menemukan, kemarahan dapat memperburuk gejala gangguan kecemasan umum, suatu kondisi yang ditandai dengan kekhawatiran berlebihan dan tidak terkendali yang mengganggu kehidupan sehari-hari pengidapnya.

5.Menyebabkan Depresi

Ditemukan adanya kaitan antara depresi dengan agresi dan ledakan amarah, terutama pada pria. Orang yang mengalami depresi sering menunjukkan kemarahan pasif, yaitu cenderung menyimpan amarah mereka daripada mengambil tindakan.

Bagi kamu yang sedang berjuang melawan depresi bercampur amarah, kamu dianjurkan untuk menyibukkan diri dan berhenti berpikir terlalu banyak. Berbagai aktivitas seperti bersepeda, bermain golf, atau menyulam dapat menjadi obat yang baik untuk mengatasi kemarahan. Aktivitas tersebut cenderung mengisi pikiran kamu sepenuhnya, sehingga tidak ada lagi ruang yang tersisa untuk kemarahan.

Baca juga: Suka Marah-Marah Tanpa Sebab, Waspada Gangguan BPD

6.Merusak Paru-Paru

Meskipun kamu bukan seorang perokok, kamu tetap bisa merusak paru-paru bila kamu sering marah-marah. Berdasarkan hasil penelitian sekelompok ilmuwan Universitas Harvard terhadap 670 pria selama 8 tahun, pria yang keseringan marah memiliki kapasitas paru-paru yang memburuk secara signifikan yang meningkatkan risiko mereka mengalami masalah pernapasan. Para peneliti juga berpendapat bahwa peningkatan hormon stres saat marah dapat menciptakan peradangan di saluran udara.

Baca juga: 8 Tips Mengontrol Kemarahan Agar Tidak Berlebihan

Nah, ada banyak dampak negatif keseringan marah untuk kesehatan. Daripada keseringan marah, kamu bisa curhat mengenai masalah yang kamu alami pada psikolog di Halodoc. Caranya mudah, tinggal download aplikasi Halodoc di App Store dan Google Play, kamu bisa langsung menghubungi psikolog melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja.

Referensi:
Everyday Health. Diakses pada 2020. 7 Ways Anger Is Ruining Your Health.
U.S News. Diakses pada 2020. The Physical and Mental Toll of Being Angry All the Time
Harvard Health Publishing. Diakses pada 2020. From irritated to enraged: Anger's toxic effect on the heart