Kenapa Ibu Menyusui Tidak Dianjurkan Puasa?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   30 April 2019
Kenapa Ibu Menyusui Tidak Dianjurkan Puasa?Kenapa Ibu Menyusui Tidak Dianjurkan Puasa?

Halodoc, Jakarta – Meskipun puasa mendapat banyak manfaat bagi kesehatan, tapi itu tidak untuk semua orang. Sebab, ada berbagai alasan bagi orang-orang tertentu untuk menghindari puasa, baik jangka pendek maupun jangka panjang, agar tetap sehat.

Wanita hamil perlu memastikan untuk mengambil jumlah kalori dan nutrisi yang tepat selama kehamilan. Sedangkan penelitian bervariasi pada hasil puasa selama kehamilan, ada beberapa bukti bahwa puasa saat hamil dapat meningkatkan kemungkinan persalinan prematur dan menghasilkan bayi dengan berat lahir lebih rendah atau bertubuh lebih pendek. Yang paling signifikan adalah temuan bahwa ketika seorang ibu hamil berpuasa, pernapasan janin turun, meskipun pulih setelah ibu makan lagi.

Baca juga: 6 Hal yang Sebaiknya Dihindari Ibu Menyusui

Ketika ibu yang berpuasa, hamil, dan menyusui memiliki risiko hipoglikemia yang lebih tinggi, karena kadar glukosa darahnya lebih rendah dan berisiko mengalami dehidrasi, yang dapat berdampak pada tingkat cairan ketuban janin dan produksi ASI. Karena itu, umumnya tidak disarankan.

Puasa menghasilkan beberapa perubahan jangka pendek pada komposisi ASI. Ibu menyusui dapat membantu memastikan bayi mereka tetap terhidrasi dengan baik dengan terus menyusui seperti biasa dan memantau output bayi melalui buang air kecil dan besarnya. Jika ibu memiliki kekhawatiran tentang kemampuannya untuk berpuasa, maka ia harus mencari nasihat medis.

Sebenarnya dalam kondisi tertentu, ibu menyusui yang menjalankan puasa tidak berdampak buruk terhadap pertumbuhan bayi yang disusui secara eksklusif, setidaknya dalam jangka pendek. Jika seorang ibu tidak minum cairan selama sehari, bayinya biasanya akan menyusui, seperti biasa pada hari puasa, tapi akan sering menyusui lebih sering pada hari berikutnya atau kedua.

Karenanya, alangkah baik bila ibu menyusui untuk menambah asupan cairannya selama dua hari sebelum puasa, sehingga ia memulai puasa dalam kondisi terhidrasi dengan baik. Ibu menyusui juga disarankan untuk mengurangi aktivitasnya, terutama di kawasan panas sebanyak mungkin selama puasa.

Baca juga: Ibu Perlu Tahu Manfaat Mengelus dan Mengobrol dengan Janin

Memastikan bahwa ibu makan dan minum cukup serta mengonsumsi jenis makanan yang tepat selama sahur dan berbuka puasa akan memainkan peran besar dalam tetap terhidrasi dan sehat. Pada kondisi yang normal, komposisi gizi ASI dari ibu puasa sebenarnya tidak menunjukkan perbedaan dalam lemak atau komposisi makronutrien lain dalam ASI, sebelum, selama, atau setelah puasa.

Namun, menunjukkan bahwa puasa dapat berdampak pada nutrisi mikro dalam ASI, seperti seng, kalium, dan magnesium, dan ini terkait erat dengan ibu yang mengalami penurunan akan asupan nutrisi, karena sedang menjalani puasa.

Meskipun banyak wanita telah dapat berpuasa tanpa berdampak pada jumlah produksi ASI-nya atau komposisi nutrisi, tapi memastikan bahwa ibu tahu apa yang harus diwaspadai itu sangat penting.

Baca juga: Bumil Puasa, Perhatikan Ini Agar Janin Tetap Sehat

Perhatikan tubuh ketika tanda-tanda dehidrasi datang termasuk sakit kepala, pusing, dan urine berkurang dengan warna kuning yang lebih gelap Perhatikan kondisi bayi ketika tanda-tanda bahwa bayi tidak mendapatkan ASI yang cukup, termasuk bayi kehilangan berat badan atau tidak menambah berat badan, berkurangnya jumlah popok basah, bayi yang tampak tidak bahagia setelah menyusui, ataupun tampaknya secara keseluruhan tertekan.

Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai kenapa ibu menyusui tidak dianjurkan puasa, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untuk ibu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, ibu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.