Kerap Disamakan, Ini Perbedaan Diare Akut dan Diare Kronis

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   26 Januari 2023

“Perbedaan diare akut dan kronis terletak pada durasi gejalanya. Selain itu, diare kronis biasanya dipicu oleh penyakit lain, seperti sindrom iritasi usus (IBS), penyakit celiac atau radang usus (IBD).”

Kerap Disamakan, Ini Perbedaan Diare Akut dan Diare KronisKerap Disamakan, Ini Perbedaan Diare Akut dan Diare Kronis

Halodoc, Jakarta – Diare adalah gangguan yang ditandai dengan peningkatan frekuensi buang air besar. Selain itu, pengidap juga akan mengalami perubahan tekstur feses menjadi lebih cair dan encer.

Diare memiliki dua jenis yang dibedakan berdasarkan lama gejalanya, yakni akut dan kronis. Dalam kondisi akut, diare biasanya hanya berlangsung dalam waktu beberapa hari, namun tidak lebih dari seminggu.

Sementara kronis, gejala berlangsung dalam waktu beberapa minggu. Biasanya dipicu oleh kondisi medis lain, seperti sindrom iritasi usus (IBS) atau gangguan yang lebih serius. Misalnya, penyakit celiac atau radang usus (IBD).

Perbedaan Mendasar dari Diare Akut dan Kronis

1. Diare akut

Diare akut adalah gangguan yang muncul secara tiba-tiba dan terjadi berkisar 3 hingga 7 hari. Penyebabnya yakni paparan kuman penyebab diare dalam makanan atau minuman yang telah terkontaminasi.

Gangguan ini terbagi menjadi dua jenis, yakni:

  • Acute watery diarrhoea

Diare ini ditandai dengan feses cair yang berlangsung selama beberapa jam sampai beberapa hari, tapi tidak lebih dari dua minggu. Selain itu, pengidap juga akan mengalami perut mulas, mual, maupun muntah. Penyebab umumnya yakni infeksi rotavirus dan norovirus.

  • Acute bloody diarrhoea

Diare ini dikenal dengan sebutan disentri. Penyebabnya yakni infeksi bakteri entamoeba histolytica atau shigella bacillus di saluran pencernaan. Gejalanya berkisar 1 hingga 3 hari dengan ciri:

  • Mulas, mual dan muntah.
  • Demam menggigil.
  • Feses berlendir dan berdarah.
  • Lelah berlebihan

Gangguan yang dipicu oleh bakteri shigella umumnya lebih ringan dan bisa sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Sementara yang disebabkan oleh bakteri entamoeba, penyakit dapat menembus dinding usus, bahkan merusak organ.

Darah yang terkandung dalam feses pengidap diare akut ini dipicu oleh luka terbuka pada usus akibat bakteri. Guna membantu mengatasinya, dokter akan memberikan antibiotik tunggal atau kombinasi dari beberapa jenis obat-obatan.

Mau tahu obat-obatan yang efektif untuk mengatasi diare pada anak dan orang dewasa? Baca di artikel ini:

2. Diare kronis

Gejala diare kronis dapat berlangsung lebih dari 4 minggu. Tandanya sudah terjadi  dalam waktu yang lama dan berkembang secara perlahan-lahan. Penyebabnya yakni infeksi pencernaan atau peradangan pada pencernaan.

Gejalanya bisa meliputi diare dan sembelit, mual, kembung serta mulas. Tanda yang muncul juga bisa disebabkan oleh penyakit Crohn atau kolitis ulserativa. Selain itu, penyakit dipengaruhi oleh penggunaan obat golongan NSAID.

Pengobatannya akan tergantung pada penyebab dan intensitas gejala yang dialami. Beberapa caranya dapat dilakukan dengan pemberian obat antibiotik, antiparasit dan antiradang.

Selain itu, pengidap juga disarankan untuk mengubah pola hidup menjadi lebih sehat. Caranya, rajin mencuci tangan sebelum makan dan setelah menggunakan toilet, serta mencuci makanan sebelum memasaknya.

Jika mengalami keluhan atau gejala dari diare akut dan kronis, silakan tanya dokter untuk melakukan langkah perawatan. Dapatkan juga informasi lain seputar kesehatan, dan pola hidup sehat lainnya dengan mendownload Halodoc sekarang juga.

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Diarrhea.
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2022. Chronic Diarrhea.
Mana Medical Associates. Diakses pada 2022. Acute and Chronic Diarrhea in Children.
American College of Gastroenterology. Diakses pada 2022. Diarrheal Diseases – Acute and Chronic.