Kenali Skrining Sifilis untuk Deteksi Sejak Dini
Halodoc, Jakarta - Skrining sifilis merupakan salah satu metode pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi keberadaan bakteri penyebab penyakit sifilis. Biasanya, skrining sifilis dilakukan sebelum gejala sifilis terlihat jelas pada seseorang. Sebelum membahas lebih lanjut tentang persiapan dan prosedur skrining sifilis, yuk simak penjelasan selengkapnya tentang gejala sifilis di sini!
Apa yang Dimaksud dengan Sifilis?
Sifilis atau yang lebih dikenal dengan sebutan raja singa merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang bernama Treponema pallidum. Sifilis tergolong sebagai salah satu infeksi menular seksual (IMS). Infeksi ini umumnya menyebar melalui hubungan intim dengan orang yang terinfeksi. Selain itu, sifilis juga dapat menyebar melalui cairan tubuh dari pengidap infeksi tersebut, misalnya melalui darah.
Hubungan intim yang dapat menyebarkan infeksi ini bisa berbentuk anal, vaginal, maupun oral. Selain itu, sifilis juga dapat menyebar melalui penggunaan jarum suntik secara bersamaan dengan pengidap infeksi ini. Penyebaran sifilis juga dapat terjadi dari seorang wanita hamil kepada bayi yang dikandungnya. Kondisi ini disebut dengan sifilis kongenital. Kondisi ini dapat mengakibatkan kematian bayi dalam kandungan. Meskipun penyebaran sifilis tergolong mudah, penyakit ini tidak dapat ditularkan melalui cara-cara di bawah ini, antara lain:
-
Memakai peralatan makan secara bergantian.
-
Berbagi toilet maupun kolam renang dengan pengidap sifilis.
-
Memakai pakaian secara bergantian.
Sifilis bisa menyebabkan kerusakan pada jantung, pembuluh darah, dan otak, jika tidak ditangani sesegera mungkin. Kondisi ini juga dapat menyebabkan kebutaan, kelumpuhan, hingga kematian. Ibu hamil yang mengidap kondisi ini dapat menyebabkan bayi lahir tidak normal, hingga kematian. Oleh karena itu, penting untuk menjalani skrining sifilis sebagai upaya pencegahan sejak dini. Skrining sifilis memiliki tingkat akurasi mencapai 75-85 persen.
Apa yang Membuat Seseorang Harus Menjalani Skrining Sifilis?
Skrining sifilis dapat dilakukan oleh para pekerja seks komersial, pengidap HIV yang masih aktif melakukan hubungan intim, seseorang yang melakukan hubungan intim dengan banyak pasangan tanpa menggunakan kondom, serta seseorang yang melakukan hubungan intim dengan cara anal. Orang-orang dengan indikasi tersebut disarankan untuk melakukan pemeriksaan setidaknya satu tahun sekali. Namun bila dirasa sangat berisiko, pemeriksaan dapat dilakukan 3-6 bulan sekali.
Apa Saja Persiapan dan Prosedur yang Dilakukan Pada Skrining Sifilis?
Pada skrining sifilis, sampel darah diambil melalui pembuluh darah vena, yang dilakukan dalam beberapa tahapan:
-
Dokter akan memasang tali pengikat elastis mengelilingi lengan pasien.
-
Dokter akan membersihkan area yang akan ditusuk jarum dengan cairan antiseptik, lalu memasukkan jarum ke pembuluh darah vena.
-
Setelah darah terkumpul pada tabung isap, dokter akan melepas tali pengikat, mencabut jarum, menekan kapas pada area bekas tusukan jarum, dan menempelkan plester.
-
Sampel darah yang diambil akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa.
Apa Saja Efek Samping yang Mungkin Terjadi Setelah Dilakukannya Skrining Sifilis?
Efek samping yang timbul dari pemeriksaan sifilis biasanya timbul akibat dari prosedur pengambilan darah. Namun, kondisi ini jarang terjadi. Efek samping tersebut antara lain adanya perdarahan, infeksi, pusing, dan memar atau lebam.
Kamu mau ngobrol langsung dengan dokter ahli terkait dengan skrining sifilis, atau masalah kesehatan lainnya? Halodoc bisa jadi solusinya. Dengan aplikasi Halodoc, kamu bisa ngobrol langsung dengan dokter ahli melalui Chat atau Voice/Video Call. Yuk, download aplikasinya segera di Google Play atau App Store!
Baca juga:
- 3 Cara Penularan Penyakit Sifilis Selain Hubungan Intim
- Bagaimana Ciri-Ciri Sifilis pada Ibu Hamil?
- Kenali 8 Gejala Sifilis pada Wanita