Kenapa Anak Susah Fokus di Sekolah?
Halodoc, Jakarta – Pernahkah ibu menerima keluhan bahwa si kecil mengalami kesulitan berkonsentrasi selama di sekolah? Jika iya, sebaiknya jangan buru-buru untuk melabeli sang buah hati sebagai “anak nakal” atau pemalas!
Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan hal ini terjadi pada anak. Salah satu kondisi yang paling terkenal sebagai pengacau konsentrasi anak adalah Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Yaitu, satu kondisi yang membuat anak menjadi hiperaktif, impulsif, dan sulit berkonsentrasi pada satu hal.
(Baca juga: Fakta Soal Anak ADHD yang Harus Orang Tua Tahu)
Selain ADHD, faktanya ada kondisi lain yang bisa membuat seorang anak menjadi sulit berkonsentrasi selama di sekolah. Yaitu Obsessive Compulsive Disorder atau lebih dikenal dengan OCD. Gangguan ini seringnya ditemukan pada orang yang sudah dewasa, tetapi tak menutup kemungkinan anak kecil pun bisa mengalaminya.
Bahkan, sebuah studi yang baru-baru ini dipublikasikan dalam jurnal Psychological Medicine mengungkapkan bahwa kesulitan berkonsentrasi menjadi salah satu gejala yang juga muncul pada remaja dan anak yang memiliki OCD. Lewat sebuah studi yang panjang, para peneliti menemukan bahwa anak yang memiliki OCD memiliki kemungkinan sulit berkembang secara maksimal di sekolah. Salah satunya adalah karena ia kesulitan menangkap pelajaran dan tidak mampu fokus pada hal-hal tersebut.
OCD adalah salah satu jenis gangguan kepribadian yang ditandai dengan adalah kecemasan berlebihan dan perilaku yang berulang-ulang (kompulsi). Ciri yang cukup khas dari kondisi ini adalah saat seseorang cenderung melakukan satu hal secara berulang dan merasa tidak nyaman saat suatu hal tidak sesuai dengan yang ia inginkan.
Misalnya, kebiasaan menyusun barang-barang sesuai warna dan selalu mengulangi hal tersebut. Pengidapnya mungkin akan merasa kecewa jika tumpukan barang saling tercampur antara satu warna dengan warna yang lainnya.
(Baca juga: 3 Ciri Obsessive Compulsive Disorder, Jadi Salah Satunya?)
OCD yang terjadi pada usia muda juga berdampak pada prestasi dan kehidupan sosial anak. Seorang anak yang memiliki OCD cenderung mengalami kesulitan untuk mengerjakan tugas, pekerjaan rumah (PR), bahkan sulit untuk duduk diam dan berkonsentrasi.
Hal ini ternyata berkaitan dengan adanya masalah fleksibilitas kognitif yang cukup sering ditemui pada pengidap OCD. Yaitu, gangguan atau masalah dalam keterampilan seorang anak untuk menemukan solusi dan memecahkan masalah yang sedang ia alami. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa anak yang memiliki OCD mengalami kesulitan pada hampir semua tugas di sekolah. Mereka juga menemukan masalah memori pada anak-anak OCD.
Selain masalah konsentrasi, anak usia sekolah yang memiliki OCD pun disebut mengalami masalah dengan kemampuan menggunakan memori. Bahkan pada saat-saat tertentu, ia akan kesulitan untuk menyesuaikan diri saat terjadi perubahan situasi di lingkungan.
Nyatanya, gangguan OCD dapat secara langsung memengaruhi kemampuan kognitif anak. Namun, ibu tidak perlu khawatir secara berlebihan. Meski bisa sangat mengganggu, OCD tetap bisa dikendalikan melalui terapi perilaku. Salah satu yang dianjurkan adalah terapi perilaku kognitif berbasis orang tua.
Karena, salah satu cara untuk membantu anak mengandalikan masalah ini adalah dengan pendekatan yang tepat. Terutama dari orang terdekat yang sering berinteraksi, yaitu orang tua dan keluarga. Kalau ibu butuh saran untuk membantu anak, coba diskusikan dengan dokter di aplikasi Halodoc. Hubungi dokter lewat Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan rekomendasi untuk menjaga kesehatan keluarga. Download sekarang di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan