Kenali Terapi CPAP untuk Mengobati Sleep Apnea
Halodoc, Jakarta - Sleep apnea adalah gangguan tidur yang berpotensi serius di mana pernapasan berulang kali berhenti saat kamu sedang tidur. Jika kamu mendengkur terlalu keras dan merasa lelah bahkan setelah tidur malam yang nyenyak, besar kemungkinan kamu mengalami sleep apnea.
Untuk mengobati sleep apnea, kamu harus tahu dulu jenis-jenis sleep apnea. Tiga jenis sleep apnea adalah sleep apnea obstruktif, sentral, dan kompleks. Salah satu metode pengobatan sleep apnea adalah dengan menggunakan terapi CPAP. Seperti apakah terapi CPAP? Baca selengkapnya di sini!
Terapi CPAP Digunakan Saat Tidur
Untuk kasus sleep apnea yang lebih ringan, dokter mungkin hanya merekomendasikan perubahan gaya hidup, seperti menurunkan berat badan atau berhenti merokok. Jika kamu memiliki alergi hidung, dokter akan merekomendasikan pengobatan untuk alergi.
Jika tindakan ini tidak kunjung memperbaiki gejala atau sleep apnea malah tambah parah, ada metode lain yang direkomendasikan. Salah satunya adalah terapi CPAP. Continuous Positive Airway Pressure atau CPAP adalah terapi yang dilakukan menggunakan mesin yang memberikan tekanan udara melalui masker saat kamu tidur.
Baca juga: Ini 5 Gangguan Tidur yang Perlu Diketahui
Dengan CPAP tekanan udara agak lebih besar daripada udara di sekitarnya dan cukup untuk menjaga saluran pernapasan bagian atas tetap terbuka, mencegah apnea dan mendengkur. Penggunaan alat ini dapat memaksimalkan tidur malam yang berkualitas, sehingga mengurangi rasa kantuk di siang hari. Selain itu, terapi ini juga bisa mengatasi masalah kesehatan terkait sleep apnea lainnya mulai dari tekanan darah tinggi, penyakit jantung, diabetes, dan stroke.
Meskipun CPAP adalah metode yang paling umum dan andal untuk mengobati sleep apnea, beberapa orang menganggap metode CPAP ini rumit dan tidak nyaman. Soalnya CPAP membuat kamu harus tidur dengan mesin, lalu menyesuaikan tali pada masker untuk mendapatkan kenyamanan dan keamanan yang pas. Pun, kamu perlu mencoba lebih dari satu jenis masker untuk menemukan mana masker yang nyaman.
Jangan berhenti menggunakan mesin CPAP jika kamu mengalami masalah ketidaknyamanan ini. Tanyakan kepada dokter untuk mengetahui perubahan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kenyamananmu saat tidur.
Hubungi dokter jika kamu masih mendengkur atau mulai mendengkur lagi meskipun sudah diobati. Jika kamu mengalami perubahan berat badan, pengaturan tekanan mesin CPAP mungkin perlu disesuaikan.
Efek Samping Penggunaan Terapi CPAP
Perangkat CPAP perlu digunakan setiap malam selama waktu tidur. Beberapa pasien mengeluhkan ketidaknyamanan masker, hidung tersumbat, serta hidung dan tenggorokan kering saat menggunakan CPAP.
Baca juga: Sering Mendengkur, Awas Alami Kematian Mendadak
Beberapa orang juga menganggap perangkat ini terlalu membatasi dan tidak praktis, terutama saat bepergian. Sayangnya, keluhan ini terkadang menyebabkan penggunaan yang tidak konsisten, atau penghentian pengobatan. Pemasangan masker yang tepat, penggunaan humidifier, dan pengobatan sumbatan hidung oleh spesialis THT dapat membantu menyelesaikan masalah ini. Berikut adalah beberapa efek samping yang kerap dirasakan dan dialami pengguna terapi CPAP:
1. Aerophagia
Ini adalah istilah medis untuk makan atau menelan udara. Aerophagia biasanya terjadi ketika tekanan CPAP terlalu tinggi, sehingga menyebabkan gas dan kembung.
2. Claustrophobia
Banyak orang merasa sesak saat memakai masker CPAP karena masker pas di sekitar hidung. Perasaan klaustrofobia bisa menjadi lebih buruk bagi mereka yang memakai masker seluruh wajah yang dipasang di sekitar mulut dan hidungnya.
3. Kebocoran Masker
Jika masker CPAP tidak pas atau tidak dibersihkan dengan benar, dapat menyebabkan kebocoran. Jika terjadi kebocoran, kemungkinan besar mesin CPAP tidak dapat mencapai tekanan yang sudah disetel sebelumnya.
4. Hidung Kering, Bengkak, atau Mimisan
Hidung kering atau tersumbat adalah efek samping yang umum dari CPAP karena udara dari mesin dihembuskan ke jalan napas. Aliran udara yang konstan ini juga dapat menyebabkan mimisan.
Baca juga: Hidung Tersumbat, Gejala Sinusitis yang Mirip dengan Flu
5. Iritasi Kulit
Karena masker CPAP pas di wajah dan dipakai berulang kali, kulit bisa mengalami iritasi. Efek samping CPAP ini dapat menyebabkan iritasi kulit seperti ruam.
6. Mulut kering
Mulut kering adalah efek samping CPAP umum lainnya bagi mereka yang menggunakan masker seluruh wajah, serta pasien dengan masker hidung yang mengeluarkan napas dari mulut.
7. Infeksi
Jika mesin CPAP atau masker CPAP tidak dibersihkan dengan benar secara rutin, infeksi, seperti infeksi paru-paru atau sinus, dapat terjadi.
8. Sakit kepala
Meskipun sakit kepala bukan merupakan efek samping CPAP yang umum, sakit kepala dapat terjadi jika tekanan mesin disetel terlalu tinggi atau jika ada penyumbatan di sinus.
Referensi:
American Sleep Association. Diakses pada 2021. CPAP Side Effects.
American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery. Diakses pada 2021. Continuous Positive Airway Pressure (CPAP).
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Sleep Apnea.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan